Thursday, February 14, 2013

Saat Ananda (Azzam) Sakit



Tidak seperti biasanya, dalam empat hari ini kesibukanku yang biasa sedikit terhenti dikarenakan Azzam (anakku) sakit. Bahkan, saya yang biasanya menelpon mama –selama Azzam sakit- sampai terlupa untuk menanyakan kabar beliau di kampung. Alhamdulillah tadi pagi tepatnya di hari ke empat, Azzam agak mendingan, barulah saya menanyakan kabar mama, yang ternyata mama juga sedang dalam keadaan kurang sehat. Syafahumallaah…
Kemarin, tepatnya selama tiga hari saya menemani Azzam yang lelah dengan demam, batuk, pilek dan terkadang disertai dengan muntah dan igauan saat tidurnya, lama kutatap wajah lelahnya yang sedang tidur di samping saya sembari merenung. Renungan panjang itu mengingatkan saya pada pembelajaran tentang sosok ibu dan anak, dimana saat ini saya sedang dalam proses itu, sebagai ibu bagi Azzam, dan sebagai anak buat Mama.
Dalam keadaan ini, terbayangkan saat dimana Mama telah 27 tahun membesarkan saya dalam berbagai keadaan, pastinya beliau tak pernah lelah menghadapi masa kecil kami –lima bersaudara – di saat kami duka, suka, sakit, senang bahkan dalam keadaan tersulit sekalipun. Semoga Allah membalas semua kebaikan beliau dengan Surga-Nya. Aamiiin… Saat menelpon, saya ceritakan kepada Mama perasaan dimana saya menghadapi Azzam yang sakit, saya merasa “lebih baik rumah berantakan dikarenakan Azzam aktif, daripada rumah selalu rapi, namun Azzam hanya terbaring lelah di samping saya tanpa semangat untuk bermain atau berkatifitas lainnya.” Mama menjawab, “karena itulah dulu Ayah selalu mengajarkan Mama untuk tidak marah pada anak-anak saat rumah berantakan karena anak-anak sedang bermain.” Kini saya mengerti, akan sangat tidak berarti penat yang kita rasakan saat membereskan mainan anak-anak, atau membereskan rumah dikarenakan anak yang aktif dan ‘belajar’ –bermain- di rumah, daripada terkurasnya pikiran kita menatap si anak yang lemah karena sakit, yang menyebabkan lelah hati, pikiran bahkan badan terasa penat dengan sendirinya melihat kondisi anak yang sakit.
Saat Azzam sakit pula, saya merasakan betapa besarnya karunia Allah SWT pada keluarga, sehingga bagaimanapun anak yang kita miliki, anak adalah harta yang takkan terganti, amanah yang sangat berharga, sehingga kita sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjadikannya sebagai Hamba Allah yang kelak membawa kebaikan bagi dunia dan akhirat. Belum lagi nikmat sehat yang Allah karuniakan akan terasa sangat berharga saat menghadapi ada salah seorang anggota keluarga kita yang sakit. Betapa besar nikmat yang Allah berikan dengan keberadaan anak di tengah keluarga, jika kita berjalan dengan aturan yang Allah SWT berikan. Semoga memberikan banyak pelajaran berarti bagi kita dalam menjalani tugas sebagai orangtua dan anak. Semoga dengan petunjuk yang Allah SWT berikan, kita mampu menjadi orang tua yang shalih dan membantu anak menjadi shalih dalam kehidupannya.
                Selain itu, dari sini pula saya merasakan eratnya kaitan antara kesyukuran dan kesabaran. Saat kita lebih mensyukuri atas apa yang Allah berikan dengan nikmat, di antaranya anak. Saat itu pula ada kesabaran kuat dalam diri kita selama menjaga dan mendidik anak. Begitu juga sebaliknya, saat kesabaran merajai diri dalam cara kita membesarkan dan mendidik anak, insyaallah kita akan mendapatkan kebahagiaan tiada tara melalui hasil yang kita dapatkan dari pola didik atau asuh kita, yang membuat kita akan memanjatkan syukur kepada Allah Sang Maha Pendidik yang Sempurna.
Saya sadari bahwa sebagai orang tua, seyogyanya kita menjalani peran dengan penuh kesabaran dan penuh syukur, sehingga anak pun akan mendapatkan dampak baik dari pola yang kita bentuk melalui sikap syukur dan sabar. Begitu juga saat kita sebagai anak, dengan mensyukuri semua yang Allah SWT berikan kepada kita melalui orangtua kita, pastinya kita bisa melakukan kebaktian baik dengan kesabaran dan membahagiakan hati orangtua kita dengan apa yang bisa kita maksimalkan membuat beliau bahagia. Karena itu anugrah terbesar dalam hidup adalah keluarga dengan adanya orangtua dan keturunan (anak-cucu) kita, dengan syukur yang senantiasa memancarkan kesabaran, dan dengan sabar yang senantiasa meliputi kesyukuran. Alhamdulillah…
Dini hari, Ruang Tengah F1 no.3
15 Februari 2013

http://zakiakadir.blogspot.com/2013/02/saat-ananda-azzam-sakit.html#links