Friday, January 30, 2015

Anak-Anak Kita

Anak-anak adalah amanah-Nya
Yang akan kita pertanggungjawabkan kelak dihadapan-Nya

Hak mereka adalah mendapatkan pendidikan dengan kasih sayang

Kewajiban kita untuk
Mendidik mereka dengan cinta
Mendidik mereka dengan hati

Menguatkan mereka dengan keimanan
Mendampingi mereka dengan kepercayaan
Menghiasi kehidupan mereka dengan akhlak yang penuh kebaikan

Sungguh, semua itu suatu hal yang besar dan harus kita mulai dari yang kecil.

Menikmati usaha dan proses dalam mendidik mereka adalah suatu keharusan

Mensyukuri kehadiran mereka dengan menjaga hati-hati mereka dari kejahatan dan kerusakan

Tanpa bimbingan-Nya,
sungguh kita tak mampu memberikan semua dengan sebaik-baiknya

Tanpa bimbingan-Nya,
sungguh jiwa kita takkan tenang dalam menghadapi kesalahan-kesalahan mereka

Ya Allah...
Bimbinglah kami...
Menjadi orangtua yang sebenarnya

30 Jan '15
GK. Parahyangan

Saturday, January 24, 2015

Innal insaana khuliqa khaluu'a

Alhamdulillah Allahuakbar…!!!

Ya, hanya kepada Allah tempat memuji serta tempat bersyukur atas nikmat diselesaikannya masalah yang sedang kita hadapi. Saat hidup dihadapkan dengan sebuah tantangan yang membuyarkan fokus kita dalam keluarga, pekerjaan, bahkan mengganggu kelancaran aktifitas positif di dalam rumah bersama anak-anak.

Sungguh, janji Allah senantiasa pasti, dalam firman-Nya yang menjelaskan bahwa, “Maka sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” (Al-Insyirah 5-6). Dalam keadaan ini Allah memberikan harapan kepada kita untuk tidak melemah dalam kesulitan yang dihadapi, karena kesulitan itu nantinya pasti diikuti sengan kemudahan.

Terkadang kita sempat merasa lemah saat dihadapkan dengan kesulitan, merasa begitu rapuh dan lelah untuk menghadapi kesulitan itu yang pastinya akan diikuti dengan kemudahan. Bahkan kita dihantui dengan rasa takut menghadapi konflik, padahal sudah kita ketahui bahwa setelah puncak pasti akan ada penurunan. Allah yang senantiasa memberikan pasangan dalam banyak hal, agar kita selalu menyadari bahwa segala sesuatunya bukanlah hal yang kekal, namun sementara. Diciptakan-Nya siang kemudian diikuti malam, diberikan penyakit kemudian dihadirkan obat, diberikan tantangan/masalah kemudian ditunjukkan jalan keluar, diberikan hidup kemudian mati.


Saat dihadapkan dengan masa sulit, seolah sebuah benda besar tengah menghimpit dada kita, sehingga terasa begitu sukar dan gelap pikiran untuk mencari jalan keluar. Allah tak lantas bersegera memberikan kemudahan dengan tujuan agar kita mampu bersabar mencari jalan keluar tersebut. Di sinilah kita diuji, ada yang bersabar dalam penantian dan berusaha mencari jalan keluarnya, kadang ada juga yang berputus asa sehingga merasa begitu sulit dan gelapnya jalan itu. Hendak menjadi apa kita saat menghadapi masalah, kitalah yang menentukan.

“Sungguh manusia itu diciptakan dalam keadaan keluh kesah, apabila ditimpakan kepadanya keburukan maka dia mengeluh, apabila ditimpakan kebaikan maka dia menjadi kikir, kecuali orang-orang yang shalat” (Al-Ma’arij 19-22)

Ya, saya sendiri mengalaminya saat masalah itu datang menerpa. Saat menghadapi tantangan dari masalah tersebut, saya sempat lemah. Allah mengajarkan kita untuk meminta tolong kepada-Nya dengan Sabar dan Shalat. Meski sudah melaksanakan shalat, ketika masalah itu menerpa, kadang kesabaran masih kurang maksimal saya gunakan untuk meminta pertolongan kepada Allah.

Merasa malu kepada Allah karena masih belum bijak menyikapi tantangan yang Allah berikan. Meski mengetahui bahwa Allah senantiasa memberikan kemudahan setelah kesulitan, tetap saja galau yang melanda membuat saya hilang kendali untuk bijaksana dengan masalah yang saya hadapi. Astaghfirullahal ‘azhiim, betapa lemahnya iman ini, ketika Allah mengujinya dengan kesulitan, sempat merasa rapuh dan nyaris hilang kendali.

“Rabbanaa zhalamnaa anfusanas wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakunannaa minal khaasiriin…”

Apalagi ketika kemudahan itu sudah Allah hadirkan dan kita merasa lega dengan jalan keluar tersebut, betapa kesulitan yang sebelumnya kita hadapi belum ada apa-apanya dibandingkan nikmat yang telah Allah berikan di sepanjang hidup kita. Malu kepada Allah yang Maha Bijaksana, semoga Engkau ampuni segala kekhilafan dan salah yang saya lakukan selama ini. Semoga Engkau kuatkan lagi langkah-langkah ini dalam menjalani kehidupan dengan indahnya iman kepada-Mu dengan menjadi ahli shalat, ahli Al-Qur’an dan menguraikannya dalam amal baik dan benar dalam menjalani segala aturan dengan ridha-Mu.

Terimakasih Allah, yang menciptakan kesulitan dengan diikuti kemudahan bahkan keindahan dalam kehidupan ini.

Teimakasih Allah, yang membimbing kami dalam meniti jalan keluar yang Engkau tunjukkan ke dalam hati-hati kami, sehingga manisnya dapat kami petik.

Terimakasih Allah, yang masih memberi kami pengampunan atas khilaf dan salah selama ini

Terimakasih Allah, yang memberikan kami pendampingan dan membuat kami bisa merenungi kembali masalah ini kelak sebagai pelajaran hidup bagi kami

Terimakasih Allah, walau masih dengan iman dan amal yang sangat minim, Engkau masih membantu kami dan senantiasa bersama kami.

Terimakasih Allah, karena Engkau telah menjadikan kami lebih kuat berjalan bersama dengan adanya masalah ini.

Terimakasih Allah, hanya kepada Engkaulah kami menyembah, mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Terangilah hati-hati kami dengan cinta kasih, sehingga apa yang kami keluarkan, apa yang kami amalkan hanyalah kebaikan nan penuh cinta dan kasih sayang, saling mengerti dan mudah minta maaf serta memberi maaf, mampu menahan amarah serta senantiasa berada dalam kebaikan amal.

Ammiiin allahumma Aaamiin
Alhamdulillahilladzi tatimmusshalihaat
Alhamdulillah ‘ala kulli haal
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin
Allahuakbar walillahil hamd…

Sekarang, “apabila telah selesai satu urusan, maka beralihkan ke urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu-lah hendaknya Engkau berharap” (Al-Insyirah 8-9)

Bisimillah…
G.K. Parahyangan, 25 01 2015


Sunday, January 11, 2015

Rencana di Januari

Tersenyum mengawali tulisan ini, karena sekarang bukan waktunya berencana lagi tapi sudah “AKSI”. Ya, sebenarnya untuk perencanaan memang sudah digambarkan dalam Vision Board (VB) 2015 yang berbeda dengan VB 2014. Kenapa berbeda? Karena saat pembuatan VB 2014 saya membuatnya dalam bentuk Full Gambar, sedangkan VB 2015 dibuat dalam bentuk Full Tulisan. Sekarang baru saya sadari bahwa hal ini sebenarnya mengalami penurunan, namun tetap saja untuk “isi” dari VB itu insyaallah mengalami peningkatan.

Mengevaluasi kegiatan tahun 2014 di akhir tahun lalu, Alhamdulillah atas nikmat Allah swt, ada rencana yang saya tuangkan dalam VB perlahan terwujud meski ada beberapa yang belum terwujud. Ini saya sebut kesuksesan atas diri saya karena di tahun-tahun sebelumnya memang belum pernah membuat VB, dan pertama kalinya menuangkan rencana hidup 1 tahun dalam VB, alhamdulillah ada hasil yang saya dapat. Meski hasilnya bisa dibilang masih setengah setengah.

Vision Board 2015
Tahun ini kami membuat tema “New Home in Team”, dengan tujuan membentuk tim keluarga yang baik dalam menjalankan peran kami sebagai orangtua, serta mengajak anak-anak untuk berperan di dalamnya. Pastinya semua ini tidaklah mudah, namun kewajiban kita adalah berusaha untuk menjadi lebih baik dengan beberapa rancangan yang dituangkan dalam VB 2015. Adapun untuk Januari ini, kami membuat manajemen keseharian, semoga saya (khususnya sebagai ibu) dapat menjalankannya sesuai dengan yang direncanakan serta dilancarkan oleh Allah swt.

Semangat yang pasang surut terkadang membuat “disiplin diri” melemah, sehingga berpengaruh terhadap keluarga, khususnya anak-anak. Apalagi saat beradaptasi dengan kondisi baru, membuat saya harus memulai kembali pengaturan keseharian yang sebelumnya berantakan. Tantangan terbesarnya adalah Manajemen Waktu.

Binder Manajemen Rumah & Standar Harian
Untuk memulai semua ini, saya membuat standar kegiatan harian untuk diri pribadi beserta anak-anak. Standar kegiatan tersebut baru saya selesaikan kemarin, yang akan dimulai pelaksanaannya hari ini, tepatnya 12 Januari 2015. 

Bismillahirrahmanirrahim… semoga keseharian kami tidak semata berada pada standar keseharian saja, namun bisa lebih dari itu.

Dengan bantuan Binder Manajemen Rumah, tahun ini akan menjadi tahun Manajemen bagi saya pribadi, baik itu manajemen diri, manajemen waktu, manajemen finansial dan manajemen-manajemen lainnya. Mengingat tahun lalu Binder Manajemen Rumah tidak saya gunakan dengan baik, maka hasilnya bisa ditebak “belum sukses” T_T.  Tugas utama saat ini adalah berproses dengan ikhtiar terbaik diikuti dengan pertahanan semangat yang harus kuat… hehe -edisi lebay-, agar semua bisa berjalan dengan sebaik-baiknya saat mendapatkan keadaan buruk. Serta menanamkan pemahaman diri untuk menghargai proses dan senantiasa melatih diri untuk kreatif dan inovatif. Ya, PR besarnya adalah belajar dan beramal. Karena tanpa ilmu, semua berjalan dalam kebutaan, sedangkan tanpa amal, maka semua adalah omong kosong belaka. Na’udzubillah…

Berbenah, berbenah dan berbenah, ini yang akan dikuatkan tahun ini.

Wahai diri…
Kewajibanmu sangat banyak…
Maka berbekallah dengan waktu yang Allah anugerahkan…
#4myself

GK. Parahyangan, 12 Jan 2015