…. Rabbanaa aamannaa faghfirlanaa warhamnaa wa anta khairurraahimiin…
“Sesungguhnya, ada segolongan dari
hamba-hamba-Ku berdo`a (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman,
maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat
Yang Paling Baik”. (Al-Mukminun: 109)
Rabbanaa
zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal
khaasiriin…
"…Ya
Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi. (Al-A`raaf: 23)
Rabbighfirlii wa liwaa lidayya warhamhumaa
kamaa rabbayaa nii shaghiira…
Ya Rabbi ampunilah dosaku dan dosa kedua
orangtuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku di waktu
kecil.
Ini juga merupakan doa yang sering kita
ucapkan. Di doa yang pertama, setelah memberikan pengakuan kepada Allah swt
bahwa kita beriman, diikuti dengan memohon ampun dan meminta rahmat Allah swt.
Ampunan dan rahmat yang memang hanya Allah yang punya kehendak terhadap kita,
apakah akan Allah karuniakan atau tidak.
Ya, meski sudah ada pengakuan keimanan,
itu tidak semata urusan kita selesai, tapi ada lanjutan untuk memohon ampunan
dan rahmat Allah swt. Karena, saat pengamalan dari ilmu sehingga meningkatkan
keimanan, bisa jadi kita sempat lalai atau salah, sehingga kita perlu ampunan
dari Allah swt. Diikuti lagi dengan meminta rahmat kepada Allah karena tanpa
rahmat Allah kita sungguh bukanlah apa-apa.
Tanpa ampunan dan rahmat Allah swt, kita
bukanlah apa-apa, bahkan kita adalah orang-orang yang merugi. Ini sesuai dengan
doa yang kedua, ‘wa in lam
taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khaasiriin’ (jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi).
Berlanjut
ke doa yang ketiga, yakni memohon ampunan untuk diri dan orang tua, serta
meminta rahmat Allah untuk orang tua, -dengan syarat- sebagaimana orangtua
menyayangi kita di waktu kecil.
Setelah
menjadi orangtua, dan mengajarkan doa tersebut kepada anak, juga setelah
membaca beberapa kisah ibu-ibu shalehah yang senantiasa mendoakan anak-anak
mereka, sontak membuat saya tercenung. Saat anak mendoakan kita agar dosa kita
diampuni dan Allah memberikan rahmat kepada kita, masih untung jika anak-anak
kita anak yang shaleh dan yang hanya mengingat kebaikan kita saat mereka
mendoakan kita. Namun, jika saat mereka mendoakan kita, yang terkenang dalam
hati dan benak anak saat berdoa kepada Allah tentang bagaimana buruknya kasih
sayang kita kepada mereka saat mereka kecil. Lantas, bagaimanakah kita akan
memperoleh rahmat Allah swt? Dan, ketika rahmat Allah tidak kita dapatkan,
betapa meruginya kita…
Belum
lagi, ketika juga ternyata kita sebagai orangtua juga jarang, bahkan nyaris
tidak ada mendoakan ampunan dan rahmat untuk anak kita. Kalaupun ada, mungkin
hanya diselipkan dalam mengucapkan salam kepada anak-anak “Assalamualaikum wa rahmatullahi wa
barakaatuhu”. Masih syukur,
jika saat mengucapkan salam, kita mengingat bahwa itu merupakan permintaan
rahmat dan berkah yang kita mintakan untuk anak. Namun, jika itu hanya sekedar
meluncur di lidah… tentunya tidak akan membekas, apalagi akan dikabulkan.
Mulai belajar lagi, bersungguh-sungguh
dalam menggunakan lisan dan menggunakan hati saat berbicara atau berdoa,
umumnya dalam segala hal, khususnya kepada anak-anak. Mulai belajar mendoakan
ampunan dan rahmat Allah swt untuk anak-anak dan bersungguh-sungguh dalam
mengucapkannya. Menjauhi doa-doa yang tidak baik dan kata-kata yang sia-sia
dalam mendidik anak-anak kita.
Ya Rabb… bimbinglah kami…
G.K. Parahyangan, 25 Nov 2015/13 Shafar
1437
No comments:
Post a Comment