Tuesday, November 24, 2015

Memohon Ampun dan Meminta Rahmat


…. Rabbanaa aamannaa faghfirlanaa warhamnaa wa anta khairurraahimiin…
“Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo`a (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik”. (Al-Mukminun: 109)

Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khaasiriin…
"…Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Al-A`raaf: 23)

Rabbighfirlii wa liwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaa nii shaghiira…
Ya Rabbi ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.

Ini juga merupakan doa yang sering kita ucapkan. Di doa yang pertama, setelah memberikan pengakuan kepada Allah swt bahwa kita beriman, diikuti dengan memohon ampun dan meminta rahmat Allah swt. Ampunan dan rahmat yang memang hanya Allah yang punya kehendak terhadap kita, apakah akan Allah karuniakan atau tidak.

Ya, meski sudah ada pengakuan keimanan, itu tidak semata urusan kita selesai, tapi ada lanjutan untuk memohon ampunan dan rahmat Allah swt. Karena, saat pengamalan dari ilmu sehingga meningkatkan keimanan, bisa jadi kita sempat lalai atau salah, sehingga kita perlu ampunan dari Allah swt. Diikuti lagi dengan meminta rahmat kepada Allah karena tanpa rahmat Allah kita sungguh bukanlah apa-apa.

Tanpa ampunan dan rahmat Allah swt, kita bukanlah apa-apa, bahkan kita adalah orang-orang yang merugi. Ini sesuai dengan doa yang kedua, ‘wa in lam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khaasiriin’ (jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi).

Berlanjut ke doa yang ketiga, yakni memohon ampunan untuk diri dan orang tua, serta meminta rahmat Allah untuk orang tua, -dengan syarat- sebagaimana orangtua menyayangi kita di waktu kecil.

Setelah menjadi orangtua, dan mengajarkan doa tersebut kepada anak, juga setelah membaca beberapa kisah ibu-ibu shalehah yang senantiasa mendoakan anak-anak mereka, sontak membuat saya tercenung. Saat anak mendoakan kita agar dosa kita diampuni dan Allah memberikan rahmat kepada kita, masih untung jika anak-anak kita anak yang shaleh dan yang hanya mengingat kebaikan kita saat mereka mendoakan kita. Namun, jika saat mereka mendoakan kita, yang terkenang dalam hati dan benak anak saat berdoa kepada Allah tentang bagaimana buruknya kasih sayang kita kepada mereka saat mereka kecil. Lantas, bagaimanakah kita akan memperoleh rahmat Allah swt? Dan, ketika rahmat Allah tidak kita dapatkan, betapa meruginya kita…

Belum lagi, ketika juga ternyata kita sebagai orangtua juga jarang, bahkan nyaris tidak ada mendoakan ampunan dan rahmat untuk anak kita. Kalaupun ada, mungkin hanya diselipkan dalam mengucapkan salam kepada anak-anak “Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu”. Masih syukur, jika saat mengucapkan salam, kita mengingat bahwa itu merupakan permintaan rahmat dan berkah yang kita mintakan untuk anak. Namun, jika itu hanya sekedar meluncur di lidah… tentunya tidak akan membekas, apalagi akan dikabulkan.

Mulai belajar lagi, bersungguh-sungguh dalam menggunakan lisan dan menggunakan hati saat berbicara atau berdoa, umumnya dalam segala hal, khususnya kepada anak-anak. Mulai belajar mendoakan ampunan dan rahmat Allah swt untuk anak-anak dan bersungguh-sungguh dalam mengucapkannya. Menjauhi doa-doa yang tidak baik dan kata-kata yang sia-sia dalam mendidik anak-anak kita.

Ya Rabb… bimbinglah kami…

G.K. Parahyangan, 25 Nov 2015/13 Shafar 1437






No comments: