Tuesday, April 29, 2014

30 April 2014: Tahun Kelima Kita Berumah Tangga


April adalah bulan cinta untuk keluarga kecil kami. Bagaimana tidak? Jika April 2009, kami mulai dipertemukan Allah dalam pernikahan, maka di April-April berikutnya kami mendapatkan kebahagiaan lain yang Allah SWT anugerahkan kepada keluarga kami:

1.       Muhammad Azzam El-Fata
5 April 2010 hingga 2014, Azzam sudah menggenapkan umurnya 4 tahun. Alhamdulillah Allah memberikan nikmat sehat dan cerdas untuk putra pertama kami.

2.       Aliya Sakhi Ismail
3 April 2013 hingga 2014, Aliya pun berumur 1tahun. Alhamdulillah, semua kebaikan dan kebahagiaan Allah berikan, semoga senantiasa Engkau ridha terhadap kami. Aamiin Allahumma aamiin

3.       Bertambahnya usia pernikahan kami (Zakia-Ismail) untuk tahun ke lima di tahun 2014 ini. Tepatnya 30 April ini… ^_^

Bulan cinta, semoga senantiasa Allah limpahkan cinta kepada keluarga kami dan di antara kami. Tak lantas hanya cinta, namun dipenuhi dengan kasih sayang dan saling menghargai satu dan lainnya.

Dilihat dari mulai menikah sampai tahun ini, maka setiap bulan April dari tahun ke tahun, ada tambahan hari bahagia yang kami nanti-nanti, dengan bertambahnya anggota keluarga dan bertambahnya usia mereka dan bertambahnya usia pernikahan kami. Alhamdulillah ^_^

Tahun ini, banyak pelajaran baru dan haru yang kami rasakan menjelang 5 tahun kami menjalani hidup bersama. Hidup merantau dari Sumatera ke Jawa, tepatnya Bukittinggi-Bandung, membuat kami banyak belajar dan belajar dalam menjalani kehidupan berkeluarga.

Warna perjalanan hidup yang beragam membuat kami mulai mengerti, bahwa pernikahan dan keluarga adalah tempat belajar yang paling utama bagi kami dan anak-anak. Hm, terkenang kembali akhir Maret lalu, kami melakukan perjalanan untuk menambah pembelajaran kami tentang kehangatan keluarga. Kami mengikuti kegiatan berkemah di Salatiga dalam acara Festival Pendidikan Rumah yang biasa dikenal dengan FESPER.

Ya, FESPER merupakan salah satu perjalanan kami sekeluarga yang memberikan pembelajaran baru dalam kehidupan kami. Sesuai dengan tema Fesper tahun ini, “LEARNING, SHARING, NETWORKING”, di sana kami menimba ilmu dari keluarga-keluarga yang sudah lebih dahulu menjalankan pendidikan rumah untuk anak-anak mereka. Kami tertarik dengan pendidikan rumah yang dijalankan keluarga dalam acara tersebut, dan untuk menceritakan ini lebih lanjut, perlu satu judul baru lagi untuk diceritakan. ;)

Kembali terkenang awal pernikahan kami, 30 April 2009 (lima tahun yang lalu). Tepatnya hari Jum’at, akad nikah yang berlangsung, ada satu hal yang sampai saat ini selalu teringat dan selalu saya ceritakkan kepada suami di 30 April tahun-tahun berikutnya. Yaitu, saat suami menangis membacakan “Shigat Ta’liq”. Jika menangis haru, mungkin sudah biasa. Tapi ini adalah tangisan misteri, yang saat itu memberikan seribu pertanyaan bagi semua yang hadir dalam Majelis Pernikahan kami, khususnya bagi saya sendiri sebagai mempelai. Ya, hari itu, suami dan mertua perempuan menangis sesenggukan, diiringi dengan kebingungan saya (istri) dan mama, yang kemudian juga menitikkan air mata.

Bahkan, setelah acara nikahan pun, kami tak sempat berfoto dengan surat nikah, maupun foto bersama antara dua keluarga, juga tak sempat kita ambil. Entah karena sempit waktu atau karena ada perasaan yang tak menentu di hati kami saat itu, sehingga memutuskan untuk pulang saja. Hmm…

Sekarang di tahun ke lima ini, saat saya menyampaikan bahwa akhir bulan ini, tepat 5 tahun usia pernikahan kami. Beliau lantas bertanya, “Hm… iya. Bagaimana bunda? Masih amankah?”

Sambil tersenyum, saya berkata “Hehe, kalau ga aman, mungkin sekarang kita enggak membahas ini sekarang, semoga bisa lebih baik dalam menjalani peran sebagai pasangan dan orangtua ya Ayah”.

“Aamiin… Insyaallah”, jawab beliau.

Kalau mengingat umur 5 tahun, rasanya hanya berada 1 tahun di atas umur si sulung kami, “Muhammad Azzam Elfata”. Jika saat pernikahan pertama, saya memberi istilah kepada suami, “Pernikahan usia Bayi”, maka tahun ke 5 ini saya menyebutnya, “Pernikahan Usia Kanak-Kanak”.

Ya, 5 tahun pernikahan, sudah mulai membuat kami belajar pasangan dan orangtua bagi 2 anak kami, Azzam dan Aliya.

Untukku dan suamiku (untuk kita):

Alhamdulillah, atas nikmat kehidupan bersama yang Allah berikan kepada kita. Dengan berkah dan tuntunan-Nya pula sampai detik ini kita masih bersama dan berjalan beriringan menuju perjalanan masa depan yang berujung di akhirat nanti, Insyaallah.

Lima tahun dengan kehidupan baru dan status baru sudah selayaknya membuat kita lebih dewasa lagi walau masih dengan usia pernikahan yang kanak-kanak :)

Lima tahun bersama, kita mulai belajar mengurus dua anak dan Allah pun meluaskan rezeki-Nya melalui amanah yang telah Dia titipkan pada kita saat ini.

Lima tahun bersama sudah semestinya membuat kita menjadi:

1.       Makin banyak belajar dan mencari ilmu dalam menjalani kehidupan sebagai pasangan dan menjadi orang tua bagi anak-anak kita

2.       Makin memberikan waktu terbaik untuk keluarga kita dalam setiap hari yang kita miliki

3.       Makin taat kepada Allah swt dan mendekat kepada-Nya melalui ibadah serta penuh kesyukuran dan kesabaran.

4.       Senantiasa meminta doa dan restu kedua orang tua.

Lima tahun bersama, semoga kelak makin menguatkan kita dalam ketaatan dan kebersamaan…

Ya Allah… Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana…

Karuniakan kami kedamaian yang hakiki, yang berasal dari Cinta-Mu. Kedamaian yang muncul bagi keluarga kami dan tersebar bagi anak keturunan kami. Dekatkan keluarga kami pada ampunan-Mu dan dekat kepada Cinta-Mu

Mohon Engkau jadikan keluarga kami menjadi sebaik-baik tempat mendidik bagi anak-anak kami, mengenalkan mereka pada Kebesaran-Mu, membahagiakan mereka pada Ampunan-Mu, membuat mereka menangis karena takut pada balasan-Mu yang Maha Adil, semoga kelak kami dapat berkumpul kembali dalam keridhaan dan Surga-Mu, menjadi golongan orang-orang yang shalih dan shalihah, yang Kau janjikan untuk memperoleh Surga-Mu

Aamiin Yaa Mujiiba as-Saa-iliiin....