Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu...
29 Mei 2007, tepatnya sudah tujuh tahun ayah meninggalkan kami, menuju tempat pulang sejati. Ke pangkuan Ilahi Yang Maha Tinggi.
Sore hari, setelah 10 hari sebelumnya saya wisuda Sarjana, dan setelah 7 hari kita pergi berfoto bersama ke studio foto di Bukittinggi.
Ayah, dengan kesungguhan beliau memimpin keluarga dan mendidik kami. Saat kami beranjak dewasa, beliau menjadi sahabat kami dalam berbagai cerita.
Ayah, dengan wibawa beliau, menjadikan kami (kelima anak beliau) senantiasa segan namun dekat dalam berbagai suasana.
Tujuh tahun berlalu, dengan ketiadaan Ayah bersama kami. Alhamdulillah, nikmat Allah kami rasakan di sini dengan sangat berlimpah, semoga Ayah di sana juga mendapat Rahmat berlimpah dari Allah Ta'ala.
Tujuh tahun yang lalu, tepatnya malam ini. Kami berlima dan Mama mulai melalui hari tanpa kehadiran Ayah. Meski jasad tak mampu bertemu, mata tak mampu memandang, namun hati kami tetap lekat memelukmu.
Ayah, alhamdulillah karunia Allah Swt sangat banyak kepada kita. Cita-cita Ayah untuk menjadikan kami semua sarjana sudah hampir tercapai. Dimana Rahma, anak bungsu Ayah, sekarang telah mulai memasuki tahun akhir S1 di Universitas.
Berkat do'a dan bimbingan mama, serta dukungan Kak Dina dan kami bersaudara, Alhamdulillah Allah lancarkan perjalanan pendidikan anak-anak Ayah.
Kalau direnungkan, Ayah sudah menyelesaikan tugas beliau di dunia, khususnya sebagai pendidik kami sebagai amanah yang Allah Swt titipkan kepada Ayah dan Mama. Maka kini, tugas itu berlanjut kepada kami, khususnya saya yang kini juga sudah menerima amanah dari Allah Swt.
Akankah kelak yang saya cita-citakan untuk anak-anak yang saya lahirkan akan tercapai? Akankah tugas sebagai istri bagi suami, bunda bagi anak-anak dan anak bagi Mama, saudara bagi adik dan kakak, serta sebagai anggota masyarakat bisa saya laksanakan dengan baik?
Lalu bagaimana pula kami mempersiapkan diri untuk perpisahan di dunia demi bertemu dengan-Mu di saat ajal menjelang? Serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang makin panjang jika dituliskan.
Kepada Allah Swt yang Maha Tahu dan Berkehendak saya serahkan semuanya. Saat ini kewajiban saya belajar, berencana dan berusaha dengan sebaik-baiknya. Kelak Allah jua yang memutuskan apa yang layak bagi saya dan keluarga.
Sebenarnya diantara banyak hal yang masih belum tercapai, ada satu hal yang sangat ingin saya wujudkan sebagai tanda cinta dan sayang saya kepada Ayah dan Mama. Yang sampai sekarang masih saya upayakan. Semoga Allah memampukan dan melayakkan saya untuk mencapainya. Aamiin Allahumma Aamiin...
#mengenang 7 tahun meninggalnya Ayah Abdulkadir Linin yang kami cintai dan kami banggakan.
Terimakasih Ayah, untuk semuanya. Semoga do'a-do'a kami adalah amalan yang tak terputus sampai kepadamu. Kelak, kami pun akan mengikuti perjalanan yang sama dengan yang Ayah lalui.
Semoga kelak Allah Swt mempertemukan kita semua dan keturunan-keturunan Ayah di Syurga-Nya... Aamiin Ya Mujiibas Saa-iliin...
Kamis, 29 Mei 2014
Ruang Tengah, Marken.