Bismillahirrahmaanirrahiim…
Termangu
membaca grup WA dari produsen Abaca Flashcard, Mba Diena Ulfaty. Beliau
membahas tentang syukur yang beliau kutip dari karya Ulama Ibn Qayyim
Al-Jauziyah. Syukur yang tak sekedar ada di dalam hati, terucap di lidah atau
tertulis di ‘status’, namun harus terurai dalam perbuatan.
Ya,
wujud syukur yang tak melulu dengan ucapan Alhamdulillah
saja, tidak selalu dengan kata ‘terima kasih’ saja, tetapi diikuti dengan
makin kuatnya ibadah, baiknya hati dan banyaknya amal shalih. Jika dikaitkan
dengan harta, maka seseorang akan banyak bersedekah harta sebagai wujud syukur
dari rejeki yang didapatkan. Jika dikaitkan dengan ilmu, maka ilmu yang dia
peroleh tak lantas membuatnya merasa pintar, namun memberikan manfaat pada sekitarnya.
Jika dikaitkan dengan kesehatan dan kekuatan jasmani, maka dengan mudah dia
memberikan bantuan atau pertolongan bagi yang memerlukan.

Syukur
kepada Allah SWT selalu mencakup kepada tiga hal:
1. Mengakui
kenikmatan yang diterima secara batin, bersyukur dengan hati
2.
Membicarakan
kenikmatan secara lahir, bersyukur dengan lisan.
Firman Allah SWT: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah
kamu menyebutnya (dengan bersyukur)” (QS: Al-dhuha: 11)
3. Memanfaatkan
kenikmatan dalam rangka menaati-Nya dan mencegah diri dari kemaksiatan, bersyukur
dengan perbuatan.
Firman Allah SWT: “Bekerjalah hai keluarga Daud, untuk
bersyukur kepada Allah” (QS: Saba’: 13)
Kadang,
kita sering lupa bahwa nikmat yang Allah SWT berikan sangat banyak, sehingga
membuat kita menjadi kurang bersyukur, apalagi dengan menambahnya dengan
keluhan. Kembali mengingat bahwa nikmat itu tidak sebatas apa yang bisa kita
makan, minum atau hanya sebatas harta saja. Tetapi nikmat itu sangat luas dan
yang paling agung adalah nikmat Iman dan Islam. Jika saja nikmat ini bisa kita
syukuri dengan baik, maka tak ada lagi kebahagiaan yang melebihi dari keimanan
dan keislaman yang kita miliki. Allah SWT memberikan jalan dan pedoman untuk
kita menjalani hidup dengan naungan-Nya. Semoga Allah SWT ridha… Aamiiin
allahumma aamiin.
Nikmat
lainnya yang kita miliki dan jarang kita sadari adalah nikmat penutupan aib,
penangguhan dosa, nikmat teguran, nikmat taubat, nikmat sebagai hamba yang
terpilih (terpilih mampu berpegang teguh pada tali Allah pada zaman penuh
musibah), nikmat sehat, dan yang teakhir nikmat harta (makanan, minuman, dan
pakaian).

Perjalanan
menuju syukur yang sebenarnya tidaklah mudah, namun akan menjalani proses
panjang, sebelum kita benar-benar bisa dikatakan bersyukur. Syukur yang harus
didahului dengan sikap ridha, dan berdampingan dengan sikap sabar, bahkan
sehingga suatu saat kita benar-benar bisa memahami makna “Alhamdulillah ‘alaa kulli haal”.
Tepatnya
syukur secara umum ditujukan kepada makanan, minuman, pakaian dan kekuatan
tubuh. Sedangkan syukur secara khusus menunjukkan kepada tauhid, keimanan dan
kekuatan hati.
“Allahumma a’innii
‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika” (Ya Allah, bantulah aku untuk
mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah dengan baik kepada-Mu)
Tulisan minggu lalu, baru posting hari ini... :)
Dini hari, Ruang Tengah
Margahayu Kencana
No comments:
Post a Comment