Saturday, November 30, 2013

Selamat Datang Desember…!


Hari pertama di bulan Desember ceria J. Bulan dimana 28 tahun yang lalu saya dilahirkan. Alhamdulillah, waktu berjalan memberikan banyak pelajaran kepada saya tentang makna kehidupan, perjuangan, pengabdian dan pengorbanan. Perjalanan waktu yang membuat saya seyogyanya menjadi dewasa dengan umur yang mendekati kepala tiga. Dengan status yang sudah berubah dari lajang, berpasangan dan sekarang sudah berketurunan. 

Dua puluh delapan tahun, masih masa produktif untuk bisa “menjadi”, selayaknya sudah mulai banyak yang berisi di kepala dan hati. Sepatutnya sudah banyak yang disadari dan diperbaiki, juga seharusnya sudah banyak yang disebar dengan manfaat. 

Ya, 28 angka dimana umur sudah melebihi seperempat abad, saya, Zakia Mutmainnah Kadir, harus lebih berarti untuk diri sendiri, suami, anak-anak dan lingkungan sekitar. Semua memang takkan sempurna dalam kebaikan, namun bukanlah hal yang mustahil saat saya bisa berbuat yang terbaik dan berbeda sehingga mempunyai nilai dan manfaat di hadapan Allah s.w.t kelak. 

Dua puluh delapan tahun, Raqib dan Atid menjadi saksi dari semua tingkah polahku menjadi manusia di dunia. Pencatat amal baik dan buruk itu, sesuai perintah-Nya, pasti takkan lengah sedetik pun untuk mencatat semua yang diperbuat oleh hati, lidah dan anggota tubuhku. Semua telah terekam, semua telah tercatat. 

Bagaimana kelak nanti, ketika saya sudah digiring ke kehidupan selanjutnya, kehidupan baka yang Allah s.w.t janjikan untuk semua yang hidup. Dunia fana. Serta isi-isinya. Maka debu dari dunia itu adalah saya, akankah saya hanya menambah berat bumi atau bisa menegakkan “La ilaaha Illa Allah” di setiap sisi hidup saya.

Dua puluh delapan tahun, dimana tanggungjawab akan berganti dan bertukar sesuai posisi hidup yang saya lakoni. Akankah memberikan bahagia atau hanya habis dengan penat dan lelah belaka? Semoga pada akhirnya tiada lagi penyesalan dan kesiaan, karena inginnya hati dan diri menjadi manusia yang mampu berlaga dengan fitrah (Islamnya) di dunia menuju ke akhirat sana.

Dua puluh delapan tahun, ketika dua amanah masih perlu penjagaan yang baik dan teliti, ketika ilmu juga menyeru untuk dibagi. Saat ini, keputusan telah diambil, saya harus lebih berarti.

Ya Allah, apapun yang Engkau anugerahkan, jadikan hamba bersyukur dan bermanfaat karenanya. Kemampuan apapun yang Engkau titipkan, jadikan hamba bisa memberikan pengabdian. Karena Engkau telah menjadikan hamba salah satu makhluk terbaik (manusia) maka tugas hamba untuk melakoninya dengan sebaik-baik seperti yang Engkau kehendaki. Saya yang sudah mulai membuat rancangan kehidupan ke depan, semoga Engkau kehendaki dan rahmati. Aamiiin Allahumma Aamiin.

Meskipun terlambat, dua puluh delapan tahun membuat saya penuh tekad untuk kuat dalam berbuat. Semoga Allah Ridha… :)

Dini hari, 01 Desember 2013
Margahayu Kencana

Thursday, November 28, 2013

Perbaikan Asupan Keluarga


Azzam, 3 tahun 7 bulan semakin susah makan, tapi minum susunya sering sekali. Kuatir juga dengan kesehatan dan asupan gizinya. Minggu lalu sudah jalan-jalan ke Book Mart, sayang masih belum menemukan buku resep masakan yang diharapkan. Apa mungkin karena saya terlalu sering mendengar nama Pak Wied Harry, sehingga buku resep masakan yang saya incar adalah tulisan bapak yang satu ini. Coba beli buku yang penulisnya lain, malah belum PD untuk membuatnya. Apa jangan-jangan ini mindset saya yang salah?

Cari toko buku OnLine, sudah 3 hari dipesan dengan sms sampai hari ini masih belum ada jawaban :(. Akhirnya tadi dicari di Fbnya Pak Wied Harry langsung, ada yang dicari, tapi setiap buku harganya ditambahi ongkos kirim, jadi beli 2 buku, ongkos kirimnya jadi 2kali lipat. Hm, sepertinya jadwal minggu ini saya minta tolong suami antar ke Palasari buat hunting buku resepnya Pak Wied. Berharap buku itu bisa didapatkan, Aamiin :)

Kalau untuk makan, alhamdulillah untuk saya dan suami bisa makan apa aja, asal jangan makanan berat saja, seperti batu, papan dan sejenisnya, hehe. Maksudnya kalau kami memang tidak terlalu memilih untuk masalah makanan, apa yang ada dan tersaji insyaallah dimakan. Tapi tetap saja sekarang, apalagi sejak mau berubah,-ehm-  saya malah memikirkan asupan sehat dan tepat untuk keluarga kecil ini. Bisa dibilang sangat terlambat saya sadarnya, setelah 4 tahun menikah baru punya kesadaran perbaikan masalah makanan. Walaupun terlambat, semoga saat ini tetap berkah untuk melakukan perubahan. Aamiin.

Untuk memasak makanan yang sehat dan baik (halalan thayyiba) itu tidak harus menunggu saya jadi koki handal, tapi harus dari sekarang, SEMANGAT!!! (Menyemangati diri sendiri yang dari dulu selalu merasa terlambat berubahnya…)

Insyaallah, mulai 1 Desember, setelah buku Pak Wied ada di tangan, maka kehidupan saya dan keluarga saya mulai berubah dalam hal makanan. Azzam akan suka makan dan Aliya akan punya banyak variasi MPASI-nya di Desember dan bulan-bulan berikutnya.

Semoga dengan menjalankan ini, nantinya saya lebih bisa mengatur waktu dengan baik antara kegiatan utama saya dengan kegiatan sampingan. Harus lebih baik di Desember, setelah November berhasil menjadi Bunda yang lebih penyabar dan sadar untuk Azzam dan Aliya. Insyaallah, saya BISA.

Ya Allah, semoga Engkau lancarkan perjalanan perubahan ini, mulai dari diri hamba, hingga keluarga hamba dan meluas ke lingkaran kehidupan hamba. Aamiiin allahumma aamiin.

DO THE BEST :)

Hehe, tulisan yang singkat. Biar singkat yang penting NULIS :D

                Dini hari, 29 November 2013
Margahayu Kencana


Wednesday, November 27, 2013

Langkah Awal Menuju "Keluarga Bahagia Terencana"


Juli 2013, awal mula pola pikirku sebagai ibu (berhubung dipanggil Bunda, lebih senang pakai kata “Bunda” nantinya), mulai berbanding terbalik dari biasanya. Jika dulu selalu berpikir, saya harus kerja apa, supaya tidak dinilai “tidak bekerja”, maka sekarang saya berpikir “pekerjaan saya sudah banyak” maka saya harus maksimal dengan pekeraan saat ini. Jika dulu menambah kegiatan dengan membuka OnLine Shop “Galeri HoosLook (Husnul Khuluq)”, sekarang malah merasa perlu penciutan waktu untuk Bisnis OnLine yang satu ini. Dulu berpikir bagaimana bisa menjual banyak barang, sekarang malah ingin menjadikan 3 jenis barang saja yang dijual, (jenis lainnya diproduksi, hehe…).

Alhamdulillah atas semua nikmat pembelajar yang Allah s.w.t karuniakan, hingga detik ini, masih bisa belajar dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik untuk kehidupan akhirat kelak, tanpa melupakan bahagian dunia yang Allah Ta’ala sediakan saat ini. 

Lima bulan berjalan dengan sikap dan pemikiran yang baru dalam dunia rumah tangga dan anak. Sangat banyak hal positif yang saya rasakan, tepatnya saya mulai berubah dalam berbagai hal. Secara umum dalam menjalani aktifitas sebagai istri dan ibu, secara khusus dalam menyikapi dan mendidik anak-anak. 

Dulu, dengan Azzam, anak pertama sebetulnya sudah mulai belajar lebih baik, tapi belum terasa ada perubahan dalam hati dan pikiran. Alhamdulillah kini, saat Azzam sudah mendapat adik baru, Aliya, semua serasa jauh berbeda. Jika dulu berniat punya karir tinggi dalam waktu dekat, maka sekarang berniat menjadi Ibu yang terbaik untuk Azzam dan Aliya. Walau kadang menjadi Istri yang terbaik, masih belum kujalankan kepada Ayah dari anak-anakku.

Ya, sekarang suami pun jauh lebih bersabar dalam menghadapi kesibukan saya bersama anak. Sekalipun lelah atau sibuk bekerja, saat saya memerlukan bantuan (yang kadang bisa mengganggu pekerjaan beliau), maka beliau bersedia pulang dan membantu. Kadang saya yang merasa masih ketergantungan dengan bantuan beliau. Apalagi karena beliau punya usaha sendiri, jadi semua waktunya seolah bisa ‘diganggu’ dengan permintaan tolong dariku. Tetap saja ini menjadi catatan bagiku, bahwa saya harus lebih mandiri lagi. :)
 
Awal perubahan ini terjadi setelah saya membaca postingan teman FB tentang Ibu Profesional, lalu singgah ke www.ibuprofesional.com dan akhirnya menjadi salah seorang murid di kuliah OnLine yang biasa disebut dengan “webinar.” Program kuliah “Bunda Sayang”, inilah tingkatan pertama yang harus dikuasai. Memang kuliahnya tanpa ada sks maupun nilai (grade), tapi tugas kuliah akan diberikan di beberapa kelas, dan dijadikan syarat untuk mengikuti kuliah berikutnya. Pertama mengikuti webinar, semangat “bersekolah” kembali membuncah. Sekalipun bukan titel atau gelar yang akan saya dapatkan di awal ataupun penghujung nama saya, namun pembelajaran ini benar-benar memberi makna bagi diri saya, dan keluarga.

Bunda Profesional, :) nama yang bagus atau profesi yang bagus? Hehe… sepertinya ini bukan bahasan penting, tapi yang terpenting adalah sikap yang profesional, walaupun tanpa harus menggunakan nama Zakia Mutmainnah Kadir S.S., M.A, Bunda Profesional, hohoho… namun nanti kelak hanya akan bergelar Almh. Zakia Mutmainnah binti Abdulkadir Linin.

Ya, gelar almarhumah yang akan dicapai nantinya, adalah makna bahwa pembelajaran sebagai Bunda atau Orang Tua adalah materi yang tanpa akhir. Benar sabda Rasulullah, yang artinya, “Menuntut ilmu, wajib (fardhu) bagi setiap muslim/at,” begitu juga “Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat.”

Jika sudah begini, langsung saja hati ini menyeru, “Ya Rabb… Mohon jadikan kami orangtua yang meninggalkan keturunan yang kuat. Kuat imannya, dien-nya dan istiqamah dalam kebaikan dan kebenaran. Jadikan kami dan keturunan kami keluarga yang ‘mendirikan’ shalat dan penghafal Al-Quran. Aamiin Allahumma Aamiin.”

Apa-apa saja perubahan yang terjadi pada diri saya dan keluarga?
Insyaallah bersambung… :)
Marken, 28 Nov 2013