Wednesday, November 27, 2013

Langkah Awal Menuju "Keluarga Bahagia Terencana"


Juli 2013, awal mula pola pikirku sebagai ibu (berhubung dipanggil Bunda, lebih senang pakai kata “Bunda” nantinya), mulai berbanding terbalik dari biasanya. Jika dulu selalu berpikir, saya harus kerja apa, supaya tidak dinilai “tidak bekerja”, maka sekarang saya berpikir “pekerjaan saya sudah banyak” maka saya harus maksimal dengan pekeraan saat ini. Jika dulu menambah kegiatan dengan membuka OnLine Shop “Galeri HoosLook (Husnul Khuluq)”, sekarang malah merasa perlu penciutan waktu untuk Bisnis OnLine yang satu ini. Dulu berpikir bagaimana bisa menjual banyak barang, sekarang malah ingin menjadikan 3 jenis barang saja yang dijual, (jenis lainnya diproduksi, hehe…).

Alhamdulillah atas semua nikmat pembelajar yang Allah s.w.t karuniakan, hingga detik ini, masih bisa belajar dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik untuk kehidupan akhirat kelak, tanpa melupakan bahagian dunia yang Allah Ta’ala sediakan saat ini. 

Lima bulan berjalan dengan sikap dan pemikiran yang baru dalam dunia rumah tangga dan anak. Sangat banyak hal positif yang saya rasakan, tepatnya saya mulai berubah dalam berbagai hal. Secara umum dalam menjalani aktifitas sebagai istri dan ibu, secara khusus dalam menyikapi dan mendidik anak-anak. 

Dulu, dengan Azzam, anak pertama sebetulnya sudah mulai belajar lebih baik, tapi belum terasa ada perubahan dalam hati dan pikiran. Alhamdulillah kini, saat Azzam sudah mendapat adik baru, Aliya, semua serasa jauh berbeda. Jika dulu berniat punya karir tinggi dalam waktu dekat, maka sekarang berniat menjadi Ibu yang terbaik untuk Azzam dan Aliya. Walau kadang menjadi Istri yang terbaik, masih belum kujalankan kepada Ayah dari anak-anakku.

Ya, sekarang suami pun jauh lebih bersabar dalam menghadapi kesibukan saya bersama anak. Sekalipun lelah atau sibuk bekerja, saat saya memerlukan bantuan (yang kadang bisa mengganggu pekerjaan beliau), maka beliau bersedia pulang dan membantu. Kadang saya yang merasa masih ketergantungan dengan bantuan beliau. Apalagi karena beliau punya usaha sendiri, jadi semua waktunya seolah bisa ‘diganggu’ dengan permintaan tolong dariku. Tetap saja ini menjadi catatan bagiku, bahwa saya harus lebih mandiri lagi. :)
 
Awal perubahan ini terjadi setelah saya membaca postingan teman FB tentang Ibu Profesional, lalu singgah ke www.ibuprofesional.com dan akhirnya menjadi salah seorang murid di kuliah OnLine yang biasa disebut dengan “webinar.” Program kuliah “Bunda Sayang”, inilah tingkatan pertama yang harus dikuasai. Memang kuliahnya tanpa ada sks maupun nilai (grade), tapi tugas kuliah akan diberikan di beberapa kelas, dan dijadikan syarat untuk mengikuti kuliah berikutnya. Pertama mengikuti webinar, semangat “bersekolah” kembali membuncah. Sekalipun bukan titel atau gelar yang akan saya dapatkan di awal ataupun penghujung nama saya, namun pembelajaran ini benar-benar memberi makna bagi diri saya, dan keluarga.

Bunda Profesional, :) nama yang bagus atau profesi yang bagus? Hehe… sepertinya ini bukan bahasan penting, tapi yang terpenting adalah sikap yang profesional, walaupun tanpa harus menggunakan nama Zakia Mutmainnah Kadir S.S., M.A, Bunda Profesional, hohoho… namun nanti kelak hanya akan bergelar Almh. Zakia Mutmainnah binti Abdulkadir Linin.

Ya, gelar almarhumah yang akan dicapai nantinya, adalah makna bahwa pembelajaran sebagai Bunda atau Orang Tua adalah materi yang tanpa akhir. Benar sabda Rasulullah, yang artinya, “Menuntut ilmu, wajib (fardhu) bagi setiap muslim/at,” begitu juga “Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat.”

Jika sudah begini, langsung saja hati ini menyeru, “Ya Rabb… Mohon jadikan kami orangtua yang meninggalkan keturunan yang kuat. Kuat imannya, dien-nya dan istiqamah dalam kebaikan dan kebenaran. Jadikan kami dan keturunan kami keluarga yang ‘mendirikan’ shalat dan penghafal Al-Quran. Aamiin Allahumma Aamiin.”

Apa-apa saja perubahan yang terjadi pada diri saya dan keluarga?
Insyaallah bersambung… :)
Marken, 28 Nov 2013

No comments: