Juli
2013, awal mula pola pikirku sebagai ibu (berhubung dipanggil Bunda, lebih
senang pakai kata “Bunda” nantinya), mulai berbanding terbalik dari biasanya. Jika
dulu selalu berpikir, saya harus kerja apa, supaya tidak dinilai “tidak bekerja”,
maka sekarang saya berpikir “pekerjaan saya sudah banyak” maka saya harus
maksimal dengan pekeraan saat ini. Jika dulu menambah kegiatan dengan membuka
OnLine Shop “Galeri HoosLook (Husnul Khuluq)”, sekarang malah merasa perlu
penciutan waktu untuk Bisnis OnLine yang satu ini. Dulu berpikir bagaimana bisa
menjual banyak barang, sekarang malah ingin menjadikan 3 jenis barang saja yang
dijual, (jenis lainnya diproduksi, hehe…).
Alhamdulillah
atas semua nikmat pembelajar yang Allah s.w.t karuniakan, hingga detik ini,
masih bisa belajar dan mendapatkan sesuatu yang lebih baik untuk kehidupan
akhirat kelak, tanpa melupakan bahagian dunia yang Allah Ta’ala sediakan saat
ini.
Lima
bulan berjalan dengan sikap dan pemikiran yang baru dalam dunia rumah tangga
dan anak. Sangat banyak hal positif yang saya rasakan, tepatnya saya mulai
berubah dalam berbagai hal. Secara umum dalam menjalani aktifitas sebagai istri
dan ibu, secara khusus dalam menyikapi dan mendidik anak-anak.
Dulu,
dengan Azzam, anak pertama sebetulnya sudah mulai belajar lebih baik, tapi
belum terasa ada perubahan dalam hati dan pikiran. Alhamdulillah kini, saat
Azzam sudah mendapat adik baru, Aliya, semua serasa jauh berbeda. Jika dulu
berniat punya karir tinggi dalam waktu dekat, maka sekarang berniat menjadi Ibu
yang terbaik untuk Azzam dan Aliya. Walau kadang menjadi Istri yang terbaik,
masih belum kujalankan kepada Ayah dari anak-anakku.
Ya,
sekarang suami pun jauh lebih bersabar dalam menghadapi kesibukan saya bersama
anak. Sekalipun lelah atau sibuk bekerja, saat saya memerlukan bantuan (yang
kadang bisa mengganggu pekerjaan beliau), maka beliau bersedia pulang dan
membantu. Kadang saya yang merasa masih ketergantungan dengan bantuan beliau.
Apalagi karena beliau punya usaha sendiri, jadi semua waktunya seolah bisa ‘diganggu’
dengan permintaan tolong dariku. Tetap saja ini menjadi catatan bagiku, bahwa
saya harus lebih mandiri lagi. :)
Awal
perubahan ini terjadi setelah saya membaca postingan teman FB tentang Ibu
Profesional, lalu singgah ke www.ibuprofesional.com
dan akhirnya menjadi salah seorang murid di kuliah OnLine yang biasa disebut
dengan “webinar.” Program kuliah “Bunda Sayang”, inilah tingkatan pertama yang
harus dikuasai. Memang kuliahnya tanpa ada sks maupun nilai (grade), tapi tugas
kuliah akan diberikan di beberapa kelas, dan dijadikan syarat untuk mengikuti
kuliah berikutnya. Pertama mengikuti webinar, semangat “bersekolah” kembali
membuncah. Sekalipun bukan titel atau gelar yang akan saya dapatkan di awal
ataupun penghujung nama saya, namun pembelajaran ini benar-benar memberi makna
bagi diri saya, dan keluarga.
Bunda
Profesional, :)
nama yang bagus atau profesi yang bagus? Hehe… sepertinya ini bukan bahasan
penting, tapi yang terpenting adalah sikap yang profesional, walaupun tanpa
harus menggunakan nama Zakia Mutmainnah Kadir S.S., M.A, Bunda Profesional,
hohoho… namun nanti kelak hanya akan bergelar Almh. Zakia Mutmainnah binti
Abdulkadir Linin.
Ya,
gelar almarhumah yang akan dicapai nantinya, adalah makna bahwa pembelajaran
sebagai Bunda atau Orang Tua adalah materi yang tanpa akhir. Benar sabda
Rasulullah, yang artinya, “Menuntut ilmu, wajib (fardhu) bagi setiap muslim/at,”
begitu juga “Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat.”
Jika
sudah begini, langsung saja hati ini menyeru, “Ya Rabb… Mohon jadikan kami
orangtua yang meninggalkan keturunan yang kuat. Kuat imannya, dien-nya dan
istiqamah dalam kebaikan dan kebenaran. Jadikan kami dan keturunan kami
keluarga yang ‘mendirikan’ shalat dan penghafal Al-Quran. Aamiin Allahumma
Aamiin.”
Apa-apa
saja perubahan yang terjadi pada diri saya dan keluarga?
Insyaallah
bersambung… :)
Marken, 28 Nov 2013
No comments:
Post a Comment