Hari
pertama di bulan Desember ceria J. Bulan dimana 28 tahun yang lalu saya
dilahirkan. Alhamdulillah, waktu berjalan memberikan banyak pelajaran kepada
saya tentang makna kehidupan, perjuangan, pengabdian dan pengorbanan.
Perjalanan waktu yang membuat saya seyogyanya menjadi dewasa dengan umur yang
mendekati kepala tiga. Dengan status yang sudah berubah dari lajang,
berpasangan dan sekarang sudah berketurunan.
Dua
puluh delapan tahun, masih masa produktif untuk bisa “menjadi”, selayaknya
sudah mulai banyak yang berisi di kepala dan hati. Sepatutnya sudah banyak yang
disadari dan diperbaiki, juga seharusnya sudah banyak yang disebar dengan
manfaat.
Ya,
28 angka dimana umur sudah melebihi seperempat abad, saya, Zakia Mutmainnah
Kadir, harus lebih berarti untuk diri sendiri, suami, anak-anak dan lingkungan
sekitar. Semua memang takkan sempurna dalam kebaikan, namun bukanlah hal yang
mustahil saat saya bisa berbuat yang terbaik dan berbeda sehingga mempunyai
nilai dan manfaat di hadapan Allah s.w.t kelak.
Dua
puluh delapan tahun, Raqib dan Atid menjadi saksi dari semua tingkah polahku
menjadi manusia di dunia. Pencatat amal baik dan buruk itu, sesuai
perintah-Nya, pasti takkan lengah sedetik pun untuk mencatat semua yang
diperbuat oleh hati, lidah dan anggota tubuhku. Semua telah terekam, semua
telah tercatat.
Bagaimana
kelak nanti, ketika saya sudah digiring ke kehidupan selanjutnya, kehidupan
baka yang Allah s.w.t janjikan untuk semua yang hidup. Dunia fana. Serta isi-isinya.
Maka debu dari dunia itu adalah saya, akankah saya hanya menambah berat bumi
atau bisa menegakkan “La ilaaha Illa Allah” di setiap sisi hidup saya.
Dua
puluh delapan tahun, dimana tanggungjawab akan berganti dan bertukar sesuai
posisi hidup yang saya lakoni. Akankah memberikan bahagia atau hanya habis
dengan penat dan lelah belaka? Semoga pada akhirnya tiada lagi penyesalan dan
kesiaan, karena inginnya hati dan diri menjadi manusia yang mampu berlaga dengan
fitrah (Islamnya) di dunia menuju ke akhirat sana.
Dua
puluh delapan tahun, ketika dua amanah masih perlu penjagaan yang baik dan teliti,
ketika ilmu juga menyeru untuk dibagi. Saat ini, keputusan telah diambil, saya
harus lebih berarti.
Ya
Allah, apapun yang Engkau anugerahkan, jadikan hamba bersyukur dan bermanfaat
karenanya. Kemampuan apapun yang Engkau titipkan, jadikan hamba bisa memberikan
pengabdian. Karena Engkau telah menjadikan hamba salah satu makhluk terbaik
(manusia) maka tugas hamba untuk melakoninya dengan sebaik-baik seperti yang
Engkau kehendaki. Saya yang sudah mulai membuat rancangan kehidupan ke depan,
semoga Engkau kehendaki dan rahmati. Aamiiin Allahumma Aamiin.
Meskipun
terlambat, dua puluh delapan tahun membuat saya penuh tekad untuk kuat dalam
berbuat. Semoga Allah Ridha… :)
Dini hari, 01 Desember 2013
Margahayu Kencana
No comments:
Post a Comment