Saturday, March 14, 2015

Kuliah Rutin RB KMS: Memandu Kemandirian Anak

Kuliah Rutin Rumah Belajar KMS #4

Hari/Tanggal: 7 Maret 2015
Tema: Memandu Kemandirian Anak

Alhamdulillah pada kuliah rutin RB ke 4, dihadiri oleh 6 orang. Sebelum memulai materi baru, kami berbagi pengalaman dan pemahaman mengenai materi sebelumnya. Pada pertemuan ini kami membahas tentang Memandu Kemandirian Anak dengan resume sebagai berikut:

Memandu kemandirian Anak merupakan hak anak yang wajib kita penuhi sesuai usia mereka. Kadang, kita –orangtua- dimanjakan oleh produk-produk praktis, atau merasa kasihan kepada anak, sehingga membuat kita terlupa melatihkan kemandirian kepada anak-anak kita.

Misalnya: saat kita dimudahkan dengan popok sekali buang, para orang tua sudah merasa biasa memasangkan popok tersebut sehari-hari di rumah, ketika anak-anaknya di atas usia 2-3 tahun bahkan lebih. Padahal, seharusnya sebelum itu, Toilet Training sudah mulai bisa kita latihkan kepada anak-anak sebelum itu. Contoh lainnya, anak yang berusia 2 tahun ke atas, masih atau harus disuapi. Padahal sebelum itu sudah boleh kita latihkan makan sendiri kepada anak-anak. Atau di usia 3 tahun anak sudah bisa memakai sepatu sendiri.

Ya, di sinilah letak peliknya, saat kita belum mempunyai ilmu tentang kemandirian apa saja yang harus dilatihkan, kita masih saja mengikuti cara-cara lama, sehingga melahirkan anak-anak yang tidak mandiri atau terlambat mandiri.

Nah, sebelum kita memulai melatihkan kemandirian anak-anak, ada HAL yang PERLU DIKETAHUI dulu oleh orangtua, yaitu BAGAIMANA AKU DI MATA ANAKKU? Tepatnya mengenal karakter kita sendiri, dalam mendidik anak-anak kita, atau introspeksi diri bahwa ternyata kita-lah yang menjadikan anak-anak tidak mandiri karena tidak konsisten/disiplin dan tidak mandirinya kita. Karena anak tidak pernah salah meng-copy orangtua, tetapi bisa salah dalam memahami perkataan orang tuanya.

Bagaimana aku di mata anakku? Apakah anak-anak menilai kita sebagai:
1.       Orangtua yang terlalu baik – memanjakan atau tidak tega
2.       Orangtua yang kejam – banyak aturan dan pemarah
3.       Orangtua yang Tegas dengan Cinta – firm love

Selanjutnya perlu kita ketahui Penyakit Orangtua yang sedang menggerogoti kita, sehingga kita tidak berhasil melatihkan kemandirian kepada anak, baik kita sadari atau tanpa kita sadari.
1.       Memanjakan Anak: Memberikan apa yang tidak dibutuhkan anak dan melakukan berbagai hal untuk anak yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri.
2.       Tidak Konsisten: Mengikuti semua kemauan anak, aturan sangat longgar, tidak ada punishment ketika melakukan kesalahan. (Karena orangtua yang tidak konsisten akan sulit dipercayai anak).
3.       Rasa Unsecure: Takut kehilangan anak.
4.       Merasa Bersalah: setiap hari kerja terus dan tidak punya waktu untuk anak.
5.       Pengalaman Masa Kecil: Balas dendam masa kecil
6.       Tidak mau ribut dengan anak.

Adapun yang perlu dan wajib dimiliki saat memulai kemandirian anak adalah
1.       Konsistensi (dalam menjalankan aturan yang sudah dibuat begitu juga dengan konskuensinya)
2.       Motivasi (dengan apa yang bisa membuat termotivasi untuk melakukan kegiatan)
3.       Teladan (keteladanan orangtua merupakan kunci bagi anak, jika kita menuntut anak mandiri, maka kitalah yang harus mandiri lebih dahulu)

Hal-Hal yang mendukung kemandirian anak:
1.       Rumah didesain untuk anak, kalau memungkinkan memberikan tempat-tempat khusus juga untuk anak, misalnya tempat gosok gigi atau jemuaran handuk yang terjangkau oleh anak.
2.       Membuat aturan bersama anak, memulai aturan bisa dengan 1 aturan terlebih dahulu, namun konsisten dan perlahan aturan ditambah. Jangan membuat aturan sendiri, apalagi aturannya banyak, karena akan disepelekan anak dan memberikan celah untuk tidak konsisten.
3.       Konsisten melakukan aturan.
4.       Anak diberitahu resiko. Misal resiko yang harus dijalankan saat ada air tumpah, ajarkan anak untuk mengelap lantai, atau saat terluka diberi obat.
5.       Anak diberi tanggungjawab sesuai tingkatan umur dan kemampuan
6.       Memotivasi anak, berikan kepercayaan pada anak dengan unsur permainan, misal: saat anak diberi tugas menutup jendela, atau membersihkan kamar mandi, nanti anak diberikan gelar “Jendral Jendela atau Jendral Toilet”.

Tolok Ukur Kemandirian:
1.       Usia 0-12 bulan, masih dalam tahap sensomotorik, sangat tergantung orang lain
2.       Usia 1-3 tahun, diajak untuk mengontrol diri sendiri, mulai dari toilet training, berbicara jika butuh sesuatu, membereskan mainan, dan mengambil baju.
3.       Usia 3-5 tahun, menunjukkan inisiatif yang besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginan sendiri, meniru perilaku dewasa. Contoh: membereskan mainan, membantu ibu menaruh piring/baju kotor.
4.       Usia sekolah: Kemampuan anak menunjukkan prestasi. Diantaranya: mengatur waktu, cara belajar, bergaul dengan teman.

Tahapan membuat Anak Mandiri
1.       Awali dengan keterampilan mengurus diri sendiri, contoh: makan, menggosok gigi dll.
2.       Beri waktu kepada anak untuk bermain bebas
3.       Membantu tugas rumah, menyiram tanaman, membuang sampah dll.
4.       Biarkan anak mengurus waktu sendiri dalam urusan sekolah dan main
5.       Anak diberi tanggungjawab dan dimintai pertanggung jawabannya.
6.       Kondisi badan harus fit dan kuat, imbangi dengan olah raga dan kegiatan di alam terbuka
7.       Ijinkan anak untuk menentukan tujuannya sendiri
8.       Ingat, Anda tidak akan selalu bersama mereka.

Apresiasi terhadap anak-anak yang mandiri
1.       Membuat buku bintang, bisa dibuatkan untuk anak 3-5 tahun, dengan buku bintang bisa memberikan latihan memenej keinginan anak. Misal ketika anak-anak menginginkan sesuatu bisa diwujudkan jika anak sudah mengumpulkan sekian bintang melalui kemandirian yang mereka lakukan.
2.       Apapun bentuk lain dari apresiasi yang menantang bagi anak bisa diberikan kepada anak usia 5 tahun ke atas.
3.       Jangan sekali-kali memberikan uang kepada anak sebagai reward/apresiasi. Karena anak belum terlatih dengan kecerdasan finansial (mengelola uang).
4.       Membuat laporan perubahan kemandirian anak dan orangtua.






No comments: