Belum tahu mau memulainya dari mana. Namun, yang pasti tepatnya, 1
Maret 2015 ada hal mengharukan yang kami rasakan. Berawal dari merasa teduhnya
hati kami dengan sebuah pengajian dan nasyid yang kami dengarkan dari radio MQ.
Saat rasa itu meluas dalam hati, tanpa saya sadari, suami meminta saya
mendoakannya. “Insyaallah, ayah bisa”, jawabku saat itu sembari dalam hati saya
berdo’a “Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa…”
Jika hari-hari sebelumnya saya
merasakan kesulitan yang beliau hadapi dengan pekerjaannya, namun tidak untuk
hari ini. Allah swt memberikan ketenangan bagi harinya saat kami berjalan-jalan
bersama. Alhamdulillah, kami menikmati kebersamaan hari itu dengan perasaan
damai dan teduh. Semoga memang kedamaian senantiasa menyertai hati kami,
sehingga terasa begitu hangatnya sikap di antara kami berdua, begitu juga
kepada anak-anak.
Allahumma baariklanaa…
Semoga Engkau berkahi keluarga
kami hingga akhir nanti…
Bimbing kami untuk senantiasa
dalam kebaikan dan belajar menjadi hamba-Mu yang lebih baik.
Bimbing kami untuk saling
mencintai, saling menjaga dan saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan
kasih sayang.
Bimbing kami ya Allah…
Untuk dapat menjadi orangtua dan
pasangan yang senantiasa bersyukur dengan segala hal yang Engkau anugerahkan.
Mohon limpahkan ketaqwaan kepada
jiwa kami dan sucikanlah ia,
karena Engkau-lah sebaik-baiknya Dzat yang
mensucikan, Engkaulah Pemilik dan Pelindungnya.
Ya Allah, sungguh kami berlindung
kepada-Mu dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak tenang, dan dari
ilmu yang tidak bermanfaat serta dari doa yang tidak dikabulkan.
Aamiin Allahumma aamiin…
Tidak hanya ingin menjadi sekedar
wacana, namun ingin semuanya terurai dalam perbuatan. Andai suatu ketika kami
lengah, semoga ini menjadi pengingat kembali bagi kami yang lalai dalam amal
kebaikan. Laa haula wa laa quwwata illa billaah…
Beberapa hari berlalu, kami
kembali mendengarkan nasyid yang ‘menyentuh’ itu, berjudul hati yang mempunyai
potongan lirik diantaranya sebagai berikut:
Sentuhlah sang hati
agar tak mengeras
bagai besi,
hapus dengan dzikir
penuh abdi,
bakar semua keji
sampai jadi abu.
Biar semua luruh dan
menjadi putih…
Sentuhlah sang hati
agar tak mengeras
bagai besi,
basuh dengan dzikir
penuh abdi,
persembahkan segalanya
pada Ilahi.
Ya, hanya kepada Allah-lah kembali segalanya, Allah yang Maha
Mengetahui dan Menguasai apa yang ada di zahir dan batinnya manusia. Semoga
Allah kuatkan ikatannya dan menunjuki jalan-jalan-Nya… Aamiin Allahumma Aamiin.
GK. Parahyangan, 5 Maret 2015
No comments:
Post a Comment