Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #6 (Siroh dalam Al-Quran)
Ust. Budi Ashari, Lc.
Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik
(4 Ramadhan 1436/21 Juni 2015)
Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa menyebutkan bahwa kisah Dzulqornain ialah kisah terbaik tentang raja-raja.
Kisah ini terdapat dalam surat Al-Kahfi, surat yang turun di masa sulit kenabian. Saat itu Allah menurunkan empat kisah: kisah dua orang yang kaya dan miskin, kisah ashabul kahfi, kisah Nabi Khidir, dan kisah Dzulqornain.
Mengapa saat di masa sulit, Allah menurunkan kisah Dzulqornain?
Menurut Syaikh Mubarakfuri, kisah ini untuk menyampaikan pada Nabi bahwa kondisi Nabi Muhammad saat itu memang sulit, namun suatu saat kekuasaan beliau akan meliputi Timur dan Barat, seperti Dzulqornain.
[Sababun Nuzul Dzulqornain]
Orang Yahudi memberikan bekal banyak dari sisi ilmu pada kafir Quraisy untuk menyerang Nabi. Saat itu, orang Yahudi mengatakan pada kafir Quraisy agar bertanya tentang tiga hal pada Muhammad, yaitu ruh, raja yang menguasai timur dan barat, dan pemuda yang ditidurkan oleh Allah. Yahudi berkata, jika Muhammad bisa menjawab detil, maka dia bukan Nabi.
Rasulullah saat itu tidak menjawab tiga pertanyaan ini dengan detil. Tentang urusan ruh, Rasulullah menjawab bahwa ruh ialah urusan Allah dan manusia tidak diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit. Tentang ashabul kahfi, tidak ada kejelasan mengenai jumlah pemuda. Tentang Dzulqornain pun begitu, lebih banyak yang tidak jelasnya. Semua ketidakdetilan ini membuktikan bahwa Muhamad ialah seorang Nabi.
Tentang Dzulqornain pun ada perbedaan pendapat. Ada yang menyebutkan bahwa ia adalah Iskandar The Great murid Aristoteles, ada yang berpendapat bahwa ia adalah raja Persia, raja Cina, bahkan ada yang berpendapat bahwa ia adalah orang yang menyembunyikan imannya di kisah Nabi Musa.
[Kaidah Bertanya]
Bertanya boleh, bahkan dianjurkan. Bertanyalah pada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui. Namun, hati-hati juga jika banyak bertanya yang tujuannya untuk lari dari syariat. Inilah salah satu penyebab hancurnya orang-orang terdahulu.
Orang kafir bertanya tentang tiga hal ini dengan niat buruk, namun jawaban dari Nabi ternyata sangat bermanfaat bagi kaum Muslimin. Inilah wujud dari "..wallahu khairul maakirin."
وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu sebagian cerita tentangnya."
إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu," (Al Kahfi: 84-85)
Masa depan kaum Muslimin ialah masa depan kebesaran dan kekuasaan (Tamkin) Islam. Untuk mempelajari Tamkin ini, maka kita perlu belajar dengan orang terdahulu yang telah Allah berikan Tamkin. Salah satunya ialah Dzulqornain.
Allah memberikan kekuasaan kepada Dzulqornain karena Dzulqornain telah memiliki "Sababa", yaitu jalan, sebab, dan perangkat kesuksesannya. Bisa jadi, umat Islam saat ini tidak dapat memimpin (atau berhasil memimpin, lalu jatuh lagi) karena tidak memiliki perangkatnya dengan lengkap. Jika sababa sudah cukup, maka akan Allah berikan tamkin.
Al-Quran hanya mencatat tiga perjalanan Dzulqornain dari sekian banyak perjalanannya. "Perjalanan" ini mengajarkan pada umat Islam bahwa seperti itulah seharusnya pemimpin. Ia berjalan melihat kondisi orang yang dipimpinnya. Bukan duduk di singgasananya. Umar bin Khattab pun mengeluarkan banyak kebijakan penting yang berasal dari hasil perjalanan malamnya.
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ۗ قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka."
قَالَ أَمَّا مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِ فَيُعَذِّبُهُ عَذَابًا نُكْرًا
Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya."
وَأَمَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاءً الْحُسْنَىٰ ۖ وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami." (Al Kahfi: 86-88)
Oleh karena kekuasaannya meliputi bumi, maka Dzulqornain berjalan mengelilingi bumi. Ia sampai di tempat matahari terbenam, di air yang hitam. Di sana ia bertemu dengan suatu kaum dan memberikan kaidah penting kepemimpinan.
Bagi orang yang kafir akan diberikan hukuman, dan hukuman Allah jauh lebih keras lagi. Bagi yang beriman akan diberikan pahala dari Allah dan dimudahkan urusannya. Dzulqornain pun mendakwahkan mereka.
Kemudian Dzulqornain menempuh jalan lain ke Timur ke tempat terbitnya matahari.
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَمْ نَجْعَلْ لَهُمْ مِنْ دُونِهَا سِتْرًا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
كَذَٰلِكَ وَقَدْ أَحَطْنَا بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا
demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya." (Al-Kahfi: 89-91)
Ada dua penafsiran:
1. Masyarakat ini disinari terus oleh matahari sepanjang hari.
2. Masyarakat ini tidak memakai pakaian.
Jika di Barat tindakan Dzulqornain jelas, yaitu mendakwahkan kaum tersebut, tapi di ayat ini tidak disebutkan dengan jelas apa yang dilakukan oleh Dzulqornain.
Lalu apa yang dilakukan oleh Dzulqornain? Ternyata Dzulqornain melakukan hal yang sama dengan kaum sebelumnya. Hal ini diketahui dari kata كَذَٰلِكَ di awal ayat ini.
[Al-Kahfi: 92-98]
Dzulqornain pun berangkat lagi hingga menemui kaum yang hampir-hampir tidak mengerti pembicaraan. Namun, Dzulqornain tetap berusaha berkomunikasi dengan mereka.
Inilah pelajarannya, meskipun seorang pemimpin menemui masyarakat yang susah diajak berkomunikasi, maka seorang pemimpin wajib berusaha menghilangkan kesulitannya.
Kaum ini meminta dibuatkan "sadda" yang dapat melindunginya dari Ya'juj Ma'juj. Dzulqornain justru membantu mereka dalam membuat "rodma"
[Sadda: dinding biasa
Rodma: dinding berlapis]
Dalam membuat "rodma", Dzulqornain tidak mengambil upah, ia hanya meminta bantuan tenaga. Inilah potensi kaum ini yang dilihat oleh Dzulqornain.
Pelajarannya, pemimpin tidak harus memenuhi keinginan yang diucapkan rakyatnya. Jika ada hal yang lebih baik dari apa yang diinginkan rakyat, maka pemimpin dapat melakukan hal tersebut.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌 Hadirilah kajian berikutnya, Sabtu 10 Ramadhan 1436/27 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, RTM, Cimanggis, Depok.
Tema:
🔰Perang Badar, Saat Tiada Usaha Manusia oleh Ust. Iwan Setiawan, Lc.
🔰Perang Hunain, Matematika Manusia Penyebab Kekalahan oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Belajar menuangkan ide dan cerita dalam tulisan, memperbaiki kehidupan dengan banyak belajar dan belajar. Menjadi lebih baik dan benar dalam menjalani skenario Sang Pencipta dengan meniti jalan cinta-NYA "Semoga Allah Ridha..."
Thursday, June 25, 2015
Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #2
Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #2
Ust. Asep Sobari, Lc.
Menjadikan Ramadhan sebagai Sarana Tazkiyah
20 Rajab 1436/9 Mei 2015
20 Rajab 1436/9 Mei 2015
Puasa dari segi bahasa ialah menahan diri dari sesuatu yang sebelumnya halal, menjadi haram, dan dari yang sebelumnya boleh, menjadi tidak boleh.
Selain bulan puasa, Rasulullah menyebutkan bulan Ramadhan sebagai bulan zakat. Makna zakat ini diluaskan dari zakat secara ritual menjadi zakat yang berarti proses pembersihan diri yang menghasilkan ketakwaan. Takwa ialah manhaj yang utuh dan lengkap karena inilah kekuatan yang luar biasa yang akan membentengi kita dari azab Allah.
Manusia cenderung bersifat 'thugyan', yaitu melampaui batas. Kondisi ini terjadi saat manusia merasa cukup dengan dirinya sendiri dan tidak lagi membutuhkan unsur-unsur lain. Inilah penyakitnya Firaun.
Kebalikannya, ada pula orang yang 'mustadh'afin', yaitu orang yang menjadikan dirinya lemah, merasa sudah tidak lagi memiliki harga diri, dan tidak bisa hidup tanpa bergantung dengan orang lain. Ia merasa bahwa nikmat dan sengsaranya disebabkan orang lain.
Kedua sifat ini berada di dua kutub yang ekstrim, namun sama-sama rusak. Kedua sifat ini hadir saat manusia tidak mengikuti fitrahnya.
Orang yang berpuasa sebenarnya sedang dipaksa mengendalikan dirinya dari dua sifat ini. Ia berusaha menjadikan dirinya proporsional, tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan. Hal ini akan membangun sisi psikologis manusia dengan dahsyat karena manusia cenderung sulit untuk menahan keinginannya, sehingga saat Allah perintahkan berpuasa, manusia akan menahan keinginannya karena rasa patuh akan perintah Allah.
Di bulan Ramadhan, kita pun sedang dididik untuk menghargai dan mensyukuri setiap tetes nikmat yang Allah berikan. Segelas air saat berbuka puasa akan sangat kita hargai, dibandingkan dengan segelas air di luar bulan Ramadhan.
Jangan-jangan, selama ini kita merasa kekurangan dalam hidup karena kita kurang bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan. Kita merasa 'kebal' dan biasa-biasa saja dengan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan.
Jangan sampai kita menggadaikan kebahagiaan dengan sesuatu yang belum kita punya saat ini. Dunia kita yang konsumerisme menjadikan kita tidak pernah terpuaskan dengan apa yang kita miliki saat ini. Inilah persoalan besar umat saat ini. Kita lupa dengan keberkahan, padahal keberkahan akan menjadi nilai tambah dari setiap persoalan.
Puasa itu perisai. Saat kita menjadikan puasa sebagai perisai dan benteng ketakwaan, maka kita akan kebal dengan unsur-unsur dari luar yang mengakibatkan penyakit.
Puasa bukan saja menahan diri dari hajat yang primer seperti makan, minum, dan syahwat, namun juga menahan diri dari hal-hal lain, yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan. Ini semua dilakukan agar dirinya mendapatkan kecintaan dari Allah.
Puasa juga akan membangun dan meningkatkan kepedulian sosial. Rasulullah ialah orang yang dermawan, dan kedermawanannya itu mencapai puncaknya saat bulan Ramadhan.
Rasulullah memberikan contoh pada kita untuk membangun kepedulian sosial agar Ramadhan bukan hanya menjadi bulan perbaikan individu, namun juga bulan perbaikan masyarakat.
Rasulullah memberikan contoh pada kita untuk membangun kepedulian sosial agar Ramadhan bukan hanya menjadi bulan perbaikan individu, namun juga bulan perbaikan masyarakat.
'Idul Fitri berarti "kembali yang berulang-ulang kepada fitrah".
Asupan Al-Quran selama Ramadhan menjadi detoksifikasi yang akan mengembalikan kita pada fitrah sehingga terbangun benteng ketakwaan di dalam diri kita.
Ramadhan juga menjadi langkah persiapan menuju pengorbanan besar, yaitu 'Idul Adha.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
Asupan Al-Quran selama Ramadhan menjadi detoksifikasi yang akan mengembalikan kita pada fitrah sehingga terbangun benteng ketakwaan di dalam diri kita.
Ramadhan juga menjadi langkah persiapan menuju pengorbanan besar, yaitu 'Idul Adha.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di websitewww.kuttabalfatih.com
📺 Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌Hadirilah kajian berikutnya:
Sabtu, 4 Ramadhan/20 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Yusuf, Kisah Terbaik Untuk Umat Muhammad" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Sabtu, 4 Ramadhan/20 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Yusuf, Kisah Terbaik Untuk Umat Muhammad" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #1
Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #1
Ust. Herfi G. Faizi, Lc.
Agar Al-Quran Menjadi Huda dan Furqon
20 Rajab 1436/9 Mei 2015
Allah Ta'ala menurunkan surat Al-Alaq saat Nabi Muhammad berada di puncak kegundahan akan kondisi kejahiliyahan masyarakat.
Kalimat ini merupakan kalimat takrim, yaitu pemuliaan yang Allah berikan pada manusia. Kita ini makhluk yang hina, namun Allah izinkan kita untuk membaca firman Allah Rabbul 'Alamin.
A. Urgensi hidup di bawah naungan Quran
Beriman saja tidak cukup, tetapi iman itu sendiri butuh pemantapan.
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am: 122)
Imam Qatadah menjelaskan bahwa maksud 'nuuran' ialah Kitabullah.
Maknanya: Apakah orang yang telah Allah berikan Al-Quran serupa dengan orang yang berada di tengah kegelapan yang berselimut kegelapan?
Sababun nuzul ayat ini ialah untuk membandingkan antara Hamzah dan Abu Jahal. Selain Hamzah, ada juga riwayat yang mengatakan Umar, Ammar, atau Rasulullah. Hamzah ketika jahiliyah diibaratkan mati, kemudian Allah hidupkan dengan keislamannya. Kehidupan sejati ialah hidup dengan cahaya Al-Quran.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Asy-Syura: 52)
Malik bin Dinar mengatakan: "Ruuhan" dalam ayat ini maknanya adalah Al-Quran.
Jika kehidupan kita di dunia ini jauh dan tidak sesuai dengan petunjuk dari Al-Quran, maka ibarat jasad tanpa ruh. Kita akan mengalami 'kematian' pertama sebelum kematian yang kedua. Dan kematian yang pertama ini lebih buruk akibatnya.
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. (An-Naml: 80-81)
Orang mati yang berada di alam kubur bisa mendengar. Akan tetapi, orang mati yang berada di alam dunia, yaitu orang yang selalu berpaling dari Al-Quran, tidak akan bisa 'mendengar' ayat-ayat Allah yang dibacakan.
Al-Quran dengan hidup seperti ruh dengan jasad. Di sinilah pentingnya bahwa kehidupan kita, dalam kondisi apa pun, harus selalu berdasarkan petunjuk dari Al-Quran.
B. Belajar pada Salafush Shalih
Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya kami kesulitan menghafal Quran, namun mudah mengamalkannya. Dan sesungguhnya setelah kami nanti ada orang yang mudah menghafal Quran, namun sulit mengamalkannya."
Jika Ibnu Mas'ud hidup pada zaman ini, mungkin beliau akan melihat golongan yang ketiga, yaitu orang yang sulit menghafal dan mengamalkan Quran.
Abdullah bin Umar bin Khattab bercerita bahwa ayahnya belajar surat Al-Baqarah selama 12 tahun. Ketika sudah selesai menghafal (dan mendalaminya), beliau menyembelih seekor unta.
Seperti inilah salafush shalih belajar. Belajar Al-Quran tidak bisa dengan tergesa-gesa. Perlu ketelatenan, kesabaran, dan ketelitian dalam menggali setiap petunjuk di dalam Al-Quran.
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu berakal. (Az-Zukhruf: 3)
Faedahnya, kita harus melibatkan akal saat berinteraksi dan mempelajari Al-Quran.
Al-Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk, dan petunjuk itu untuk diamalkan. Jika seseorang berobat ke dokter dan mendapatkan resep, maka ia tidak akan sembuh jika resep itu hanya dibaca dan difahami. Setelah ia membeli dan meminum obatnya, barulah akan sembuh dengan izin Allah.
Seperti inilah ilustrasi Al-Quran sebagai syifa, sebagai penyembuh dan petunjuk saat sudah diamalkan. Demi Allah, ilustrasi ini bukan untuk mengecilkan pahala agung dari membaca dan menghafal Al-Quran.
C. Al-Quran dan Mukjizat Bahasa, Sebuah Pintu Besar
Seluruh pilihan kata yang ada dari Al-Fatihah sampai An-Nas, layak bagi kita untuk berhenti sejenak dan menggali kedalamannya, mengapa Allah memilih kata tersebut di dalam Al-Quran?
Ar-Razi mengatakan bahwa ada 10.000 solusi untuk 10.000 masalah dalam surat Al-Fatihah.
Jangan pernah bosan untuk bertanya tentang Al-Quran karena Al-Quran tidak akan bosan untuk menjawab dan memberikan petunjuknya, sesuai dengan namanya, Al-Quran Al-Karim. Dan karim artinya dermawan.
_______________________
Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di websitewww.kuttabalfatih.com
Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
Hadirilah kajian berikutnya:
Sabtu, 4 Ramadhan/20 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Yusuf, Kisah Terbaik Untuk Umat Muhammad" oleh Ust. Budi Ashari, Lc
Ust. Herfi G. Faizi, Lc.
Agar Al-Quran Menjadi Huda dan Furqon
20 Rajab 1436/9 Mei 2015
Allah Ta'ala menurunkan surat Al-Alaq saat Nabi Muhammad berada di puncak kegundahan akan kondisi kejahiliyahan masyarakat.
Kalimat ini merupakan kalimat takrim, yaitu pemuliaan yang Allah berikan pada manusia. Kita ini makhluk yang hina, namun Allah izinkan kita untuk membaca firman Allah Rabbul 'Alamin.
A. Urgensi hidup di bawah naungan Quran
Beriman saja tidak cukup, tetapi iman itu sendiri butuh pemantapan.
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am: 122)
Imam Qatadah menjelaskan bahwa maksud 'nuuran' ialah Kitabullah.
Maknanya: Apakah orang yang telah Allah berikan Al-Quran serupa dengan orang yang berada di tengah kegelapan yang berselimut kegelapan?
Sababun nuzul ayat ini ialah untuk membandingkan antara Hamzah dan Abu Jahal. Selain Hamzah, ada juga riwayat yang mengatakan Umar, Ammar, atau Rasulullah. Hamzah ketika jahiliyah diibaratkan mati, kemudian Allah hidupkan dengan keislamannya. Kehidupan sejati ialah hidup dengan cahaya Al-Quran.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Asy-Syura: 52)
Malik bin Dinar mengatakan: "Ruuhan" dalam ayat ini maknanya adalah Al-Quran.
Jika kehidupan kita di dunia ini jauh dan tidak sesuai dengan petunjuk dari Al-Quran, maka ibarat jasad tanpa ruh. Kita akan mengalami 'kematian' pertama sebelum kematian yang kedua. Dan kematian yang pertama ini lebih buruk akibatnya.
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. (An-Naml: 80-81)
Orang mati yang berada di alam kubur bisa mendengar. Akan tetapi, orang mati yang berada di alam dunia, yaitu orang yang selalu berpaling dari Al-Quran, tidak akan bisa 'mendengar' ayat-ayat Allah yang dibacakan.
Al-Quran dengan hidup seperti ruh dengan jasad. Di sinilah pentingnya bahwa kehidupan kita, dalam kondisi apa pun, harus selalu berdasarkan petunjuk dari Al-Quran.
B. Belajar pada Salafush Shalih
Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya kami kesulitan menghafal Quran, namun mudah mengamalkannya. Dan sesungguhnya setelah kami nanti ada orang yang mudah menghafal Quran, namun sulit mengamalkannya."
Jika Ibnu Mas'ud hidup pada zaman ini, mungkin beliau akan melihat golongan yang ketiga, yaitu orang yang sulit menghafal dan mengamalkan Quran.
Abdullah bin Umar bin Khattab bercerita bahwa ayahnya belajar surat Al-Baqarah selama 12 tahun. Ketika sudah selesai menghafal (dan mendalaminya), beliau menyembelih seekor unta.
Seperti inilah salafush shalih belajar. Belajar Al-Quran tidak bisa dengan tergesa-gesa. Perlu ketelatenan, kesabaran, dan ketelitian dalam menggali setiap petunjuk di dalam Al-Quran.
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu berakal. (Az-Zukhruf: 3)
Faedahnya, kita harus melibatkan akal saat berinteraksi dan mempelajari Al-Quran.
Al-Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk, dan petunjuk itu untuk diamalkan. Jika seseorang berobat ke dokter dan mendapatkan resep, maka ia tidak akan sembuh jika resep itu hanya dibaca dan difahami. Setelah ia membeli dan meminum obatnya, barulah akan sembuh dengan izin Allah.
Seperti inilah ilustrasi Al-Quran sebagai syifa, sebagai penyembuh dan petunjuk saat sudah diamalkan. Demi Allah, ilustrasi ini bukan untuk mengecilkan pahala agung dari membaca dan menghafal Al-Quran.
C. Al-Quran dan Mukjizat Bahasa, Sebuah Pintu Besar
Seluruh pilihan kata yang ada dari Al-Fatihah sampai An-Nas, layak bagi kita untuk berhenti sejenak dan menggali kedalamannya, mengapa Allah memilih kata tersebut di dalam Al-Quran?
Ar-Razi mengatakan bahwa ada 10.000 solusi untuk 10.000 masalah dalam surat Al-Fatihah.
Jangan pernah bosan untuk bertanya tentang Al-Quran karena Al-Quran tidak akan bosan untuk menjawab dan memberikan petunjuknya, sesuai dengan namanya, Al-Quran Al-Karim. Dan karim artinya dermawan.
_______________________
Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di websitewww.kuttabalfatih.com
Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
Hadirilah kajian berikutnya:
Sabtu, 4 Ramadhan/20 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Yusuf, Kisah Terbaik Untuk Umat Muhammad" oleh Ust. Budi Ashari, Lc
Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #5
Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #5 (Siroh dalam Al-Quran)
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Seseorang yang Berani Menasihati Penguasa Kejam di Istananya
(4 Ramadhan 1436/21 Juni 2015)
Fitnah akan banyak terjadi jika masyarakat dipimpin oleh pemimpin yang rusak. Dalam Islam, kepemimpinan ialah hal yang sangat penting. Tidak boleh ada dua orang yang berserikat, melainkan harus ada salah satu di antaranya yang menjadi pemimpin.
Tema kepemimpinan dalam syariat Islam menentukan posisi yang sangat strategis karena dapat menentukan baik dan buruknya orang yang dipimpin. Dalam shalat berjamaah, posisi imam sangat menentukan kualitas shalat jamaah tersebut. Akan menjadi bermasalah jika orang yang maju menjadi imam ialah orang yang tidak berilmu, sedangkan yang menjadi makmum banyak yang berilmu.
Kemunculan orang yang baik di sistem yang buruk memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Raja sedzalim Firaun, kedzalimannya dapat tereduksi dengan hadirnya orang baik di istananya.
Rasulullah ialah pemimpin terbaik, dan Khulafaur Rasyidin ialah pemimpin terbaik setelahnya.
Empat khalifah ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Abu Bakar dengan karakter kesabaran dan keteguhannya untuk ittiba Rasul. Umar dengan karakter ketegasan dan keberanian ijtihad politiknya. Ustman dengan karakter yang lemah lembut, pemalu, dan perasa. Kemudian Ali dengan sosoknya yang pemberani, ahli ilmu, dan ahli strategi.
Kepemimpinan empat sosok ini jika dikumpulkan ibarat kepemimpinan Rasulullah.
Dalam hadist disebutkan, Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran pada penguasa yang dzalim (HR Abu Daud) Abu Thohir mengatakan hadist ini Hasan.
Firaun, orang yang mengaku dirinya tuhan, ternyata pengakuan tuhannya diingkari oleh lingkaran terdekatnya, yaitu istrinya dan seseorang lelaki yang menyembunyikan keimanannya.
Al-Quran memiliki pola unik dalam berkisah. Kadang-kadang, Allah menyebutkan nama orang dalam suatu kisah tanpa menjelaskan. Jika kita menemui pola seperti ini, maka kita harus mengetahui apa maksud Al-Quran dengan pola ini.
Semua yang dibutuhkan manusia ada di dalam Al-Quran, namun tidak semua yang manusia inginkan ada di dalam Al-Quran.
Dalam kisah ini, Allah hendak mengarahkan fokus kita pada dialog yang terjadi, bukan sekadar 'nama' seorang laki-laki ini. Ahli tafsir hanya menyebutkan bahwa laki-laki ini ialah keponakannya Firaun dan berbangsa Qibti. Orang ini ialah orang yang sama dengan laki-laki yang disebutkan dalam Al-Qasash: 20.
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ ۖ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Al Mukmin: 28)
Kalimat ini adalah kalimat dari seorang yang telah menyembunyikan keimanannya sekian lama. Ketika Nabi Musa datang, orang ini menemukan momentumnya. Ia mengeluarkan perkataan tepat lagi santun yang dapat mengimbangi kedzaliman dan kalapnya Firaun yang saat itu ingin membunuh Nabi Musa.
Penting sekali untuk membuat strategi saat menasihati pemimpin yang dzalim. Efek kerusakan dari pemimpin dzalim yang tersinggung akan sangat besar.
Kabar burung tentang datangnya seorang yang akan meruntuhkan kekuasaan Firaun telah terdapat turun temurun sejak zaman Nabi Ibrahim. Namun, kabar burung ini baru benar-benar dipercaya oleh Firaun dalam kisah ini (yang ditenggelamkan), sehingga ia mengeluarkan kebijakan pembunuhan bayi laki-laki.
وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الْأَحْزَابِ
Dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu.
مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ ۚ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ
(Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. (Al Mukmin: 30-31)
Inilah kalimat seruan untuk memperhatikan dan belajar dari sejarah. Bahkan, setiap hari pun kita mendapat isyarat untuk belajar sejarah kaum terdahulu (yang Allah berikan nikmat dan Allah murkai) dalam surat Al-Fatihah ayat 7.
وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Al Mukmin: 32)
Dalam ayat ini, sebenarnya masyarakat sudah mengetahui akan adanya hari kebangkitan. Akan tetapi, kedzaliman Firaun telah mengubur keyakinan ini. Namun, informasinya masih tetap ada.
Seorang laki-laki ini pun telah berkali-kali mengingatkan Firaun, tetapi Firaun tetap menolak kebenaran.
Amar ma'ruf nahyi munkar tidak boleh hilang dalam suatu negeri. Jika hilang, sama saja itu menjadi izin turunnya azab. Seruan peringatan terhadap orang dzalim adalah penyempurna hujjah Allah di akhirat. Agar orang dzalim itu tidak bisa beralasan di akhirat bahwa dia belum mendapatkan peringatan di dunia.
Selain memberi nasihat, jangan pernah pula meremehkan kekuatan doa. Umar bin Khattab dan ibunya Abu Hurairah mendapat hidayah disebabkan doa.
Isi dari dialog dalam surat Al Mukmin ini:
1. Mereduksi kemarahan
2. Mengajak untuk hati-hati dan tidak gegabah
3. Argumentasi cerdik untuk mencegah kekerasan
4. Bersikap seolah berada di pihak yang sama
5. Mengambil pelajaran sejarah umat sebelum mereka
6. Menggiring agar akal lebih banyak berperan dibandingkan emosi.
Dibanding terus mencela pemimpin, lebih baik menasihatinya dengan baik dan santun, juga mendoakannya. Terus mencela pemimpin berlawanan dengan dalil-dalil Al-Quran dan sunnah. Hendaknya, seorang muslim itu berkata yang baik atau diam.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌 Hadirilah kajian berikutnya, Sabtu 10 Ramadhan 1436/27 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, RTM, Cimanggis, Depok.
Tema:
🔰Perang Badar, Saat Tiada Usaha Manusia oleh Ust. Iwan Setiawan, Lc.
🔰Perang Hunain, Matematika Manusia Penyebab Kekalahan oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Seseorang yang Berani Menasihati Penguasa Kejam di Istananya
(4 Ramadhan 1436/21 Juni 2015)
Fitnah akan banyak terjadi jika masyarakat dipimpin oleh pemimpin yang rusak. Dalam Islam, kepemimpinan ialah hal yang sangat penting. Tidak boleh ada dua orang yang berserikat, melainkan harus ada salah satu di antaranya yang menjadi pemimpin.
Tema kepemimpinan dalam syariat Islam menentukan posisi yang sangat strategis karena dapat menentukan baik dan buruknya orang yang dipimpin. Dalam shalat berjamaah, posisi imam sangat menentukan kualitas shalat jamaah tersebut. Akan menjadi bermasalah jika orang yang maju menjadi imam ialah orang yang tidak berilmu, sedangkan yang menjadi makmum banyak yang berilmu.
Kemunculan orang yang baik di sistem yang buruk memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Raja sedzalim Firaun, kedzalimannya dapat tereduksi dengan hadirnya orang baik di istananya.
Rasulullah ialah pemimpin terbaik, dan Khulafaur Rasyidin ialah pemimpin terbaik setelahnya.
Empat khalifah ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Abu Bakar dengan karakter kesabaran dan keteguhannya untuk ittiba Rasul. Umar dengan karakter ketegasan dan keberanian ijtihad politiknya. Ustman dengan karakter yang lemah lembut, pemalu, dan perasa. Kemudian Ali dengan sosoknya yang pemberani, ahli ilmu, dan ahli strategi.
Kepemimpinan empat sosok ini jika dikumpulkan ibarat kepemimpinan Rasulullah.
Dalam hadist disebutkan, Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran pada penguasa yang dzalim (HR Abu Daud) Abu Thohir mengatakan hadist ini Hasan.
Firaun, orang yang mengaku dirinya tuhan, ternyata pengakuan tuhannya diingkari oleh lingkaran terdekatnya, yaitu istrinya dan seseorang lelaki yang menyembunyikan keimanannya.
Al-Quran memiliki pola unik dalam berkisah. Kadang-kadang, Allah menyebutkan nama orang dalam suatu kisah tanpa menjelaskan. Jika kita menemui pola seperti ini, maka kita harus mengetahui apa maksud Al-Quran dengan pola ini.
Semua yang dibutuhkan manusia ada di dalam Al-Quran, namun tidak semua yang manusia inginkan ada di dalam Al-Quran.
Dalam kisah ini, Allah hendak mengarahkan fokus kita pada dialog yang terjadi, bukan sekadar 'nama' seorang laki-laki ini. Ahli tafsir hanya menyebutkan bahwa laki-laki ini ialah keponakannya Firaun dan berbangsa Qibti. Orang ini ialah orang yang sama dengan laki-laki yang disebutkan dalam Al-Qasash: 20.
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ ۖ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Al Mukmin: 28)
Kalimat ini adalah kalimat dari seorang yang telah menyembunyikan keimanannya sekian lama. Ketika Nabi Musa datang, orang ini menemukan momentumnya. Ia mengeluarkan perkataan tepat lagi santun yang dapat mengimbangi kedzaliman dan kalapnya Firaun yang saat itu ingin membunuh Nabi Musa.
Penting sekali untuk membuat strategi saat menasihati pemimpin yang dzalim. Efek kerusakan dari pemimpin dzalim yang tersinggung akan sangat besar.
Kabar burung tentang datangnya seorang yang akan meruntuhkan kekuasaan Firaun telah terdapat turun temurun sejak zaman Nabi Ibrahim. Namun, kabar burung ini baru benar-benar dipercaya oleh Firaun dalam kisah ini (yang ditenggelamkan), sehingga ia mengeluarkan kebijakan pembunuhan bayi laki-laki.
وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الْأَحْزَابِ
Dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu.
مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ ۚ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ
(Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. (Al Mukmin: 30-31)
Inilah kalimat seruan untuk memperhatikan dan belajar dari sejarah. Bahkan, setiap hari pun kita mendapat isyarat untuk belajar sejarah kaum terdahulu (yang Allah berikan nikmat dan Allah murkai) dalam surat Al-Fatihah ayat 7.
وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ
Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Al Mukmin: 32)
Dalam ayat ini, sebenarnya masyarakat sudah mengetahui akan adanya hari kebangkitan. Akan tetapi, kedzaliman Firaun telah mengubur keyakinan ini. Namun, informasinya masih tetap ada.
Seorang laki-laki ini pun telah berkali-kali mengingatkan Firaun, tetapi Firaun tetap menolak kebenaran.
Amar ma'ruf nahyi munkar tidak boleh hilang dalam suatu negeri. Jika hilang, sama saja itu menjadi izin turunnya azab. Seruan peringatan terhadap orang dzalim adalah penyempurna hujjah Allah di akhirat. Agar orang dzalim itu tidak bisa beralasan di akhirat bahwa dia belum mendapatkan peringatan di dunia.
Selain memberi nasihat, jangan pernah pula meremehkan kekuatan doa. Umar bin Khattab dan ibunya Abu Hurairah mendapat hidayah disebabkan doa.
Isi dari dialog dalam surat Al Mukmin ini:
1. Mereduksi kemarahan
2. Mengajak untuk hati-hati dan tidak gegabah
3. Argumentasi cerdik untuk mencegah kekerasan
4. Bersikap seolah berada di pihak yang sama
5. Mengambil pelajaran sejarah umat sebelum mereka
6. Menggiring agar akal lebih banyak berperan dibandingkan emosi.
Dibanding terus mencela pemimpin, lebih baik menasihatinya dengan baik dan santun, juga mendoakannya. Terus mencela pemimpin berlawanan dengan dalil-dalil Al-Quran dan sunnah. Hendaknya, seorang muslim itu berkata yang baik atau diam.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌 Hadirilah kajian berikutnya, Sabtu 10 Ramadhan 1436/27 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, RTM, Cimanggis, Depok.
Tema:
🔰Perang Badar, Saat Tiada Usaha Manusia oleh Ust. Iwan Setiawan, Lc.
🔰Perang Hunain, Matematika Manusia Penyebab Kekalahan oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #4
Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #4 (Siroh dalam Al-Quran)
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Musa, Peringatan bagi Firaun di Setiap Zaman
(4 Ramadhan 1436/20 Juni 2015)
Kisah Nabi Musa ini sangat penting kita pahami karena banyak mengandung ibroh. Kisah Nabi Musa terdapat di 10 tempat dan disebutkan sebanyak 136 kali.
Saat Perang Hunain, sebagian orang Anshar merasa tidak adil dengan kebijakan Rasulullah dalam membagikan harta rampasan perang. Rasulullah sangat marah dengan mereka yang menuduh Rasulullah tidak adil. Jika Allah dan Rasul-Nya dianggap tidak adil, lantas siapa lagi yang mampu berlaku adil? Namun, di akhir kalimatnya Rasulullah berkata, "Semoga Allah merahmati Musa. Ia disakiti oleh kaumnya melebihi dari ini."
Kisah Nabi Musa terdapat dalam beberapa episode dan masing-masing episode memiliki pelajaran tersendiri:
1. Firaun, dan ini yang paling banyak. Isinya tentang fitnah kekuasaan.
2. Qarun. Isinya tentang fitnah kekayaan.
3. Samiri.
4. Nabi Khidir. Isinya tentang fitnah ilmu pengetahuan.
5. Bani Israil
Saat menurunkan Al-Quran, Allah tidak hanya menjelaskan hukumnya, namun juga ceritanya.
Firaun menjadi simbol kezaliman sepanjang masa. Di dalam dirinya terkumpul kesesatan dalam akidah, kezaliman yang paling tinggi, dan keengganan menerima kebenaran.
Dalam surat Al-Fatihah, kita meminta ditunjukkan pada jalan mereka yang Allah ridhai, dan dijauhkan dari jalan mereka yang sesat. Di dalam sejarah, terdapat jalan hidup umat terdahulu yang telah nyata kesesatannya, dan kisah umat terdahulu yang telah diridhai Allah.
Salah satu kezaliman Firaun terhadap Bani Israil ialah kebijakan pembunuhan bayi laki-laki.
Firaun yang takut dengan pertumbuhan kaum Bani Israil mengeluarkan kebijakan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Pada akhirnya, kebijakan ini direvisi, bahwa pembunuhan bayi laki-laki dilakukan selang seling. Tahun ini dibunuh, tahun besok tidak.
Orang dengan karakter Firaun akan selalu ada di setiap zaman. Dan sunnatullah pun berlaku, bahwa setiap ada Firaun, ada pula Musa. Inilah semangat yang ingin dibangkitkan dalam kisah Nabi Musa. Kemenangan itu akan hadir pada mereka yang berada dalam kebenaran dan bahwa kebenaran akan selalu mengalahkan kebatilan.
Kisah Firaun ini juga menjadi pelajaran bagi setiap pemimpin agar tidak berlaku zalim terhadap rakyatnya, sebelum berlaku atas dirinya sebagaimana yang berlaku atas diri Firaun.
Dalam kisah Firaun, Allah berkehendak menjadikan Nabi Musa sebagai orang yang paling dibenci dan ditakuti oleh Firaun, padahal ia adalah orang yang pernah dikasihinya karena diasuh di dalam istana oleh istrinya Firaun.
Pada episode lain, Nabi Musa tinggal selama 10 tahun di daerah Madyan, menjadi menantu dari Nabi Syuaib.
Episode ini penting karena menjadi tonggak sejarah yang mengubah takdir Bani Israil.
Di episode lainnya, Nabi Musa berbicara dengan Allah. Nabi Musa mengadukan ketakutannya atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Nabi Musa pun berdoa dan meminta agar dirinya dikaruniai sahabat yang membantunya, yaitu Harun.
Melihat dunia hari ini, kita membutuhkan Musa-Musa baru yang dapat melawan kezaliman pemimpin. Selalu ada perdebatan panjang tentang kepemimpinan. Apakah pemimpin yang baik itu hadir dari atas kemudian memperbaiki rakyatnya, ataukah pemimpin yang baik itu hadir dari bawah? Dari rakyat yang sudah baik.
Ada seorang penulis yang menganilisis, bahwa kisah Nabi Musa ini benar-benar terjadi saat ini. Penulis ini menjelaskan siapa yang menjadi Firaun, siapa yang menjadi tukang sihir, apa yang dimaksud dengan tongkat, dan seterusnya. Pelajarannya, penulis ini telah mencoba menggunakan kisah sebagai panduan bagi dirinya dalam memandang kehidupan.
Nabi Musa tidak pernah mengetahui skenario yang telah Allah tetapkan untuknya. Seringkali, pertolongan dari Allah itu bentuknya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Ketika Allah terus memberikan kesuksesan bagi orang-orang yang zalim dalam melakukan kezalimannya, bisa jadi saat itu Allah hendak menyesatkannya sampai jauh, hingga ia tidak bisa lagi kembali untuk mendapat petunjuk. Persis seperti Firaun. Allah mencabut nyawa Firaun saat pertaubatannya sudah lagi tak diterima. Ingatlah bahwa setiap kezaliman akan menemui jalan kesengsaraan.
Hadirnya hukum Islam di dunia ini untuk menyelesaikan segala permasalahan di dunia agar tidak diadili di akhirat. Saat orang yang mencuri telah dipotong tangannya di dunia, kemudian ia bertaubat, maka di akhirat dia tidak akan diadili lagi.
Akan tetapi, hukuman terhadap kezaliman lebih mengerikan karena akan diselesaikan di pengadilan akhirat, jika orang yang dizalimi di dunia itu tidak ridha.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌Hadirilah kajian berikutnya:
Ahad, 5 Ramadhan/21 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema:
🔰"Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
🔰"Seseorang yang Berani Menasihati Penguasa Kejam di Istananya" oleh Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Musa, Peringatan bagi Firaun di Setiap Zaman
(4 Ramadhan 1436/20 Juni 2015)
Kisah Nabi Musa ini sangat penting kita pahami karena banyak mengandung ibroh. Kisah Nabi Musa terdapat di 10 tempat dan disebutkan sebanyak 136 kali.
Saat Perang Hunain, sebagian orang Anshar merasa tidak adil dengan kebijakan Rasulullah dalam membagikan harta rampasan perang. Rasulullah sangat marah dengan mereka yang menuduh Rasulullah tidak adil. Jika Allah dan Rasul-Nya dianggap tidak adil, lantas siapa lagi yang mampu berlaku adil? Namun, di akhir kalimatnya Rasulullah berkata, "Semoga Allah merahmati Musa. Ia disakiti oleh kaumnya melebihi dari ini."
Kisah Nabi Musa terdapat dalam beberapa episode dan masing-masing episode memiliki pelajaran tersendiri:
1. Firaun, dan ini yang paling banyak. Isinya tentang fitnah kekuasaan.
2. Qarun. Isinya tentang fitnah kekayaan.
3. Samiri.
4. Nabi Khidir. Isinya tentang fitnah ilmu pengetahuan.
5. Bani Israil
Saat menurunkan Al-Quran, Allah tidak hanya menjelaskan hukumnya, namun juga ceritanya.
Firaun menjadi simbol kezaliman sepanjang masa. Di dalam dirinya terkumpul kesesatan dalam akidah, kezaliman yang paling tinggi, dan keengganan menerima kebenaran.
Dalam surat Al-Fatihah, kita meminta ditunjukkan pada jalan mereka yang Allah ridhai, dan dijauhkan dari jalan mereka yang sesat. Di dalam sejarah, terdapat jalan hidup umat terdahulu yang telah nyata kesesatannya, dan kisah umat terdahulu yang telah diridhai Allah.
Salah satu kezaliman Firaun terhadap Bani Israil ialah kebijakan pembunuhan bayi laki-laki.
Firaun yang takut dengan pertumbuhan kaum Bani Israil mengeluarkan kebijakan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Pada akhirnya, kebijakan ini direvisi, bahwa pembunuhan bayi laki-laki dilakukan selang seling. Tahun ini dibunuh, tahun besok tidak.
Orang dengan karakter Firaun akan selalu ada di setiap zaman. Dan sunnatullah pun berlaku, bahwa setiap ada Firaun, ada pula Musa. Inilah semangat yang ingin dibangkitkan dalam kisah Nabi Musa. Kemenangan itu akan hadir pada mereka yang berada dalam kebenaran dan bahwa kebenaran akan selalu mengalahkan kebatilan.
Kisah Firaun ini juga menjadi pelajaran bagi setiap pemimpin agar tidak berlaku zalim terhadap rakyatnya, sebelum berlaku atas dirinya sebagaimana yang berlaku atas diri Firaun.
Dalam kisah Firaun, Allah berkehendak menjadikan Nabi Musa sebagai orang yang paling dibenci dan ditakuti oleh Firaun, padahal ia adalah orang yang pernah dikasihinya karena diasuh di dalam istana oleh istrinya Firaun.
Pada episode lain, Nabi Musa tinggal selama 10 tahun di daerah Madyan, menjadi menantu dari Nabi Syuaib.
Episode ini penting karena menjadi tonggak sejarah yang mengubah takdir Bani Israil.
Di episode lainnya, Nabi Musa berbicara dengan Allah. Nabi Musa mengadukan ketakutannya atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Nabi Musa pun berdoa dan meminta agar dirinya dikaruniai sahabat yang membantunya, yaitu Harun.
Melihat dunia hari ini, kita membutuhkan Musa-Musa baru yang dapat melawan kezaliman pemimpin. Selalu ada perdebatan panjang tentang kepemimpinan. Apakah pemimpin yang baik itu hadir dari atas kemudian memperbaiki rakyatnya, ataukah pemimpin yang baik itu hadir dari bawah? Dari rakyat yang sudah baik.
Ada seorang penulis yang menganilisis, bahwa kisah Nabi Musa ini benar-benar terjadi saat ini. Penulis ini menjelaskan siapa yang menjadi Firaun, siapa yang menjadi tukang sihir, apa yang dimaksud dengan tongkat, dan seterusnya. Pelajarannya, penulis ini telah mencoba menggunakan kisah sebagai panduan bagi dirinya dalam memandang kehidupan.
Nabi Musa tidak pernah mengetahui skenario yang telah Allah tetapkan untuknya. Seringkali, pertolongan dari Allah itu bentuknya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Ketika Allah terus memberikan kesuksesan bagi orang-orang yang zalim dalam melakukan kezalimannya, bisa jadi saat itu Allah hendak menyesatkannya sampai jauh, hingga ia tidak bisa lagi kembali untuk mendapat petunjuk. Persis seperti Firaun. Allah mencabut nyawa Firaun saat pertaubatannya sudah lagi tak diterima. Ingatlah bahwa setiap kezaliman akan menemui jalan kesengsaraan.
Hadirnya hukum Islam di dunia ini untuk menyelesaikan segala permasalahan di dunia agar tidak diadili di akhirat. Saat orang yang mencuri telah dipotong tangannya di dunia, kemudian ia bertaubat, maka di akhirat dia tidak akan diadili lagi.
Akan tetapi, hukuman terhadap kezaliman lebih mengerikan karena akan diselesaikan di pengadilan akhirat, jika orang yang dizalimi di dunia itu tidak ridha.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌Hadirilah kajian berikutnya:
Ahad, 5 Ramadhan/21 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema:
🔰"Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
🔰"Seseorang yang Berani Menasihati Penguasa Kejam di Istananya" oleh Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #3
Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #3 (Siroh dalam Al-Quran)
(Ust. Budi Ashari, Lc.)
Yusuf, Kisah Terbaik untuk Umat Muhammad
(4 Ramadhan 1436/20 Juni 2015)
Al-Quran ialah kitab yang isinya sejarah, namun berbeda dengan buku sejarah. Dalam Al-Quran, sejarah yang disajikan ialah sejarah yang akan menjadi panduan.
Salah satu kisah yang diabadikan dalam Al-Quran ialah kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf ini disajikan lengkap dalam satu surat utuh yang juga dinamakan surat Yusuf.
Rasulullah banyak mengambil ibroh dari kisah Yusuf. Aisyah juga mengambil ibroh dari kisah Nabi Yusuf saat hadits ifki menimpanya.
Saat Fathu Makkah pun, Nabi berkata pada para pembesar Quraisy. Nabi mengumpulkan mereka dan bertanya, "Apa yang kira-kira akan kulakukan pada kalian?" Para pembesar ini berkata, "Engkaulah saudara kami yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia." Rasulullah membalas, "Hari ini aku akan berkata sebagaimana perkataan Yusuf pada saudaranya: Sudah tidak ada lagi kesalahan kalian. Pergilah, kalian semua kubebaskan."
Inilah akhlak mulia para Nabi. Mampu memaafkan di saat keadaan sangat mudah untuk membalas.
Berhati-hatilah dalam berinteraksi dengan saudara. Bisa jadi, saat kita menorehkan luka pada saudara kita, nanti suatu saat justru kita yang akan mengiba belas kasih saudara kita itu.
Kisah dijadikan sebagai ibroh agar kita dapat terhubung dengan Nabi-nabi sebelumnya. Kisah inilah yang menjadi jembatan penghubung antara kita dengan mereka.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Yusuf: 2)
Awalan surat ini menjadi mukadimah yang luar biasa dalam kisah Yusuf. Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab agar kalian berakal. Maksud berakal di sini ialah berilmu. Mengapa harus bahasa Arab?
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa hal ini karena bahasa Arab ialah bahasa yang paling fasih, yang paling jelas, dan paling luas. Bahasa Arab ialah bahasa yang paling mampu mengungkapkan makna yang diinginkan dalam jiwa. Karenanya, inilah kitab paling mulia yang diturunkan oleh Allah dengan bahasa paling mulia, diturunkan pada Rasul yang paling mulia, oleh malaikat yang paling mulia, dan di bulan yang paling mulia.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَٰذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Yusuf: 3)
Ahsanal Qasash artinya kisah terbaik. Seluruh kisah dalam Al-Quran ialah kisah terbaik, namun dalam surat Yusuf ini ada pengkhususan.
Ada beberapa cara bertutur Allah, dua di antaranya ialah:
1. Kisah yang kronologis, dimulai dari kecil hingga dewasa, misalnya kisah Nabi Yusuf.
2. Kisah yang disebar dalam beberapa surat, ibarat puzzle, misalnya kisah Nabi Musa.
Saat itu, kisah Nabi Yusuf tidak diketahui sebelumnya oleh masyarakat Quraisy mau pun Yahudi. Oleh karena itu, Yahudi berkomplot dengan Quraisy untuk menanyakan kisah Nabi Yusuf pada Rasulullah.
Allah pun menurunkan kisah Yusuf. Kisah ini bukan hanya sebagai jawaban atas pertanyaan orang kafir, namun juga menjadi jawaban atas kondisi umat Islam. Surat Yusuf ini turun di masa Amul Huzni, tahun kesedihan di tahun 10 kenabian. Dan begitulah sejarah, ia mampu menjawab segala hal yang menjadi permasalahan zaman.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (Yusuf: 4)
Kisah Yusuf dalam Al-Quran dimulai dengan dialog mengenai mimpi Nabi Yusuf bahwa 11 matahari, bintang, dan bulan bersujud kepadanya. Menariknya, keseluruhan kisah Yusuf ini diawali dengan mimpi Nabi Yusuf, di tengahnya ada mimpi (mimpi dua orang yang dipenjara bersama Yusuf), dan di akhirnya pun ada mimpi (mimpi penguasa Mesir).
Penakwilan Nabi Yusuf atas mimpi penguasa Mesir inilah yang menjadi penyebab dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara. Dan akhir kisah Nabi Yusuf merupakan takwil atas mimpi Nabi Yusuf.
Mimpi adalah hal yang penting dan mulia jika mampu didalami oleh ahli ilmu. Nabi bersabda bahwa tidak ada yang tersisa dari kenabian melainkan mubasyirat (kabar gembira) yang didapatkan dari mimpi.
Akhir kisah Nabi Yusuf menjadi takwil atas mimpi Nabi Yusuf yang di awal.
Bintang: saudaranya
Matahari: ayahnya
Bulan: ada yang berpendapat ibunya.
Salah satu pelajaran dari mimpi ini, laki-laki diibaratkan matahari, perempuan diibaratkan dengan rembulan.
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Yusuf: 5)
Nabi Yakub berpesan agar jangan sampai Nabi Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudaranya, karena nanti mereka akan membuat makar. Nabi Yakub juga mengajari bahwa setan itu musuhnya manusia.
Ternyata, meskipun tidak diceritakan pada saudaranya, saudara Nabi Yusuf tetap membuat makar pada Nabi Yusuf, yaitu dengan membuang Nabi Yusuf ke dalam sumur.
Nabi Yakub pun bertahan selama 80 tahun dalam keyakinan bahwa Nabi Yusuf masih hidup. Keyakinan ini didapatkan dari penakwilan atas mimpi Nabi Yusuf.
Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Yusuf:
1. Pentingnya pendidikan anak di usia dini. Nabi Yakub dan Yusuf berpisah selama 80 tahun, namun Nabi Yusuf terus mengingat pendidikan yang dilakukan oleh ayahnya ketika Nabi Yusuf masih kecil.
2. Bertanya adalah kunci kebesaran ilmu. Ibnu Abbas dikaruniai Allah hati yang berakal dan lisan yang mau bertanya.
3. Penting sekali untuk berlaku adil pada anak-anak kita. Saudara Nabi Yusuf ingin membunuh Nabi Yusuf diakibatkan sifat hasad, meskipun pada akhirnya tidak jadi dibunuh, tapi hanya dibuang ke sumur. Saudara Nabi Yusuf merasa bahwa bapaknya lebih mencintai Yusuf dan Bunyamin. Hasad ialah dosa pertama di langit dan di bumi. Bahkan hasad di antara saudara dapat menyebabkan pembunuhan.
4. Balaslah kebaikan dengan kebaikan. Inilah akhlak para Nabi.
Dalam sabdanya, Nabi menyuruh kita membalas kebaikan dengan kebaikan. Dan jika tidak mampu, balaslah dengan mendoakannya.
5. Untuk membahasakan tipu daya, Allah menyebutkan bahwa tipu daya setan ialah lemah, sedangkan tipu daya wanita besar.
Hal ini bukanlah bermaksud merendahkan wanita, namun menjadi peringatan bagi para laki-laki dan wanita.
Tipu daya istri penguasa Mesir:
-Memfitnah Nabi Yusuf, padahal dirinya yang menggoda Nabi Yusuf
-Mengundang para wanita yang menggosipkan dirinya dengan Nabi Yusuf
Mengapa Penguasa Mesir ini tidak terlalu marah dengan kelakuan istrinya? Menurut Ibnu Katsir ada dua kemungkinan:
1. Penguasa ini berhati lembut
2. Penguasa ini memiliki aib yang semisal pula dengan istrinya
6. Milikilah hati yang lapang. Tidak perlu mengungkit kesalahan saudara kita di masa lalu. Inilah akhlak para Nabi. Nabi Yusuf tidak mengungkit kesalahan saudaranya di masa lalu. Nabi Yusuf memosisikan dirinya sebagai adik dari saudara-saudaranya.
Di akhir kisah Nabi Yusuf, seluruh keluarganya pun berkumpul kembali, diundang ke istana, dan bersujud pada Nabi Yusuf sebagai bentuk penghormatan. Bersujud pada manusia saat itu masih diperbolehkan sampai zaman Nabi Isa.
Seluruh peristiwa yang dialami Nabi Yusuf menjadi pengantar menuju takdir baik Nabi Yusuf, yaitu menjadi Nabi dan penguasa di negeri Mesir.
Inilah Nabi Yusuf, yang masuk penjara karena ketampanan wajahnya, dan dikeluarkan dari penjara karena ketampanan hatinya.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
📺 Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌Hadirilah kajian berikutnya:
Ahad, 5 Ramadhan/21 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
(Ust. Budi Ashari, Lc.)
Yusuf, Kisah Terbaik untuk Umat Muhammad
(4 Ramadhan 1436/20 Juni 2015)
Al-Quran ialah kitab yang isinya sejarah, namun berbeda dengan buku sejarah. Dalam Al-Quran, sejarah yang disajikan ialah sejarah yang akan menjadi panduan.
Salah satu kisah yang diabadikan dalam Al-Quran ialah kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf ini disajikan lengkap dalam satu surat utuh yang juga dinamakan surat Yusuf.
Rasulullah banyak mengambil ibroh dari kisah Yusuf. Aisyah juga mengambil ibroh dari kisah Nabi Yusuf saat hadits ifki menimpanya.
Saat Fathu Makkah pun, Nabi berkata pada para pembesar Quraisy. Nabi mengumpulkan mereka dan bertanya, "Apa yang kira-kira akan kulakukan pada kalian?" Para pembesar ini berkata, "Engkaulah saudara kami yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia." Rasulullah membalas, "Hari ini aku akan berkata sebagaimana perkataan Yusuf pada saudaranya: Sudah tidak ada lagi kesalahan kalian. Pergilah, kalian semua kubebaskan."
Inilah akhlak mulia para Nabi. Mampu memaafkan di saat keadaan sangat mudah untuk membalas.
Berhati-hatilah dalam berinteraksi dengan saudara. Bisa jadi, saat kita menorehkan luka pada saudara kita, nanti suatu saat justru kita yang akan mengiba belas kasih saudara kita itu.
Kisah dijadikan sebagai ibroh agar kita dapat terhubung dengan Nabi-nabi sebelumnya. Kisah inilah yang menjadi jembatan penghubung antara kita dengan mereka.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Yusuf: 2)
Awalan surat ini menjadi mukadimah yang luar biasa dalam kisah Yusuf. Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab agar kalian berakal. Maksud berakal di sini ialah berilmu. Mengapa harus bahasa Arab?
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa hal ini karena bahasa Arab ialah bahasa yang paling fasih, yang paling jelas, dan paling luas. Bahasa Arab ialah bahasa yang paling mampu mengungkapkan makna yang diinginkan dalam jiwa. Karenanya, inilah kitab paling mulia yang diturunkan oleh Allah dengan bahasa paling mulia, diturunkan pada Rasul yang paling mulia, oleh malaikat yang paling mulia, dan di bulan yang paling mulia.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَٰذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Yusuf: 3)
Ahsanal Qasash artinya kisah terbaik. Seluruh kisah dalam Al-Quran ialah kisah terbaik, namun dalam surat Yusuf ini ada pengkhususan.
Ada beberapa cara bertutur Allah, dua di antaranya ialah:
1. Kisah yang kronologis, dimulai dari kecil hingga dewasa, misalnya kisah Nabi Yusuf.
2. Kisah yang disebar dalam beberapa surat, ibarat puzzle, misalnya kisah Nabi Musa.
Saat itu, kisah Nabi Yusuf tidak diketahui sebelumnya oleh masyarakat Quraisy mau pun Yahudi. Oleh karena itu, Yahudi berkomplot dengan Quraisy untuk menanyakan kisah Nabi Yusuf pada Rasulullah.
Allah pun menurunkan kisah Yusuf. Kisah ini bukan hanya sebagai jawaban atas pertanyaan orang kafir, namun juga menjadi jawaban atas kondisi umat Islam. Surat Yusuf ini turun di masa Amul Huzni, tahun kesedihan di tahun 10 kenabian. Dan begitulah sejarah, ia mampu menjawab segala hal yang menjadi permasalahan zaman.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (Yusuf: 4)
Kisah Yusuf dalam Al-Quran dimulai dengan dialog mengenai mimpi Nabi Yusuf bahwa 11 matahari, bintang, dan bulan bersujud kepadanya. Menariknya, keseluruhan kisah Yusuf ini diawali dengan mimpi Nabi Yusuf, di tengahnya ada mimpi (mimpi dua orang yang dipenjara bersama Yusuf), dan di akhirnya pun ada mimpi (mimpi penguasa Mesir).
Penakwilan Nabi Yusuf atas mimpi penguasa Mesir inilah yang menjadi penyebab dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara. Dan akhir kisah Nabi Yusuf merupakan takwil atas mimpi Nabi Yusuf.
Mimpi adalah hal yang penting dan mulia jika mampu didalami oleh ahli ilmu. Nabi bersabda bahwa tidak ada yang tersisa dari kenabian melainkan mubasyirat (kabar gembira) yang didapatkan dari mimpi.
Akhir kisah Nabi Yusuf menjadi takwil atas mimpi Nabi Yusuf yang di awal.
Bintang: saudaranya
Matahari: ayahnya
Bulan: ada yang berpendapat ibunya.
Salah satu pelajaran dari mimpi ini, laki-laki diibaratkan matahari, perempuan diibaratkan dengan rembulan.
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Yusuf: 5)
Nabi Yakub berpesan agar jangan sampai Nabi Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudaranya, karena nanti mereka akan membuat makar. Nabi Yakub juga mengajari bahwa setan itu musuhnya manusia.
Ternyata, meskipun tidak diceritakan pada saudaranya, saudara Nabi Yusuf tetap membuat makar pada Nabi Yusuf, yaitu dengan membuang Nabi Yusuf ke dalam sumur.
Nabi Yakub pun bertahan selama 80 tahun dalam keyakinan bahwa Nabi Yusuf masih hidup. Keyakinan ini didapatkan dari penakwilan atas mimpi Nabi Yusuf.
Beberapa pelajaran dari kisah Nabi Yusuf:
1. Pentingnya pendidikan anak di usia dini. Nabi Yakub dan Yusuf berpisah selama 80 tahun, namun Nabi Yusuf terus mengingat pendidikan yang dilakukan oleh ayahnya ketika Nabi Yusuf masih kecil.
2. Bertanya adalah kunci kebesaran ilmu. Ibnu Abbas dikaruniai Allah hati yang berakal dan lisan yang mau bertanya.
3. Penting sekali untuk berlaku adil pada anak-anak kita. Saudara Nabi Yusuf ingin membunuh Nabi Yusuf diakibatkan sifat hasad, meskipun pada akhirnya tidak jadi dibunuh, tapi hanya dibuang ke sumur. Saudara Nabi Yusuf merasa bahwa bapaknya lebih mencintai Yusuf dan Bunyamin. Hasad ialah dosa pertama di langit dan di bumi. Bahkan hasad di antara saudara dapat menyebabkan pembunuhan.
4. Balaslah kebaikan dengan kebaikan. Inilah akhlak para Nabi.
Dalam sabdanya, Nabi menyuruh kita membalas kebaikan dengan kebaikan. Dan jika tidak mampu, balaslah dengan mendoakannya.
5. Untuk membahasakan tipu daya, Allah menyebutkan bahwa tipu daya setan ialah lemah, sedangkan tipu daya wanita besar.
Hal ini bukanlah bermaksud merendahkan wanita, namun menjadi peringatan bagi para laki-laki dan wanita.
Tipu daya istri penguasa Mesir:
-Memfitnah Nabi Yusuf, padahal dirinya yang menggoda Nabi Yusuf
-Mengundang para wanita yang menggosipkan dirinya dengan Nabi Yusuf
Mengapa Penguasa Mesir ini tidak terlalu marah dengan kelakuan istrinya? Menurut Ibnu Katsir ada dua kemungkinan:
1. Penguasa ini berhati lembut
2. Penguasa ini memiliki aib yang semisal pula dengan istrinya
6. Milikilah hati yang lapang. Tidak perlu mengungkit kesalahan saudara kita di masa lalu. Inilah akhlak para Nabi. Nabi Yusuf tidak mengungkit kesalahan saudaranya di masa lalu. Nabi Yusuf memosisikan dirinya sebagai adik dari saudara-saudaranya.
Di akhir kisah Nabi Yusuf, seluruh keluarganya pun berkumpul kembali, diundang ke istana, dan bersujud pada Nabi Yusuf sebagai bentuk penghormatan. Bersujud pada manusia saat itu masih diperbolehkan sampai zaman Nabi Isa.
Seluruh peristiwa yang dialami Nabi Yusuf menjadi pengantar menuju takdir baik Nabi Yusuf, yaitu menjadi Nabi dan penguasa di negeri Mesir.
Inilah Nabi Yusuf, yang masuk penjara karena ketampanan wajahnya, dan dikeluarkan dari penjara karena ketampanan hatinya.
_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com
📺 Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
📌Hadirilah kajian berikutnya:
Ahad, 5 Ramadhan/21 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
Subscribe to:
Posts (Atom)