Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #1
Ust. Herfi G. Faizi, Lc.
Agar Al-Quran Menjadi Huda dan Furqon
20 Rajab 1436/9 Mei 2015
Allah Ta'ala menurunkan surat Al-Alaq saat Nabi Muhammad berada di puncak kegundahan akan kondisi kejahiliyahan masyarakat.
Kalimat ini merupakan kalimat takrim, yaitu pemuliaan yang Allah berikan pada manusia. Kita ini makhluk yang hina, namun Allah izinkan kita untuk membaca firman Allah Rabbul 'Alamin.
A. Urgensi hidup di bawah naungan Quran
Beriman saja tidak cukup, tetapi iman itu sendiri butuh pemantapan.
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Al-An'am: 122)
Imam Qatadah menjelaskan bahwa maksud 'nuuran' ialah Kitabullah.
Maknanya: Apakah orang yang telah Allah berikan Al-Quran serupa dengan orang yang berada di tengah kegelapan yang berselimut kegelapan?
Sababun nuzul ayat ini ialah untuk membandingkan antara Hamzah dan Abu Jahal. Selain Hamzah, ada juga riwayat yang mengatakan Umar, Ammar, atau Rasulullah. Hamzah ketika jahiliyah diibaratkan mati, kemudian Allah hidupkan dengan keislamannya. Kehidupan sejati ialah hidup dengan cahaya Al-Quran.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Asy-Syura: 52)
Malik bin Dinar mengatakan: "Ruuhan" dalam ayat ini maknanya adalah Al-Quran.
Jika kehidupan kita di dunia ini jauh dan tidak sesuai dengan petunjuk dari Al-Quran, maka ibarat jasad tanpa ruh. Kita akan mengalami 'kematian' pertama sebelum kematian yang kedua. Dan kematian yang pertama ini lebih buruk akibatnya.
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri. (An-Naml: 80-81)
Orang mati yang berada di alam kubur bisa mendengar. Akan tetapi, orang mati yang berada di alam dunia, yaitu orang yang selalu berpaling dari Al-Quran, tidak akan bisa 'mendengar' ayat-ayat Allah yang dibacakan.
Al-Quran dengan hidup seperti ruh dengan jasad. Di sinilah pentingnya bahwa kehidupan kita, dalam kondisi apa pun, harus selalu berdasarkan petunjuk dari Al-Quran.
B. Belajar pada Salafush Shalih
Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya kami kesulitan menghafal Quran, namun mudah mengamalkannya. Dan sesungguhnya setelah kami nanti ada orang yang mudah menghafal Quran, namun sulit mengamalkannya."
Jika Ibnu Mas'ud hidup pada zaman ini, mungkin beliau akan melihat golongan yang ketiga, yaitu orang yang sulit menghafal dan mengamalkan Quran.
Abdullah bin Umar bin Khattab bercerita bahwa ayahnya belajar surat Al-Baqarah selama 12 tahun. Ketika sudah selesai menghafal (dan mendalaminya), beliau menyembelih seekor unta.
Seperti inilah salafush shalih belajar. Belajar Al-Quran tidak bisa dengan tergesa-gesa. Perlu ketelatenan, kesabaran, dan ketelitian dalam menggali setiap petunjuk di dalam Al-Quran.
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu berakal. (Az-Zukhruf: 3)
Faedahnya, kita harus melibatkan akal saat berinteraksi dan mempelajari Al-Quran.
Al-Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk, dan petunjuk itu untuk diamalkan. Jika seseorang berobat ke dokter dan mendapatkan resep, maka ia tidak akan sembuh jika resep itu hanya dibaca dan difahami. Setelah ia membeli dan meminum obatnya, barulah akan sembuh dengan izin Allah.
Seperti inilah ilustrasi Al-Quran sebagai syifa, sebagai penyembuh dan petunjuk saat sudah diamalkan. Demi Allah, ilustrasi ini bukan untuk mengecilkan pahala agung dari membaca dan menghafal Al-Quran.
C. Al-Quran dan Mukjizat Bahasa, Sebuah Pintu Besar
Seluruh pilihan kata yang ada dari Al-Fatihah sampai An-Nas, layak bagi kita untuk berhenti sejenak dan menggali kedalamannya, mengapa Allah memilih kata tersebut di dalam Al-Quran?
Ar-Razi mengatakan bahwa ada 10.000 solusi untuk 10.000 masalah dalam surat Al-Fatihah.
Jangan pernah bosan untuk bertanya tentang Al-Quran karena Al-Quran tidak akan bosan untuk menjawab dan memberikan petunjuknya, sesuai dengan namanya, Al-Quran Al-Karim. Dan karim artinya dermawan.
_______________________
Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)
Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)
Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di websitewww.kuttabalfatih.com
Video streaming kajian dapat dilihat di Alfatih.tv
Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.
Hadirilah kajian berikutnya:
Sabtu, 4 Ramadhan/20 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema: "Yusuf, Kisah Terbaik Untuk Umat Muhammad" oleh Ust. Budi Ashari, Lc
No comments:
Post a Comment