Thursday, June 25, 2015

Kajian Ramadhan bersama Al-Fatih #4

Catatan Kajian Ramadhan Bersama Al-Fatih #4 (Siroh dalam Al-Quran)
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.

Musa, Peringatan bagi Firaun di Setiap Zaman
(4 Ramadhan 1436/20 Juni 2015)

Kisah Nabi Musa ini sangat penting kita pahami karena banyak mengandung ibroh. Kisah Nabi Musa terdapat di 10 tempat dan disebutkan sebanyak 136 kali.

Saat Perang Hunain, sebagian orang Anshar merasa tidak adil dengan kebijakan Rasulullah dalam membagikan harta rampasan perang. Rasulullah sangat marah dengan mereka yang menuduh Rasulullah tidak adil. Jika Allah dan Rasul-Nya dianggap tidak adil, lantas siapa lagi yang mampu berlaku adil? Namun, di akhir kalimatnya Rasulullah berkata, "Semoga Allah merahmati Musa. Ia disakiti oleh kaumnya melebihi dari ini."

Kisah Nabi Musa terdapat dalam beberapa episode dan masing-masing episode memiliki pelajaran tersendiri:
1. Firaun, dan ini yang paling banyak. Isinya tentang fitnah kekuasaan.
2. Qarun. Isinya tentang fitnah kekayaan.
3. Samiri.
4. Nabi Khidir. Isinya tentang fitnah ilmu pengetahuan.
5. Bani Israil

Saat menurunkan Al-Quran, Allah tidak hanya menjelaskan hukumnya, namun juga ceritanya.

Firaun menjadi simbol kezaliman sepanjang masa. Di dalam dirinya terkumpul kesesatan dalam akidah, kezaliman yang paling tinggi, dan keengganan menerima kebenaran.

Dalam surat Al-Fatihah, kita meminta ditunjukkan pada jalan mereka yang Allah ridhai, dan dijauhkan dari jalan mereka yang sesat. Di dalam sejarah, terdapat jalan hidup umat terdahulu yang telah nyata kesesatannya, dan kisah umat terdahulu yang telah diridhai Allah.

Salah satu kezaliman Firaun terhadap Bani Israil ialah kebijakan pembunuhan bayi laki-laki.
Firaun yang takut dengan pertumbuhan kaum Bani Israil mengeluarkan kebijakan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Pada akhirnya, kebijakan ini direvisi, bahwa pembunuhan bayi laki-laki dilakukan selang seling. Tahun ini dibunuh, tahun besok tidak.

Orang dengan karakter Firaun akan selalu ada di setiap zaman. Dan sunnatullah pun berlaku, bahwa setiap ada Firaun, ada pula Musa. Inilah semangat yang ingin dibangkitkan dalam kisah Nabi Musa. Kemenangan itu akan hadir pada mereka yang berada dalam kebenaran dan bahwa kebenaran akan selalu mengalahkan kebatilan.

Kisah Firaun ini juga menjadi pelajaran bagi setiap pemimpin agar tidak berlaku zalim terhadap rakyatnya, sebelum berlaku atas dirinya sebagaimana yang berlaku atas diri Firaun.

Dalam kisah Firaun, Allah berkehendak menjadikan Nabi Musa sebagai orang yang paling dibenci dan ditakuti oleh Firaun, padahal ia adalah orang yang pernah dikasihinya karena diasuh di dalam istana oleh istrinya Firaun.

Pada episode lain, Nabi Musa tinggal selama 10 tahun di daerah Madyan, menjadi menantu dari Nabi Syuaib.
Episode ini penting karena menjadi tonggak sejarah yang mengubah takdir Bani Israil.

Di episode lainnya, Nabi Musa berbicara dengan Allah. Nabi Musa mengadukan ketakutannya atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Nabi Musa pun berdoa dan meminta agar dirinya dikaruniai sahabat yang membantunya, yaitu Harun.

Melihat dunia hari ini, kita membutuhkan Musa-Musa baru yang dapat melawan kezaliman pemimpin. Selalu ada perdebatan panjang tentang kepemimpinan. Apakah pemimpin yang baik itu hadir dari atas kemudian memperbaiki rakyatnya, ataukah pemimpin yang baik itu hadir dari bawah? Dari rakyat yang sudah baik.

Ada seorang penulis yang menganilisis, bahwa kisah Nabi Musa ini benar-benar terjadi saat ini. Penulis ini menjelaskan siapa yang menjadi Firaun, siapa yang menjadi tukang sihir, apa yang dimaksud dengan tongkat, dan seterusnya. Pelajarannya, penulis ini telah mencoba menggunakan kisah sebagai panduan bagi dirinya dalam memandang kehidupan.

Nabi Musa tidak pernah mengetahui skenario yang telah Allah tetapkan untuknya. Seringkali, pertolongan dari Allah itu bentuknya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Ketika Allah terus memberikan kesuksesan bagi orang-orang yang zalim dalam melakukan kezalimannya, bisa jadi saat itu Allah hendak menyesatkannya sampai jauh, hingga ia tidak bisa lagi kembali untuk mendapat petunjuk. Persis seperti Firaun. Allah mencabut nyawa Firaun saat pertaubatannya sudah lagi tak diterima. Ingatlah bahwa setiap kezaliman akan menemui jalan kesengsaraan.

Hadirnya hukum Islam di dunia ini untuk menyelesaikan segala permasalahan di dunia agar tidak diadili di akhirat. Saat orang yang mencuri telah dipotong tangannya di dunia, kemudian ia bertaubat, maka di akhirat dia tidak akan diadili lagi.

Akan tetapi, hukuman terhadap kezaliman lebih mengerikan karena akan diselesaikan di pengadilan akhirat, jika orang yang dizalimi di dunia itu tidak ridha.

_______________________
📦 Infaq Kegiatan Ramadhan Bersama Al-Fatih
• Bank Syariah Mandiri
• No. Rek 7062270114 a.n. Al Fatih Pilar Peradaban, Yayasan
• Transfer dengan menambahkan kode unik #900 di belakang (mis: 1.000.900)

📞 Narahubung: 081320003460 (Abu Ibrahim)

📋 Kegiatan dan laporan keuangan dapat dilihat di website www.kuttabalfatih.com

🔈 Silakan sebarkan kiriman ini tanpa mengubah aslinya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazaakumullah khairan.

📌Hadirilah kajian berikutnya:
Ahad, 5 Ramadhan/21 Juni 2015 pkl 8.30-12.00 di Kuttab Al-Fatih Depok, Jl. Lafran Pane Raya No. 100, Kelapa 2 (RTM), Cimanggis, Depok (Depan komplek Griya Tugu Asri).
Tema:
🔰"Dzulqornain, Potret Pemimpin Terbaik" oleh Ust. Budi Ashari, Lc.
🔰"Seseorang yang Berani Menasihati Penguasa Kejam di Istananya" oleh Ust. Rofiq Hidayat, Lc.

No comments: