“Di dalam hati manusia ada sifat perpecahan, tidak ada yang mampu merekatkannya kecuali dengan menghadap Allah. Di dalam hati juga ada sifat keras, tidak ada yang mampu menghilangkannya kecuali dengan merasa nikmat bertaqarrub kepada Allah. Di dalam hati ada rasa takut dan bingung, tidak ada yang sanggup menghilangkannya kecuali lari menuju Allah.” (Ibnu Qayyim)
Ketika hal-hal yang tidak nyaman mulai menyelimuti hati, saat itu kita -saya- banyak-banyak berdoa kepada Allah swt, yang merupakan salah satu kiat menghadap Allah, bertaqarrub, atau lari menuju Allah, untuk mendapatkan ketenangan dan solusi. Allah berfirman:
Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. Al-Mukmin: 60)
Ya, satu hal lain yang saya rasakan mengenai kelalaian saya sebagai orang tua adalah lalainya dalam berdoa. Secara umum, doa untuk diri sendiri dan orangtua, khususnya lagi berdoa untuk anak-anak. Lalainya bukan tidak adanya doa yang dipanjatkan kepada Allah swt, namun lebih kepada lalainya memperhatikan adab sebagai hamba Allah dalam meminta kepada-Nya.
Lalainya dimulai dari terburu-buru dalam berdoa dan tidak menghadirkan hati dalam berdoa. Tanpa disadari, kalau diteliti dengan benar, saya sering terkejar-kejar dalam memanjatkan doa kepada Allah swt, apalagi saat setelah shalat -yang seharusnya merupakan saat tepat untuk berpanjang-panjang dengan doa-, malah sering terlewatkan karena ingin bersegera menyelesaikan urusan dunia. Sehingga hanya berdoa sekenanya saja, sehingga tidak ada kekhusyu’an di dalamnya. Bagaimana Allah akan mengabulkannya?
Banyak doa juga yang dilafalkan, namun seolah mengalir begitu saja tanpa ada rasa tunduk dan harap kepada Allah dengan seharap-harapnya, dikarenakan doa itu tidak menancap ke hati. Kalaupun ada yang menancap, biasanya saat berdoa dalam keadaan sempit dan galau T_T.
Sedangkan di waktu lapang, lupa berdoa, padahal Rasulullah saw menganjurkan kepada kita untuk banyak-banyak bedoa. Bahkan, selayaknya seorang muslim banyak berdoa di setiap waktu, karena doa merupakan ibadah mulia di sisi Allah swt.
Ya Allah…Alangkah lalainya diri ini dari doa yang sejatiDoa yang benar-benar hanya diniatkan dengan benarDoa yang diikuti dengan keyakinan bahwa akan dikabulkanDoa yang diliputi dengan kesungguhan hati dalam memintaDoa yang bukan hanya dalam lisan atau hafalanDoa yang bukan hanya ketika terjerat dalam kesulitanDan doa yang bukan hanya sekedar ritualYa Allah…Kami tahu betapa banyak doa-doa ma’tsur yang kami ketahuiTapi tidak menyadarkan kami bahwa dengan doa-doa itu hari-hari kami akan berartiKami tahu doa itu senjata bagi kamiTapi tak selalu kami gunakan untuk senjata kami dalam mendidik anak-anak kamiKami tahu dengan berdoa, para Nabi menjadi Engkau cintai dan Engkau tempatkan di tempat terpujiTapi kami melalaikan untuk senantiasa berdoa dan usaha dengan sesungguh-sungguh hatiAmpuni kami ya Allah…Yang malu meminta banyak kepada-Mu, padahal tiada tempat lain meminta kecuali dengan-MuYang lalai dalam bermunajat pada-Mu, hingga melupakan keagungan-MuYang lalai dalam berdoa pada-Mu, hingga melewatkan pujian dan syukur kepada-MuYang lalai dalam memohon pada-Mu, tanpa bershalawat dan salam kepada Rasul-Mu yang sepatutnya menjadi teladan sepenuhnya bagi kami untuk mencintai-MuAmpuni kami ya Allah...Yang tidak memiliki adab dalam berdoa dan memohon segala kebaikan-kebaikan itu pada-Mu
Jadi teringat anak-anak yang kita ‘rasa’ sudah memberikan ‘sesuatu’ yang terbaik untuk mereka, tapi lupa mendoakannya dengan doa terbaik kepada Allah swt di setiap waktu. Betapa Rasulullah saw memberikan banyak contoh dalam berbagai keadaan beliau senantiasa membelai kepala anak-anak kecil, menyambut mereka dengan pelukan bahkan saat mencium cucu-cucu beliau selalu mengikutinya dengan doa. Ya, saya tahu, tapi tidak menjadikannya contoh saat mencium, memeluk dan membelai anak-anak dengan diiringi doa-doa. Bahkan ketika terbersit rasa ‘cinta’ kepada anak-anak, tentu akan lebih baik bagi saya ketika tiba-tiba mendaratkan ciuman atau pelukan kepada mereka, saya tambahkan dengan doa-doa kebaikan untuk mereka.
Ya Allah… ampunilah diri yang lupa ini…
Tuntun dan bimbinglah untuk senantiasa mengucapkan doa kebaikan untuk anak-anak kami dimanapun kami berada. Tanpa melupakan doa-doa kebaikan untuk diri dan orangtua kami, serta kaum muslimin semuanya dengan adab yang semestinya… T_T
Aamiin Allahumma aamiin...
G.R. Parahyangan, 8 Mhrm 1437 H/ 21 Okt 2015
No comments:
Post a Comment