Thursday, December 25, 2008

Doa OraNg TerCiNta


Hari yang menakjubkan untukku. Berhubung semenjak pukul 00.00 hingga sekarang, berbagai media yang kumiliki mulai dari HP, chatbox, friendster maupun email. Semuanya turut memberikan kebahagiaan padaku, memberikan doa untuk kebaikan ku, dunia dan akhiratku... Amiin Allahumma amiin, terimakasih atas semua doa sahabat,sebagai wujud ukhuwah yang terjalin antara kita selama ini. Semoga berkekalan hingga di akhir masa dan Allah memberkahi usiaku dengan segala langkah yang telah, sedang dan akan kutorehkan dalam hidup ini. Terimakasih banyak sahabat atas semuanya, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan kebahagiaan yang melimpah padamu sekalian. jazakumullah khairal jaza...

Doa-doa untukku darimu sahabat dan orang-orang tercinta yang kucinta karena-Nya:

"Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi. Salam sehangat mentari di waktu dhuha. Salam suci... sesuci telaga kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selamanya. Salam penghormatan penuh kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan tiada pernah berubah dalam segala musim dan peristiwa. "MET MILAD Ya Ukhti, Semoga sisa umurnya barokah" ^_^ -->> Amiin Allahumma Amiin. Syukran wa jzk...

"10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1... Sannah helwa, 23 years ago, rabu, 25 Dec 1985 - 25 Dec 2008. Assalamu 'alaiki yauma wulidti wa yauma tamutina wa yauma tub'atsina hayya. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim... Allahumma zid li zakia shalihataha + 'ilman nafi'an + birran + rizqan + wasi'an. Allahummaghfirlaha wa liwalidayha wahdiha warhamha. Allahumma hab laha zaujan shalihan + dzurriyyatan thayyibatan. Allahumma bariklahafi 'umriha, Allahumma faqqihha fiddiin, Allahumma hassibha hisaaban yasiira, Ya Allah kabulkan doa-doanya. Allahumma innaka qulta wa qaulukalhaq: Ud'uuni astajib lakum, Amiin" -->> Amiiin Ya Mujiibas Saailiin. Syukran wa jzk...

"Ass. Kumalu, bingung tak tau bicara apa dan harus mulai darimana. Meskipun kamu kesal, marah, benci. Tapi kumohon izinkan aku ikut serta dalam kebahagiaanmu hari ini. Meski tersisih, aku berharap bisa hadir dalam suka cita di hari jadimu. Memang aku tak mampu berikan sejuk di hatimu apalagi menambah ceriamu, tapi kuingin ikut tersenyum melewatidetik-detik manis ini... Kebahagiaanmu bagaikan pijar di ruang gelap, doamu adalah embun di hati gersang yang tersimpan riuh di hari depan, doaku tasbih di hati sendu, tersirat cinta yang masih tercipta untuk kebahagiaan setiap insan pemeluk bahagia dengan cinta yang tak bersuara. Happy Birthday sobat, Moga sukses selalu..." -->> Amiin... Makasih...

"Met ULTAH ya Ukhti...! Semoga panjang umur, murah Rezki, tambah Dewasa serta apa yang dicita-citakan tercapai... Semoga mendapatkan jodoh yang sholeh dan yang pasti berada dalam lindungan Allah hendaknya Amiiin" -->> Amiin Ya Rabb... Syukran...

"Ya Allah, di usia yang ke 23 sahabatku ini Ya Rahman Ya Rahiim... Ampunilah dosanya, mudahkanlah urusannya, sampaikanlah cita-citanya, kabulkanlah doanya. Jadikan ia hamba-Mu yang taqwa, taat pada orang tua, berbakti untuk agama dan nusa, memiliki akhlak mulia. Karuniakanlah ia teman-teman ahli taqwa. Jauhkan dirinya dari marabahaya dan terhindar dari dosa. Jadikan kepasrahannya kepada-Mu sebagai kekuatan, rasa butuhnya kepada-Mu sebagai kekayaan, permohonannya terhadap-Mu sebagai kemuliaan, rasa rendah dirinya di hadapan-Mu sebagai ketinggian, tawakkalnya kepada-Mu sebagai kecukupan, Amiin Allahumma Amiin. I love and miss u coz Allah, Ukht..!" --> Amiin Ya Rabbal Alamiin... Syukran wa jzk...

"Setelah 23 tahun, semoga sisa usia kita diberkahi Allah. Met Hari Lahir buat Uni Za. semoga makin sholehah, keibuan, mandiri dan lebih dari itu: mukhlisah atas segala hal" -->> Amiiin Allahumma amiin :) Jzk...

"Assalamualaikum ww Kak Za! Met Milad ke 23 tahun ya Kak. Semoga kakak selalu diberi kebahagiaan oleh Allah. Tetap istiqamah, sukses dunia akhirat dan semakin dicintai. Dimudahkan segala urusan dan dibanyakkan rezki..." -->> Amiin Ya Rabb... :)

"(Gambar burung akan hinggap di sebuah ranting) Seekor burung datang kepadamu untuk menyampaikan UcapaN "B-) SELAMAT ULANG TAHUN YANG KE-23. SEMOGA PANJANG UMUR 'n' DIRIDHAI ALLAH" amiin ya Rabbal 'alamiin" -->> Amiin... Syukran wa jzk...

"Happy B'day ya Ammah... Bunda, abiy, kakak dan dedek doakan semoga Allah berkahi setiap umur yang telah Ammah lewati dan berkah untuk umur yang akan Ammah lalui. Ammah... dedek mo rayain ultah di KFC lho, tp diundur 10 hari jadi tgl 30 des ini. Ada paket ULTAH di KFC, 200rb utk 20 org tamu... ikut...ikut..." -->> Amiiin... Makasih banyak ya bunda aby zahzka. Ha.. Mau... ikut... tapi gimana caranya? hiks hiks. Ammah di sini gak bikin tasyakuran, tapi puasa, he 3x. Ntar deh pas Ammah pulkam bikin acara lagi ya dedek... :)

"Za... Selamat Ultah ya untuk za..." -->> Hehe.. makasih..

"Selamat Ulang Tahun yang ke-23 Semoga Bertambah Amal Ibadah dan Jadi Anak yang Shalehah... Trus... Mudah-mudahan cepat selesai S2-nya ya... @m!!!!nN :)" -->> Makasih Ma.. Jzakumullah khairan katsiran... Moga za bisa bahagiakan dan wujudkan bakti za ke mama, walau jasa Mama takkan pernah terganti, moga mama senang dan bahagia dunia akhirat ya Ma... Amiiin...

"Selamat Milad. Assalamu'alaikum wrwb, Semoga Allah melimpahkan umur yang berkah kepada mu.. memudahkan segala urusan2mu, mengistiqomahkan dirimu agar senantiasa berada di dalam hidayahNYA.... Selamat Milad ya.... Wassalam, Alfaqir min 'afwi rabbii...." -->> Amiiin... Syukran wa Jzk...

"assalamualaikum. maaf kalo kehadiran tulisan ini mengganggu... ini hanya sebuah ucapan pengantar datang nya hari yang ber bahagia ..... selamat hari lahir... semoga dengan bertambah nya usia ini mejadikan kita menjadi manusia yang amat berguna dunia akhiran dan mamapu memberi kita pengalaman yang amat berguna ... InsyaAllah ...
Ya Allah jadikan lah kami menjadi manusia yang selalu bersyukur adn ikhlas menjalani apa yang telah menjadi ketentuan bagi kami... ya Rob... berilah kami sesuatau yang mampu nejadikan kami menjadi umatMU yang selalu dekat denganMU....
sekali lagi maaf atas ke hadiran tulisan ini ... selamat hari lahir. salam" -->> Syukran wa jzk...

"MET HARI LAHIR SAHABAT...
Semoga Allah memberikan umur yang berkah..
Ya Allah...di hari yang sangat bersejarah bagi sahabat ku ini, izinkan aku merangkai sebuah doa untuknya..
Ya Robb...perkayalah sahabatku yang baik ini dengan ilmu Mu yang maha luas, hiasilah hatinya dengan kesabaran dan kesyukuran kepada Mu, muliakanlah wajahnya dengan ketaqwaan dan ketawadhu'an, anugerahkan kepadanya teman2 hidup yang bisa lebih mendekatkan dirinya kepada Mu, berikan ia keistiqomahan dalam merajut pribadi sholehah.
Amin Allahumma amin" -->> Amiin Ya Rabb... Syukran jazilan sudah menemani detik-detik bahagiaku wa jzk... :)

"Allahumma inna nas'aluka hubbaka, wahubba man yuhibbuka wa kulli 'amalin yuqarribuni ila hubbak... Salaamun 'alaiki yauma wulidta wa salamun'alaiki yauma tamutu wayauma tab'atsu hayya....Met hari lahir ya za......semoga ALLAH memberikan keberkahan atas umur iza, dan tetap dalam lindungan serta ke istiqomahan dalam da'wah nya... semoga bisa menjadikan za semakin dewasa dan bijaksana dalam menyikapi dan menghadapi hidup ni... semakin sabar dan ikhlas...serta jadi manusia terbaik sesuai dg tuntunan Rasulullah SAW.. amiin. sekali lagi met milad ya.." -->> Amiin Ya Rabbal Alamiin.. syukran wa jzk...

"Selamat yo za... semoga sisa umur yg dilalui semakin berkah dan akan melalui hari2 bahagia hingga ke akhir hayat" -->> Amiin Ya Mujibassaailiin... Syukran wa jzk...

"Selamat milad. Ya Allah.. Yang sedang membaca pesan ini adalah saudaraku yg sedang berulang tahun. Berkahilah dia ya Allah dg limpahan rizqi-Mu, bahagiakanlah dia, kuatkan imannya, perkayalah dia dg keilmuan, hiasi hatinya dg ksabaran dan kasih sayang, muliakan wajahnya dg ktakwaan dan perindah fisiknya dg ksehatan, mudahkan semua urusannya, kabulkan sgala cita dan cintanya, jodohkan dg ikhwan yg shaleh, ampuni sgala dosanya. Amiin. Selamat milad ya :)" -->> Syukran... wa jzk...

"HEPPY BIRTHDAY. Hello my friend how r u hop u fine and very very HEPPY BIRTHDAY to u and u have good time with your famely and friends and good luck for every thing" -->> Thanks... 

"Asslamu'alikum Ni. Selamat Ulang Tahun yo... Mudah2 selalu diberi kemudahan dalam menjalankan Amanah dan perintah Allah SWT. Bahasa Jepang: TANJOUBI OMEDETOU GOZAIMASU" -->> Arigato Gozaimasu...

(Terimakasih banyak buat semuanya, semoga Allah kabulkan semua doa-doa itu... Jazakumullah khayran katsiran... Semuanya hasil ketikan yang diambil dari sms, chat box, mesej di FS maupun email, ditampilkan sesuai yang dikirim namun diadakan proses penulisan lengkap tanpa mengurangi makna dan tujuan sahabat semua sebagai pengirim. Jujur... Za sungguh bahagia... atas semua ini. Alhamdu lillah wa syukru lillah... Makasih banyak ya semua sahabat dan orang-orang tercinta... I luv U all coz Allah s.w.t. Semoga Allah memberkati... Amiin :) :D :D)

Penghujung Malam, 25 Dec 2008

Hentian Kajang






 

RenuNGan UntUk MiLAd-ku




Detik-detik terus mengalir menuju menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Saat termangu memandang kehidupan, menatap kembali masa lalu. 22 tahun telah kulalui dengan beragam rasa; manis, pahit, asin dan tawarnya dunia. Terkenang kembali semua masa indah itu, sehingga dua sudut bibirku sempat menyunggingkan senyum. Terbayang kebahagiaan yang telah kukecap selama di dunia ini. Namun tak lama, bayangan hari-hari lalu itu berganti. Seolah slide itu ditukar dengan gambaran kesedihan yang sempat kulalui dalam 22 tahun hidupku. Beberapa butir air mata pun menetes di sudut mata. Ini membuat hatiku berbisik,
“Ya Allah… inikah kehidupan itu? Masih kuingat firman-Mu yang menyatakan bahwa Kau ciptakan jin dan manusia untuk mengabdi pada-Mu. Sudahkah aku mengabdi? Belum… Lalu Kau sebutkan juga bahwa Kau ciptakan manusia untuk melihat siapa di antara manusia itu yang paling baik amalnya, siapa yang paling taqwa. Apakah aku termasuk pada golongan itu?”

Kilas balik hidupku, sudah 10 tahun mengecap pendidikan di Madrasah, Institut agama Islam, pengkhususan pada Kajian Islam yang berakar pada sumber-sumber bahasa Arab. Juga 3 tahun waktu sekolah juga sempat masuk Tempat Pengajian al-Quran (TPA) di kampung, yang notabenenya juga dengan agama Islam. Sebut saja secara formalnya sudah 13 tahun kugeluti yang namanya Islam, tapi amat kusayangkan tentang amalan dan kontribusiku yang masih belum apa-apa untuk Islam.

Banyak yang menganggap keberhasilanku itu merupakan sebuah kesuksesan dan kebahagiaan, benarkah demikian? Kukembalikan pertanyaan itu ke lubuk jiwaku. Apakah aku berhasil? Berhasil dimana? Sekolah? Kampus? Bergunakah? Bagi diriku sendiri? Atau orang lain? Hmmmmpfff… kembali kurujuk Firman Allah yang masih melekat di benakku apakah aku sudah mengabdi pada-Nya dengan keberhasilan itu? Apakah aku sudah menjadi yang paling baik amalnya? Apa hubungannya semua itu dengan keberhasilanku? Belum ada. Karena aku belum memberikan manfaat apa-apa untuk orang lain, sebab Rasul menyatakan bahwa yang paling baik di dunia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.

Aku? Selama ini hanya mengurus diriku sendiri, sibuk dengan buku dan tugas-tugas dengan alasan menuntut ilmu. Belum sempat menatap baik pada lingkungan di luar sana. Bagaimana mungkin aku akan mengabdi pada-Nya tanpa bermuamalah dengan manusia lain? Bagaimana mungkin aku akan menjadi paling baik padahal aku belum memberi manfaat apa-apa pada manusia, teman-temanku dan keluargaku? Bilakah aku bisa mencapainya?

Beberapa jenak kucoba merancang kehidupanku untuk masa mendatang, sebut saja untuk sebuah kehidupan yang lebih baik dan lebih bermanfaat dari biasanya. Sudah, sempat kuimpikan beberapa kebahagiaan kelak, insyaallah. Namun, tanpa lupa diri ini mengingat bahwa manusia hanya mampu berencana. Allah jua yang berkehendak atas apa yang Dia tetapkan atas diri ini.

Setelah semua kurancang dengan baik –dalam pandanganku- , tak disangka sebuah berita membuatku harus merubah segala rancangan itu dengan yang baru. Menghapus impian yang lalu dengan impian lain yang berbeda dari biasanya dan menata kembali dengan lebih baik serta lebih rapi lagi, setelah hatiku sempat patah karena harapan yang lalu mulai berguguran. Agar tak mengecewakan kelak, kutata kembali serpihan hati yang berserak dengan harapan baru. Kurapikan kembali dengan sebaik-baiknya dan hati-hati, semoga bisa membaik.

Menuju tahun ke 23 usiaku, dengan rancangan baru. Akan menapaki hidup yang berbeda dari biasanya, akan menjalani aktifitas dengan rasa yang tak sama dengan 22 tahun lalu, dengan impian yang berbeda dengan impian lalu. Bahkan dengan doa yang berbeda dari doa yang lalu sempat kulantunkan dalam bait munajatku walau muara itu semua tetap sama yaitu Engkau ridha.

Akhirnya aku kembali mengingat kewajiban utamaku saat ini, mengabdi pada-Nya melalui amal-amal dunia. Tak hanya satu kewajiban tapi banyak… Betul kata Pak Hasan al-Banna : al-wajibaatu aktsaru minal awqaat (kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang ada), jadi harus diatur sedemikian rupa agar terlaksana tugas dan kewajiban itu.

Kewajiban pertama sebagai hamba-Nya; jelas dan nyata adalah ibadahku yang harus kuperbaiki dan kutingkatkan untuk sisa umur mendatang. Ibadah wajib, sunat, dan beramal shaleh, jadi anak yang ramah, baik hati, tidak sombong, rajin menabung (ops… sudah seperti pameo waktu di sekolahku, si Amelia gadis cilik nan baik hati ramah nian… :))

Kewajiban kedua; Karena sampai detik ini masih berstatus lajang yang belajar, maka yang teringat lagi adalah proposal tesisku, yang masih belum bergerak sedikitpun dari tempatnya (otakku). Sedikit masalah sempat membuat aliran darah di kepalaku agak tersendat, mungkin karena ada tumpukan pikiran jadi agak terbebani. Mudah-mudahan setelah ini makin encer nih otak buat menuangkan hasil penelitian ke dalam sebuah tesis yang berguna. Amien allahumma amiien…

Kewajiban ketiga; membahagiakan mama dan membantu keluarga. Ini sebenernya rancangan tahun depan kalo udah wisuda, dapet kerja ato berpenghasilan, semoga Allah memudahkan… dan mama bahagia dunia akhirat amiiin…. Dan ayah bahagia di “sana” dan akhirat… Allahummaghfirlahu warhamhu…

Kewajiban keempat; ini masih rancangan buat tahun 2010, belajar menjadi istri yang baik dan shalehah kalo sudah menikah (he he he ) bagi suami dan keluarga. Bercanda ding…. (tapi tetep jadi doa). ;))

Kewajiban kelima; wah… ini sebenarnya bukan yang terakhir. Mestinya di awal-awal , karena masih terkait dengan pengabdian sama Allah SWT. Tapi ini semua adalah inti segalanya untuk pengabdianku pada-Nya. Memberi manfaat bagi siapa saja dengan beramar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran) dan tidak berhasil sendiri (terutama bagi keluarga). Tapi bisa berbuat baik pada semua dan sesama. Amiin Allahumma Amiiin (Rabb… mohon kabulkan… ini harapan terbesar setiap hamba kepada-Mu termasuk diri yang hina ini).

Penawar hatiku:
Ada yang mengatakan: “Kamu akan selalu tetap berharga, bagi dirimu, bagi diriku, bagi sahabatmu, bagi sahabat yang lain dan kau tetap sama dimata Allah SWT. Dia, Tuhanmu, akan berlari mendekatimu, jika kau berjalan menuju-Nya. Aku pun sahabatmu akan melakukan hal yang sama, karena fithrah setiap diri kita akan mulia jika mencoba mendekati sifat2 Tuhan kita. Disanalah nilai dirimu berada.”
Kata lain di sudut hatiku: “Yang patut bersedih adalah orang yang tidak memperoleh ridha Allah atau dia durhaka kepada ibu-bapaknya. Dan aku berharap Allah meridhaiku dengan ridhamu wahai orang tuaku. Saat kau ridhai keputusan itu, insyaallah kuterima dia dengan basmalah dan meridhainya”
Penguat lainnya: "Saat seorang hamba telah sadar dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya, serta meyakini bahwa semua yang di dunia sudah tetap berada di bawah kuasa-Nya. Maka akan jernihlah hatinya, sekalipun apa yang diharapkannya tak terwujud, niscaya ia meridhainya."
Karena yang perlu diyakini adalah "“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah 286), bahwa perintah harus dijalankan sesuai isinya. Di sisi lain, upaya apapun harus kulakukan dengan upaya yang optimal di batas kemampuan yang kumiliki. Itulah salah satu pelajaran yang diberikan Allah tidak pernah membebani seseorang dengang suatu beban, kecuali Allah tahu bahwa dia mampu menjalaninya.
Begitu juga dengan "…. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216).

Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qinaa azaabannaaar...

Milad 23, di ruang tengah 35-1B
Hentian Kajang, 25 Des 2008

Wednesday, December 3, 2008

HanCuRkan KeLaLaiAn

“Kata adalah cerminan hati. Duhai hati yang merana… Berkacalah pada kata. Agar sirna segala duka lara”.
Tak bisa kuingat kembali, dari buku apa kukutip paragraf di atas. Namun, ketika mencoba meminta fatwa pada hati sanubari hadirlah banyak pertentangan antara logika dan jiwa. Saat itu dilema hadir. Tak tahu harus memulai darimana. Tapi akan sebenarnya banyak kata yang akan dilontarkan.
Membuka dan membaca surat cinta Allah SWT nan mulia. Surat al-Kahfi ayat 28:
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami dan menuruti hawa nafsunya dan keadaannya itu melampaui batas”
Tercenung dan berfikir, seolah-olah secara langsung atau tidak langsung aku berada di barisan ini. Entahlah, itu yang mengikut atau justru yang sudah memiliki hati yang lalai itu. Takut, rasa itu yang kini menghujam di hati dan tertuju pada Sang Penguasa jiwa raga ini, Yang Maha Mengetahui dan Mengerti setiap hal yang tersirat di hati.
Kembali jiwa ini berkata:
“Kutemukan dirimu layaknya sinar yang mulai redup, padahal masih banyak energi yang mampu memperkuat sinaran itu. Pikirmu layaknya mutiara yang bisa kau andalkan, andai kau maau menyadari. Hatimu laksana kristal yang bisa menyinari setiap dinding hati, andai kau mau membawanya keluar dari keangkuhan yang masih kau simpan. Tidak tahu hatus menyebutmu apa, karena fitrah hati dan jiwa memang selalu dalam kebenaran, meski tak terungkap atau diucapkan. Saat inilah, kembali kuminta dirimu berfikir, akankah kelalaian ini terus kau ikuti, atau justru memang sudah terpatri dalam dirimu sifat lalai. Duhai diri… pikirkanlah… semua kelalaian akan membuatmu merana. Sebenarnya dirimu perlu peringatan, renungkanlah…. “
Akhirnya kita sebut saja bahwa saat ini “kelalaian” merupakan penyakit yang sedang menggerogotiku. Ketika kulihat banyak waktu yang berlalu begitu saja tanpa hasil yang baik dan maksimal. Semua rancangan yang telah kucatat tetap saja tak terpenuhi dengan baik. Banyak yang bolong. Kuhukum diriku menjalari pustaka kampus dan meminjam buku-buku yang terkait dengan penyakit ini. 
Ya, ternyata memang benar adanya. Lalai adalah penyakit, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah “ghaflah”. Lalai bisa memusnahkan kebaikan dan pembunuh cita-cita dan semangat. Ia merupakan penyakit yang menggejala dan menyebar pada relung-relung jiwa dan rohani, apalagi yang berupa kalalaian terhadap zikir atau sebagian ibadah yang menjauhkan kita dari identitas seorang muslim. Lalai adalah kebinasaan tanpa melewati kematian dan kehancuran tanpa pelenyapan. Tabirnya tampak halus lalu sedikit demi sedikit menebal, hingga hati tertutup dan tidak ada lagi kebaikan padanya.
Ada lima pembagian kelalaian yang disebutkan dalam buku “Jangan Lalai” yang ditulis oleh Khalid bin Abdul Mu’ti Khalif, yaitu:
1. Lalai terhadap hal-hal yang mencelakakan (perkara yang membahayakan dan mendatangkan murka dari Allah SWT)
2. Lalai terhadap hal-hal yang menyelamatkan (perbuatan yang bisa menyelamatkan dari azab Allah )
3. Lalai terhadap kemampuan diri dan usia
4. Lalai terhadap permasalahan utama (tujuan hidup)
5. Lalai terhadap Islam dan realita kaum Muslimin. Ini terbagi pada dua bagian:
Pertama: Lalai terhadap keadaan real kaum muslimin dan pertentangan antara yang hak dan yang batil
Kedua: Lalai pada tugas dakwah Islam dan penyebarannya di muka bumi.
Pada beberapa halaman yang sudah kubaca, aku terpaku dengan kalimat: “Lalai adalah sifat buruk yang disebabkan oleh kebodohan, keasyikan, kejahilan yang diakhiri dengan su’ul khatimah (akhir hidup yang buruk) karena bisa melenyapkan tujuan seseorang dan mengkis amalan serta potensinya”.
Ketika menyadari diri ini memang berada di semua kelalaian itu. Satu kelalaian yang amat sering kita lakukan, yaitu lalai terhadap waktu. Kutatap kembali kata2 yang kutempel di dinding kamarku yang kutulis dalam bahasa Arab yang artinya: “Masa (waktu) itu merusak tubuh, memperbarui angan-angan, menDEKATkan KEMATIAN, menjauhkan cita-cita. Maka siapa yang dapat memanfaatkannya, maka ia akan beruntung; dan siapa yang tidak dapat memanfaatkannya, maka ia akan kelelahan”.
Betapa jauh rasanya diri ini dari kebaikan dan warisan Rasul SAW, yang selalu memanfaatkan setiap detik waktu dan hembusan nafasnya dengan kebaikan yang sempurna. Ketika Rasul, para sahabat dan tabi’indah disibukkan oleh kebaikan sehingga waktu mereka tak pernah berlalu begitu saja. Mereka tidak pernah asyik dengan dunia, namun selalu mengisi waktu dengan amal dan pendekatan pada Allah SWT. Sebagian mereka yang tidak pernah berhenti dalam membagi waktu kepada ibadah dan dakwah tanpa lupa memenuhi hati dan jiwa mereka dengan ilmu yang tinggi dan mulia. Kurang tidur, bahkan tidak tidur karena mengingat takutnya akan pertanggung jawaban atas waktu yang telah Allah berikan pada mereka.
Sedangkan diri ini, masih sering berlalu dengan waktu dalam keasyikan dan lupa, yang sebenarnya semua itu merupakan jebakan syetan yang laknat. Apalagi dengan banyaknya hal yang membuat kita lalai jika tak mampu mengontrolnya, dengan semua kemajuan teknologi dan dunia cyber. Na’uzubillah, tanpa terasa waktu memang berlalu hampa dan kelelahan saja. Rasul SAW bersabda: “Bermacam fitnah (cobaan dan godaan) datang ke hati bagaikan tikar yang dianyam selembar demi selembar. Setiap kali menerimanya, maka akan menempel noktah hitam dalam hatinya, dan setiap kali menolaknya, akan menempel noktah putih padanya, sehingga akhirnya hati dapat dikategorikan pada dua jenis, yang satu berwarna putih seperti batu karang yang licin, tidak akan pernah terpengaruh oleh fitnah selama langit dan bumi masih ada. Sedang yang lain berwarna hitam pekat bagaikan cangkir hitam yang terbalik, tidak mau menerima hal-hal yang baik dan tidak mau menolak yang mungkar. Hati jenis ini tak mau menerima kecuali apa yang diinginkan hawa nafsunya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Ternyata masih banyak hal yang perlu dibenahi dalam hidup. Memperbaiki semua yang mulai rusak dan mengokohkan lagi yang mulai rapuh. Semua kembali pada kita, semoga kata yang terpatri di palung hati dapat diungkapkan dalam rengekan kata yang berujung doa pada Sang Pemberi Petunjuk. Ya Hadi… tunjukilah jiwa-jiwa ini pada kebenaran yang berkekalan. Jangan biarkan ia lengah barang sedetik pun, karena kami tahu bahwa Engkau tak pernah meninggalkan kami dalam sekelip mata pun. Wahai Sang Penjaga Hati, mohon kuatkan hati-hati ini dalam mencapai ridha dan cinta kasih-Mu. Kerinduan atas belai kasih dan sinar suci-Mu nan mulia semakin menghujam ke palung hati. Rabb… mohon peliharalah hati-hati ini dari kelalaian. Tapi biarkan ia lelah karena-Mu bukan karena yang lain. Bukalah hati kami untuk selalu menerima dan bisa memilih kebenaran dan kebaikan. Mohon perkenankanlah doa ini, kumohon dengan sangat… Amin Allahumma amiin.
Pengobatan untuk kelalaian terhadap waktu bisa dilakukan dengan hal-hal berikut:

1. Sering mengingat kematian, karena Allah sekalipun tidak akan pernah menangguhkan kematian seseorang, begitu juga dengan ketidak tahuan kita dengan batas akhir hidup kita, bisa jadi esok, sebulan, setahun lagi datau bahkan bisa jadi hannya beberapa detik atau menit lagi. Maka sebaiknya kita berbekal dan bersiap-siap dengan semboyan "Siapa yang tidak disibukkan dengan kebaikan maka akan disibukkan dengan kebatilan, sedangkan kematian pasti akan menyapa."

2. Menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Tidak lali atau lengah.

3. Selalu berusaha membekali diri dengan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhkan diri dari yang sia-sia dan membahayakan rohani dan jasmani. Seperti para sahabat dan tokoh Islam yang membagi waktunya pada ibadah, membaca, dakwah ataupun menulis. 

4. Selalu berusaha untuk menciptakan 'umur kedua' yang akan menjadi tambahan modal kematian kita. Beri waktu untuk modal diri di akhirat kelak.

5. Mengoreksi pemahaman dan kebiasaan-kebiasaan keliru yang terkait dengan masalah memanfaatan waktu agar tidak masuk dalam jebakan syetan. Karena pada hakikatnya kita tidak punya waktu luang, karena banyak kewajiban dan kebaikan yang mesti kita lakukan dengan segera.

6. Selalu waspada, jangan sampai melakukan hal-hal yang kurang bergunadan meninggalkan hal-hal yang sebenarnya penting dan sangat berguna dalam kehidupan kita. Jangan terkecoh dengan ajakan yang mambuat waktu terbuang sia-sia.

7. Memenej waktu dengan baik dan melaksanakannya dengan istiqamah (berkelanjutan) walau perlahan-lahan.

8. Don't put off until tomorrow what you can do today. Terjemahnya bukan nunggu besok ya... tapi kerjakan sekarang juga, jangan Nanti apalagi besok (gubrakk...^_^). Tambah ngulur waktu... he he...

Firman Allah SWT dalam surat Al-mukminun, 23 : 115-116 yang artinya:

"Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak dikembalikan pada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, yang tiada ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan yang Mempunyai 'Arsy yang Mulia."

Dan Allah SWT juga menjelaskan dalam Az-zariyat, 51 : 56 yang artinya:

"Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (mengabdi pada-Ku)."

Dari sini sudah bisa kita pastikan bahwa kita diciptakan bukan dibiarkan begitu saja tapi untuk mengabdi yang manfaatnya untuk kita juga kelak. Otomatis yang namanya pengabdian gak pernah ada yang namanya pengabdian buruk, tapi mesti yang baik-baik dan mulia kan? Mana ada budak mengabdi yang jelek pada Raja, itu akan dihukum Raja (kalau ketahuan). Nah, kalo kepada Allah, gak mungkin kita bisa nipu, Dia Yang Maha Mengetahui yang tersirat apalagi yang nyata, dalam dada apalagi yang diluar. Jadi tidak ada lagi bantahan, bahwa sebaiknya kita bekali diri dengan pengabdian terbaik dan memebrantas kelalaian.  

Kamar tengah, 35-1B
24 Juli 2008



Maafkan Aku


Rabb...

Dalam hening malam-Mu

Kulihat asa yang kian membara

Teringat setahun berlalu

Ketika angin bahagia berhembus 

Menerpa hidupku lembut...

Sekejap berubah...

Menjadi butiran mutiara 

Yang bergulir di sudut mata

Kini ku mengingat...

Mengenang...

Merenung...

Terdiam...

Terfikir...

Betapa tipisnya benang bahagia dan derita

Betapa halusnya sentuhan suka dengan duka

Ayah...

Dalam sepi kurindu dirimu

Terbayang wajahmu di pelupuk maya

Walau hanya maya

Allah...

Mohon bahagiakan beliau 

Kenangan mengusik malam dan mimpiku

Menggapaimu nan jauh di sana

Dengan munajat yang memenuhi lisanku

Ma...

Kembali salah ini tertancap di hatimu

begitu pedihkah ma...

Mohon maafkan aku...

RinDu KasiH Suci

Duhai diri yang menguasai jiwa… 
Tutuplah semua celah yang membuat cemar sucimu 
Pergilah menjauh dan janganlah menguasa
 Kerinduan rasa akan belai kasih-Nya
 Nan murni bersinar terang di sudut kalbu
 Bukan kasih nan maya apalagi hina…
Jiwa…
Kuatkan hatimu menggenggam kebenaran
Tegap berdiri dengan semua azam yang kau tanam
Kokohkan sekuat apa kau menahan
 Rabb…
 Kau yang menguasai hati di setiap jiwa
 Kekalkanlah kebaikan yang ada
 Bersihkan ia dari yang tak layak ia sapa
 Jaga ia dari yang tak pantas ia rasa
 Ingatkan ia meski hembusan bahagia menyapanya
Biarkanlah ruang jiwa itu tetap sunyi
Dari segala mimpi yang tak pasti
Namun penuhi ia dengan cinta murni
Yang hadir dari-Mu dan abadi
 Butir air mata yang jatuh dari sudut mata
 Semoga bersihkan semua yang ada
 Meski Kau tau apa yang tersimpan di dada
 Kuharap tak pernah Kau biarkan diri membuatnya nyata
Ketika kutatap nikmat cinta dari-Mu di mata mereka

Subhanallah atas segalanya…


20 juli 08


Sedikit Lagi...

  Hm... Hari yang cukup mengezutkan... Ternyata hari ini seorang seniorku di S1 dulu juga sedang online, saatku baru membuka jendela Yahoo Messenger-ku. Sebut saja nama beliau uni Ria, seorang mahasiswi yang membuatku terkagum-kagum pada beliau 3 tahun lalu, ketika ku masih si semester satu dan uni Ria sudah semester tujuh. Baru saja aku semester dua di IAIN, uni Ria sudah menamatkan S1 sebagai wisudawati terbaik se-IAIN. Sejak itu, aku semakin kagum akan dirinya... bahkan kalo saja aku seorang lelaki, mungkin sudah bisa dibilang jatuh cinta... he he he... untung masih perempuan... 
  Semenjak uni Ria S2 di IAIN juga, kami mulai dekat. Yang diawali ketika beliau megajar di kelasku menggantikan dosen yang tidak hadir (karena uni Ria adalah anak dosen tsb) dan saat sama-sama mengikuti MTQ di Sawah Lunto. Saat itu kuambil kesempatan emas, mencari rahasia belajar Kak Ria yang bisa menyelesaikan S1 dalam waktu 3,5 tahun dengan nilai hanya 2 mata kuliah yg B, selebihnya A. Subhanallah... Masih kuingat beliau saat itu hanya mengatakan agar ku rajin belajar dan komitmen dengan cita2 agar tak tergoda ketika ada kelemahan hati. Semua itu kuamalkan selama kuliah S1 ku, dan alhamdulillah berjalan dengan baik.
  Kini uni Ria melanjutkan S3 di Surabaya, sedangkan aku sudah hengkang dari IAIN dan terdampar ke Malaysia, hm... untuk melanjutkan studiku ke S2 di UKM. Ya begitulah, hingga hari ini idolaku muncul kembali (walau hanya di dunia maya), seolah mengingatkanku pada kenangan kami setelah beberapa tahun berlalu.
  Banyak hal yang diceritakan dan entah sampai kemana-mana sambil bercanda, hingga muncullah pertanyaan uni Ria tentang kuliahku kali ini. 
  "Gimana rasanya S2 nya za? Dah ujian?"
  "Hm... susah ni, rasanya ada yang gagal kuliah za semester uni..."
  "Bagaimana bisa? Sudah dilihat hasilnya?"
  "Belum ni, tengah Juni ini Insyaallah..." jawabku.
  "Semoga Allah berikan yang terbaik ya za..."
  "Amiiin Ya Rabb... Iya kak" jawabku dan yang pasti doa itu benar-benar kuharapkan agar kuliahku selamat di sini, minimal agar tak terusir dari kampus karena nilai di bawah ketetapan Universiti untuk mahasiswa luar negara (kata org Indonesia luar negeri...).
  "Uni gimana kuliahnya?"
  "Wah... jangan ditanya za, uni lagi down banget saat ini... nilai anjlok dan serasa susah banget di sini" jawab ni Ria
  "Hm... bener ni, apalagi za di sini ni. Terasa.... banget ketinggalan, bahkan sampe terbayang ada yang gagal". Na'uzubillah (semoga saja tidak... itulah harapanku).
  "Apa masalah za?" uni Ria mulai menyelidik.
  "Hm...Uni gimana? Kok bisa anjlok nilainya? Padahal uni yg selalu beri za semangat dulu dan jadi teladan za" kualihkan pertanyaan uni Ria, mengembalikan dengan pertanyaan..
  "Ribet za, uni lagi banyak masalah... Tapi ya... gitu deh.... Za gimana? ada yang gangguin ya?"
  Aku terjebak... "Enggak gangguin sih ni, cuma mo khitbah aja"
  "Iya? Seirus...? Kalo boleh uni orang mana za? S2 di situ ya? Za diganggu terus? Lalu?" pertanyaan yang cukup mambuatku berpikir manjawabnya.
  "Hm.. Iya ni, tapi sudah gak jadi masalah kok ni."
  "Emang sekarang gimana?"
  "Alhamdulillah dah selesai semuanya dan laki-laki itu sekarang sudah dalam proses dengan yang lain."
  "O... Emang za gimana?"
  "Hm... gak bisa kak, za mo kuliah dulu. Kalaupun sempat za berniat, mungkin karna dia melangkah dengan istikharah. Za juga udah istikharah, tapi gak ada muncul jawaban. Mungkin Allah memang suruh za kuliah dulu kayaknya dan alhamdulillah berakhir begitu. Dia dipersilahkan melangkah ke yang lain aja. Allah dah menjawabnya...", kutambahkan senyum buat ni Ria.
  "Hm... Kalo masalah gitu, kak juga mau kasih saran nih buat za..."
  "Apa ni? Hm... Kalo nasehat dulu sih za masih ingat ni... kuatkan hati dan jaga niat untuk cita-cita"
  "Yap... bener. Lagipun za tentu bisa paham kan? Bahwa Allah memang belum memberi za jodoh saat ini, tapi pesan uni kalau dalam masalah itu, buat uni yang sudah dalam perjalanan itu nih... uni sarankan za untuk Istafti Qalbak".
  "Ya ni, alhamdulillah sudah beres ni. Memang za sudah mantap mau kuliah dulu ni. Gak masalah ni, za juga belum kesesakan masa... he he. Mungkin berhubung karena za juga belum ada niat, maka Allah menyelamatkan za lagi ni. Alhamdulillah. Hitung-hitung bisa buat perbaikan diri ni dan persiapan, tambah bekal ni... he he he..."
  "Ya... uni setuju, lagipun kita pasti ingat kalau Allah sudah janji bahwa perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, za yakin itu kan?"
  "Banget ni... za yakiin banget, karena itu za ingin jalani hidup dengan memperbaiki diri dan benar-benar menjaga hati ini demi kebaikan dunia dan akhirat za kelak hingga saatnya tiba. Semoga ketika niat itu sudah ada, Allah pun memudahkannya. Amiin"
  "Amiin allahumma amiin. Nah... kalo gitu kita saling menyemangati aja ya dik..."
  "Lha? jangan... Uni harus jalan dulu, uni kapan nih mau nikah???" pertanyaanku memburu, mengingat uni Ria memang jauh di atasku. Selain sudah berpotensi, di mataku, uni Ria juga layak untuk mendapatkan laki-laki baik... (he he)"
  "Mohon doanya ya za, denger aja berita tahun ini... Tapi baut kuliah tetap saling menyemangati ya... Chayo..."
  "Alhamdulillah... za gak nanya lagi deh ni, za yakin uni emang masih mau merahasiakan (candaku). Kalo studi, so pasti ni, insyaallah za perbaharui niat lagi, kalo rusak. Kalo lemah, bakalan dikuatin... Insyaallah..." aku semangat.
  "He he he... Nah... buat za yang masih mo fokus dan mantap mo kuliah dulu, Uni pesan 'Jangan rusak mimpimu oleh dirimu sendiri dan pandai-pandailah jaga hati"
  "Insyaallah ni... mohon do'anya, minimal pas tesis dah jalan, baru za menyusul langkah uni, ya... minimal mulai dilacak dan dipertimbangkan, he he he..." kuberi kerdipan sebelah mataku dengan emoticon YM.
  "Oke lah... dilacak boleh dari sekarang, tapi dipertimbangkan baru pas siap menikah..." balas ni Ria...
  "He he he, iya uni... Insyaallah... Doanya jangan lupa..."
  "Ok... O iya Za... di sini dah mo azan magrib, uni pamit ya... sekali lagi semangat ya adikku... kita sama2 berjuang dengan apapun yang bisa kita baktikan dengan ilmu, harta, jiwa dan raga kita, demi baiknya diri kita, agama, keluarga, masyarakat dan umat.... Amiiin Allahumma amiiin... Wassalam"
  "Iya kak... Syukran wa jazakillah.... Waalaikum salam wr wb"

  Aku tersenyum. Ya, bahagia rasanya bisa ketemu ni Ria kembali dan saling menyemangati walau hanya di dunia maya. Azan magrib di sini masih 20 menit lagi. Dalam pikiran sambil mata tetap memandang box messenger-ku dengan uni Ria, kurasakan bahwa azamku memang mesti kukuatkan, bahwa biarlah tak kubiarkan hatiku 'tersentuh' lawan jenis dulu. Insyaallah, kulanjutkan dulu cita-citaku sedikit lagi, sambil terus menjaga hati demi sang Pangeran-ku kelak yang masih berada di tangan-Nya. Ya... semoga Allah meridhai langkahku menapaki jalan ini, kalau saja tak sempat... Kukembalikan hatiku hanya pada-Nya, dan kini ku serahkan dulu sebagian pada orang tua dan adik-adikku tercinta... dan seutuhnya kuserahkan pada-Nya. 

"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa zurruyyaatinaa qurrata a'yunin waj'alna lil muttaqiina imaama"

Hentian Kajang, 28 Mei 2008
Menuju alam sepi merenungi diri


PeNgUat HatiKu

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan sebenarnya, kalau mereka mengetahui” (Al-Ankabut: 64) 
Saat ini permainan total itu tengah berjalan, dalam pencapaian usaha kebahagiaan hati dan jiwaku. Ya, sekedar menjadikannya jembatan untuk bekalku ke kehidupan yang kekal. Kuputuskan bahwa aku memiliki keyakinan dan kekuatan diri. Aku percaya, aku yakin, dan aku beriman bahwa cahaya Allah akan menerangi perjalananku saat ini, nanti, dan selamanya. Semua ini akan mengalir dalam niatku, keputusanku, pikiranku serta dalam semua tindakanku.
Aku tak melangkah sendiri dengan usahaku, namun doaku pada-Mu, selalu Kau jawab dengan firman-Mu: “… Aku dekat… Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon pada-Ku” (Al-Baqarah:186). Inilah yang kutempuh saat ini. Ketika ku disapa kesulitan, Engkau kembali menyeruku: “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan,” dan Kau kuatkan kembali “sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah 5-6) yang membuatku kembali bergairah, bangkit dan melangkah… bahkan mencoba melompat lebih tinggi (kaya’ lagu aja… )
Allah… malam ini… Dengan segenap hati, jiwa dan rasa kusandarkan pada-Mu. Kau-lah tempat yang tepat, tiada ketenangan lain selain pada-Mu. Kan kubiarkan waktu bertingkah semaunya sedangkan aku akan mainkan peranku sesuai jalur yang Kau tetapkan. 
Esok hari adalah perjalanan hidup dengan permainan yang pertama. Hm… Sebenarnya bukan yang pertama tapi sudah yang kesekian kalinya, hanya saja belum bisa kuanggap permainan. Tapi ketika mengingat Kalam indah-Mu, baru ku sadar bahwa semua akan tetap berjalan di bawah kuasa-Mu, sedang aku adalah salah satu pemerannya. Ya Allah… semoga aku bisa menjalani sesuai scenario yang Kau ridha dan aku pun senang menjalaninya. Aku tersenyum kembali, mengingat bahwa aku bisa menyelesaikannya dengan baik, dengan bantuan-Mu. Aku bisa selesaikan kerjaku dan menjawab soal ujian yang akan kutemui esok harinya dengan baik dan tenang. Lalu aku bisa menyelesaikan amanah dosen yang sudah banyak membantuku.
Ya, kegiatanku padat. Banyak waktu yang akan kuselami, di sana aku akan tenggelam dengan kesibukan itu tanpa lupa bahwa Engkau selalu di sisiku. Mendengar kata hatiku, melihat perbuatanku dan mengetahui semua aktifitasku zahir dan batin. Aku minta ampun ya Allah, atas kesalahan dan kekhilafanku. Mohon terima taubatku dalam keterlaluan dan kelalaianku pada-Mu. Mohon… Ampuni aku…
Tak ada yang mustahil bagi-Mu, karena itu izinkan hamba untuk tetap berharap dengan damba segala damba pada-Mu. Allah… alhamdulillahirabbil ‘alamiin ‘ala kulli haalin wa ni’mah… selalu saja dengan cepat Kau menjawab pertanyaanku, meleraikan keluh kesahku, menghibur sedihku, dan mengurangi takutku. Kenapa kesadaran itu selalu muncul di akhir? Padahal sadar itu sudah lama ada, tapi kenapa sulit untuk menyadari? Allah… Semuanya hanya ada pada-Mu. Sungguh… Hanya ada pada-Mu… 

Kuhibur diriku dengan mengingat-Mu, meski saat ini masih jauh aku dari apa yang Engkau minta. Allah… biarkanlah hati ini menyeru-Mu… meski hamba masih tak layak… Mohon perkenankan hamba menjadi hamba-Mu yang sebenarnya. Yang bisa menjalani hidup ini dengan baik, jiwa yang tentram lagi bermanfaat bagi manusia dan menghamba pada-Mu, juga menjadi ummat yang sejati bagi Rasul-Mu… Yang tidak ada ketakutan dan tidak pula bersedih hati dengan semua yang telah Engkau tetapkan. Karena itu semua hanya ada dari-Mu, tiada yang lain.


Malam yang menakjubkan,
Hentian, 21 April 2008
Sudut kamar yang sunyi


AntAra HidUp, Mati dan CinTa


Luqman pernah berkata kepada anaknya, "Wahai, anakku. Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang, maka persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedangkan engkau dalam keadaanlengah."
  Takut, itulah yang berkelebat di jiwaku kini. Entah kenapa, hari ini aku merasa sensitif dengan semua yang ada di sekitarku. Semenjak pukul 09.00 hingga sore ini, macam-macam bayangan yang muncul di rongga kepalaku, berawal dari ingatanku kepada Ayah yang meninggal tanggal 29 Mei tahun lalu, sebelumnya tanpa ada sakit apa-apa. Kata-kata Ayah pada kami dalam seminggu menuju masa akhir beliau, "Maaf, ayah malu sama anak2 Ayah, yang sudah memberikan banyak kebahagiaan untuk Ayah, tapi Ayah belum bisa memberikan kalian apa2, Dina sudah jadi PNS dan banyak bantu keluarga, Iza sudah menamatkan sarjananya dalam masa tiga setengah tahun. Rian, dapat beasiswa ke Mesir untuk S1. Rahmi dan Rahma dengan prestasinya di sekolah", "Jika saja kita ayah orang kaya dan mampu, mungkin iza akan ayah suruh langsung melanjutkan S2, begitu juga Rian, tanpa harus dapat jeda dulu setelah tamat MAPK tentu akan langsung Ayah suruh terbang ke Mesir", maafkan Ayah... gak bisa memberikan yang terbaik seperti yang telah kalian berikan". Saat itu jawaban anak-anak, "Ayahlah yang membuat kami seperti ini Yah, Ayah dan Mama yang mendidik kami sehingga kami bisa begini, kami bangga jadi anak Ayah dan Mama". 
  Ketika Ayah meninggal, kak Dina berkata, "Tangan inilah yang telah membuat kak din, za, rian, rahmi dan rahma bisa dapat pendidikan begini, dengan kerja ayah yang jelas2 dari peluh beliau sendiri dalam leburan emas dan perak yang dibentuk menjadi cincin dan gelang dan dihantar ke toko-toko emas yang memesannya, tapi Ayah belum sempat menikmati hasil yang beliau usahakan selama ini". Aku menangis, "Ya, mungkin ayah sudah menikmati sedikit hasil itu dari kak din, karena kak din sudah banyak membantu keluarga, tapi aku? Belum, karena belum punya kerja yang bisa membantu keluarga". Kini, hal itu berbalik menjadi tanda tanya besar di benakku, dengan kondisiku yang sampai kini masih berstatus pelajar dan belum bekerja sehingga bisa membantu keluarga dan adik-adik, "Apakah yang sudah kuberikan? Andaikata aku juga meninggal dalam waktu dekat ini?", Ayah saja yang sudah berjuang demi keluarga hingga kami berhasil, masih menganggap dirinya belum memberikan apa-apa, belum memberikan yang terbaik. "Lalu aku? Innalillah… Astagfirullah…" Tangisku pecah saat itu, karena kelopak mataku tak mampu lagi membendung aliran derasnya.
  Bayangan kehidupan yang telah kukecap, menjalar ke benakku dan hatiku mulai diselimuti rasa takut. Apa yang sudah kulakukan selama ini? Sekolah, Kuliah dan Kuliah, semua itu bekal untukku. Mana yang udah kuberikan? Ya Allah… Astagfiruka wa atuubu ilaika… Ilmuku masih belum kuamalkan dan kualirkan ya Allah… Masih banyak yang tercecer… Innalillah…
  Tak jua hilang pikiran itu saat aku menghadiri acara Launching Tahsin dan Tahfiz pagi ini. Pengarahan Ustadz Muhibuddin, Lc Al-Hafiz, tentang para penghafal al-quran, yang fadhilahnya bagi diri kita sendiri yaitu dengan semakin banyak hafalan dan pengamalannya, maka akan semakin tinggi derajatnya di surga (HR. Tirmidzi) dan bagi orangtua kita akan dipakaikan mahkota pada beliau di hari kiamat karena hafalan kita (HR. Hakim). Mendengar penjelasan itu aku menangis lagi dan otakku kembali meluncurkan tanda tanya, "apa yang telah kubuat selama ini dengan umurku? Apa salahnya berjuang untuk menghafal sebuah surat cinta Allah? Kenapa gak pernah terlintas di benakku tentang sesuatu yang bisa kuberi untuk beliau di akhirat kelak? Ketika di dunia saja beliau mesih belum sempat menerima wujud terimakasihku… apalagi… kepada Allah SWT, betapa malunya...

  Sebulan berlalu...
  Aku diingatkan seseorang tentang ini. Tulisan yang telah kumulai beberapa bulan lalu. Dalam kalut dan takut pada diriku sendiri. Saat itu, banyak hal yang bergejolak. Entahlah itu masalah, cita-cita, impian dan sebagainya. Yang pasti seingatku, itu membuatku rapuh. Mungkin kalau dihempaskan, akan berderai berkeping-keping, tek berbentuk. Hm... hidup...
  Kini, alhamdulillah itu semua sudah mulai berangsur berubah ke arah yang positif. Banyak semangat baru yang muncul dalam liku hidup yang kulalui. Menatap hari, menyentuh hati, menyelami lautan hidup orang lain di sekitarku. Ya... amat beragam. Benar-benar gak salah... "Wa ma khalaqazzakata wal unsa, Inna sa'yakum la syatta". Semua amal kita memang beragam, banyak jenis dan bentuknya. Kembali ingat masa silam, dengan segala didikan orang tua padaku. Akankah aku juga menjadi orang tua yang baik bagi anak-anakku kelak. Hm... Sekarang kubekali diriku dulu untuk mencapai segala kebaikan itu, meski yang namanya status "sempurna" takkan pernah kukecap. Kecuali hanya milik-Nya. Tapi aku, tetap harus lakukan yang terbaik, bagi siappapun, apalagi untuk diriku sendiri terhadap-Nya.
  Allah, hanya Engkau yang memudahkan segala. Engkau pula yang menetapkan semua. Tak ada yang perlu kusedihkan. Namun semua perlu kusiapkan, untuk bahagiaku, dukaku, ujianku, cobaanku, teguran yang sampai padaku, impianku, cita-citaku, atau entah apalah lagi namanya. Yang penting aku akan berusaha. Engkau yang tak pernah sia-sia atas hamba-Mu. Karena yakinku, aku takkan pernah kecewa jika berada di ridha-Mu.
  Untuk Mama, Ayah, kakak, adik dan orang-orang tercinta... Ku tahu, tak ada cinta tanpa pengorbanan. Ayah yang telah berkorban untuk cintanya demi anaknya. Mama yang berkorban dan bertahan demi cinta pada Ayah dan kami, anaknya. Kakak yang berkorban apa saja untuk membahagiakan mama dan adik-adik kami. Semuanya karena cinta. tak ada yang membuatnya lelah ataupun lemah untuk mencapai semua itu. Walau mereka tahu, bahwa itu semua takkan ada yang mencapai pada kesempurnaan cinta maupun pengorbanan yang sempurna. Namun, ketika mereka telah melakukan yang terbaik, orang yang mereka cintai pun akan sangat merasa dimuliakan dengan apa yang telah mereka lakukan. Meski tak sempurna, pasti itu akan menjadi anugerah terindah dalam hidup mereka karena mendapatkan kebahagiaan bersama yang mereka cinta.  
  Namun yang pasti, semua yang dijalani dengan cinta, takkan pernah membuat luka. Semua hanya menjadi keindahan dalam hiasan apapun. Apalagi cinta pada Yang Maha Cinta, pastinya janjinya tak pernah maya. Semua nyata, karena bagi yang mencinta-Nya, semua hal di dunia yang fana bukanlah apa-apa, kecuali semua adalah hiasan dari lukidan cinta mereka yang mereka bingkai dengan keridhaan. Ridha dalam suka maupun duka, dengan syukur dan sabar. Sehingga ketika bertemu dengan wajah Rabb-nya. Tiada lagi kebahagiaan kecuali cinta yang membara dalam ridha yang membahana di setiap sudut jiwa.
  Semoga nafsu ini terbelenggu dengan sebaiknya, sehingga mampu menemui Allah dalam keadaan yang Dia ridha, semoga terbawa pada hembusan cinta-Nya yang tiada tara. Ya Allah, mohon jadikan kami hamba-Mu yang sebenarnya, seperti yang Kau ridha, karena hanya itulah yang kami damba. Ya Allah... mohon golongkan kami pada hamba yang Kau seru "Ya ayyatuhannafsul muthmainnah, irji'i ilaa rabbiki raadhiyatan Mardhiyyah, fadkhulii fi 'ibaadii wadkhulii jannatii"...

"Rabbanaa atiinaa fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannaar..."  

Hentian Kajang 46-2A
Ruang tengah, malam 070608.


Tuesday, December 2, 2008

PenGhaRapanKu

Dalam kegamangan masa menatap jalan menuju kebahagiaan. Selimut malam, kujelajahi dengan renungan. Kuselipkan doa pada tiap hembusan nafas yang menguntaikan mutiara bermakna…

Rabb… Langkah tertatih ini makin rindu tuntunan dari-MU
Hati yang gelisah ini mengemis siraman hadi-MU
Jiwa yang lemah ini amat membutuhkan kekuatan dari-MU
 Rabb… Hamba yang lalai ini kini merapat pada-MU
 Mengais kasih dan kemurahan ampunan-MU
 Mendamba asa yang jauh tergantung pada cita
 Namun menghujam azam itu ke dasar jiwa
Rabb… Untuk kedekatan hamba pada surat cinta-MU
Mohon beri hamba kesempatan
Mohon beri hamba kemudahan
Mohon beri hamba keistiqamahan…
 Merunuti kata suci yang tertuang dalam mushaf-MU
 Memahami segala yang tersirat di dalam tiap kalimatnya
 Mengagumi semua keindahan sejati yang terangkum di dalamnya
 Serta mengamalkan dengan segenap hati segala yang kau ridha daripadanya
Ku tahu al-Quran kitab itu bernama
Dipuji mukjizatnya di seluruh jagad raya
Karena tiada tandingannya
 Rabb… Jeritan hati tak mungkin memadai semua rasa
 Ketika dosa membuat diri sering lupa dan lena
 Namun walau bagaimana
 Semoga azam ini mampu kubawa
 Menembus sebuah mimpi menjadi nyata
 Hingga akhir masaku di dunia…

Perkenankanlah doa hamba…


Hentian Kajang 01 Juli 08
Malam yang diselimuti hujan


PaGi YanG MenYaPa Hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kusibakkan tirai hati, hendak mengintip pagi yang dikaruniakan-Nya hari ini. Kilauan cahaya mentari menyapaku dengan lembutnya. Shabahal khair… seolah ia bisikkan padaku. Hatiku tersenyum, sehingga memerintahkan otakku untuk menarik sudut bibirku yang membuatnya juga ikut tersenyum. Ya… Pagi yang indah, yang akan kulalui bersama nikmat-Nya.
Siapa yang akan tahu, apa yang kan terjadi nanti. Tak ingin risau dengan galau yang beberapa waktu ini melanda. Tak ingin goyah, walau mulai rapuh. Menenangkan hati dengan asa yang melayang di batas bening jiwa. Hendak menjadikan hari ini lebih baik daripada sebelumnya, seperti kata Rasul s.a.w yang selalu membimbing umatnya untuk memperbaiki diri detik demi detik.  
Kutautkan hati, kuikrarkan janji, kubawa pulang diriku hanya-Mu. Kusanjungkan mimpi-mimpi hangati malam yang telah kulalui di atas sajadah yang kujadikan singgasana pengaduanku pada-Mu. Semua terserah pada-MU, aku begini adanya. Kuhormati keputusan-Mu,apapun yang akan Kau berikan. 
Kusadari, kadang jalanku tak terarah kepada-Mu. Mungkin salah diri ini, dalam menapaki hidup. Sehingga tak seindah kisah yang lalu, seolah hidupku ada dalam restu-Mu. Kini ingin kuakhiri, ingin kuhindari, karena semua akan kukembalikan pada-Mu. Allah… Ampuni aku…
Pagi sibuk dengan masanya, akan mengantarku menuju Dhuha. Ya, detik itu berlalu, menyeretku untuk masuk ke dalamnya. Teringat lagi kata nabi, sesungguhnya amal itu bergantung niat, sehingga membuatku untuk memulai kegiatanku dengan itu. Niat untuk beramal di hari ini karena-Nya, dengan ikhlas agar tenang menjalani hari yang Dia karuniakan. Kuingin bangkit dari jatuh yang membuatku tertatih bahkan sempat enggan untuk tegak kembali. Kekuatan hati membuatku tersentak dan terjaga, bahwa ‘no gain without pain’. Ini belum seberapa, karena perjalanan hidup masih panjang (insyaallah). Karena tak ada perjuangan yang mengabaikan pengorbanan. Ini belum apa-apa, karena masih banyak dera dan duka lainnya yang akan menerpa. Melatih kesabaran supaya lebih tegar dan kokoh, menempa kedewasaan agar lebih bermakna dalam menapaki kehidupan.
Masih belum terlambat untuk menjadi lebih baik. Masih belum tertinggal untuk menjadi lebih berarti. Karena setiap saat harus kujadikan pelajaran yang berharga. Ingin merasakan makna dari segala ketenangan yang ada, menuntunku untuk tetap berada di jalan-Nya. Senyumku kembali mengembang, menatap hari yang sudah memaksaku untuk memenuhi panggilan dhuhaNya. 
Sesungguhnya dhuha ini adalah dhuha-Mu
dan keangungan ini adalah keagungan-Mu
dan keindahan ini adalah keindahan-Mu
dan kekuatan ini adalah kekuatan-Mu…
Ashbahnaa ‘ala fithratil islaam, wa kalimatil ikhlaash wa ‘alaa diini nabiyyina…
Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin aw bi ahadin min khalqika, fa minka wahdaka laa syariika lak, fa lakal hamdu wa laka sysyukru.
Radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasuula.

Subhanallah… ya Allah…
Alhamdulillah atas pagi yang telah Kau karuniakan…