Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kusibakkan tirai hati, hendak mengintip pagi yang dikaruniakan-Nya hari ini. Kilauan cahaya mentari menyapaku dengan lembutnya. Shabahal khair… seolah ia bisikkan padaku. Hatiku tersenyum, sehingga memerintahkan otakku untuk menarik sudut bibirku yang membuatnya juga ikut tersenyum. Ya… Pagi yang indah, yang akan kulalui bersama nikmat-Nya.
Siapa yang akan tahu, apa yang kan terjadi nanti. Tak ingin risau dengan galau yang beberapa waktu ini melanda. Tak ingin goyah, walau mulai rapuh. Menenangkan hati dengan asa yang melayang di batas bening jiwa. Hendak menjadikan hari ini lebih baik daripada sebelumnya, seperti kata Rasul s.a.w yang selalu membimbing umatnya untuk memperbaiki diri detik demi detik.
Kutautkan hati, kuikrarkan janji, kubawa pulang diriku hanya-Mu. Kusanjungkan mimpi-mimpi hangati malam yang telah kulalui di atas sajadah yang kujadikan singgasana pengaduanku pada-Mu. Semua terserah pada-MU, aku begini adanya. Kuhormati keputusan-Mu,apapun yang akan Kau berikan.
Kusadari, kadang jalanku tak terarah kepada-Mu. Mungkin salah diri ini, dalam menapaki hidup. Sehingga tak seindah kisah yang lalu, seolah hidupku ada dalam restu-Mu. Kini ingin kuakhiri, ingin kuhindari, karena semua akan kukembalikan pada-Mu. Allah… Ampuni aku…
Pagi sibuk dengan masanya, akan mengantarku menuju Dhuha. Ya, detik itu berlalu, menyeretku untuk masuk ke dalamnya. Teringat lagi kata nabi, sesungguhnya amal itu bergantung niat, sehingga membuatku untuk memulai kegiatanku dengan itu. Niat untuk beramal di hari ini karena-Nya, dengan ikhlas agar tenang menjalani hari yang Dia karuniakan. Kuingin bangkit dari jatuh yang membuatku tertatih bahkan sempat enggan untuk tegak kembali. Kekuatan hati membuatku tersentak dan terjaga, bahwa ‘no gain without pain’. Ini belum seberapa, karena perjalanan hidup masih panjang (insyaallah). Karena tak ada perjuangan yang mengabaikan pengorbanan. Ini belum apa-apa, karena masih banyak dera dan duka lainnya yang akan menerpa. Melatih kesabaran supaya lebih tegar dan kokoh, menempa kedewasaan agar lebih bermakna dalam menapaki kehidupan.
Masih belum terlambat untuk menjadi lebih baik. Masih belum tertinggal untuk menjadi lebih berarti. Karena setiap saat harus kujadikan pelajaran yang berharga. Ingin merasakan makna dari segala ketenangan yang ada, menuntunku untuk tetap berada di jalan-Nya. Senyumku kembali mengembang, menatap hari yang sudah memaksaku untuk memenuhi panggilan dhuhaNya.
Sesungguhnya dhuha ini adalah dhuha-Mu
dan keangungan ini adalah keagungan-Mu
dan keindahan ini adalah keindahan-Mu
dan kekuatan ini adalah kekuatan-Mu…
Ashbahnaa ‘ala fithratil islaam, wa kalimatil ikhlaash wa ‘alaa diini nabiyyina…
Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin aw bi ahadin min khalqika, fa minka wahdaka laa syariika lak, fa lakal hamdu wa laka sysyukru.
Radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasuula.
Subhanallah… ya Allah…
Alhamdulillah atas pagi yang telah Kau karuniakan…
Kusibakkan tirai hati, hendak mengintip pagi yang dikaruniakan-Nya hari ini. Kilauan cahaya mentari menyapaku dengan lembutnya. Shabahal khair… seolah ia bisikkan padaku. Hatiku tersenyum, sehingga memerintahkan otakku untuk menarik sudut bibirku yang membuatnya juga ikut tersenyum. Ya… Pagi yang indah, yang akan kulalui bersama nikmat-Nya.
Siapa yang akan tahu, apa yang kan terjadi nanti. Tak ingin risau dengan galau yang beberapa waktu ini melanda. Tak ingin goyah, walau mulai rapuh. Menenangkan hati dengan asa yang melayang di batas bening jiwa. Hendak menjadikan hari ini lebih baik daripada sebelumnya, seperti kata Rasul s.a.w yang selalu membimbing umatnya untuk memperbaiki diri detik demi detik.
Kutautkan hati, kuikrarkan janji, kubawa pulang diriku hanya-Mu. Kusanjungkan mimpi-mimpi hangati malam yang telah kulalui di atas sajadah yang kujadikan singgasana pengaduanku pada-Mu. Semua terserah pada-MU, aku begini adanya. Kuhormati keputusan-Mu,apapun yang akan Kau berikan.
Kusadari, kadang jalanku tak terarah kepada-Mu. Mungkin salah diri ini, dalam menapaki hidup. Sehingga tak seindah kisah yang lalu, seolah hidupku ada dalam restu-Mu. Kini ingin kuakhiri, ingin kuhindari, karena semua akan kukembalikan pada-Mu. Allah… Ampuni aku…
Pagi sibuk dengan masanya, akan mengantarku menuju Dhuha. Ya, detik itu berlalu, menyeretku untuk masuk ke dalamnya. Teringat lagi kata nabi, sesungguhnya amal itu bergantung niat, sehingga membuatku untuk memulai kegiatanku dengan itu. Niat untuk beramal di hari ini karena-Nya, dengan ikhlas agar tenang menjalani hari yang Dia karuniakan. Kuingin bangkit dari jatuh yang membuatku tertatih bahkan sempat enggan untuk tegak kembali. Kekuatan hati membuatku tersentak dan terjaga, bahwa ‘no gain without pain’. Ini belum seberapa, karena perjalanan hidup masih panjang (insyaallah). Karena tak ada perjuangan yang mengabaikan pengorbanan. Ini belum apa-apa, karena masih banyak dera dan duka lainnya yang akan menerpa. Melatih kesabaran supaya lebih tegar dan kokoh, menempa kedewasaan agar lebih bermakna dalam menapaki kehidupan.
Masih belum terlambat untuk menjadi lebih baik. Masih belum tertinggal untuk menjadi lebih berarti. Karena setiap saat harus kujadikan pelajaran yang berharga. Ingin merasakan makna dari segala ketenangan yang ada, menuntunku untuk tetap berada di jalan-Nya. Senyumku kembali mengembang, menatap hari yang sudah memaksaku untuk memenuhi panggilan dhuhaNya.
Sesungguhnya dhuha ini adalah dhuha-Mu
dan keangungan ini adalah keagungan-Mu
dan keindahan ini adalah keindahan-Mu
dan kekuatan ini adalah kekuatan-Mu…
Ashbahnaa ‘ala fithratil islaam, wa kalimatil ikhlaash wa ‘alaa diini nabiyyina…
Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin aw bi ahadin min khalqika, fa minka wahdaka laa syariika lak, fa lakal hamdu wa laka sysyukru.
Radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasuula.
Subhanallah… ya Allah…
Alhamdulillah atas pagi yang telah Kau karuniakan…
No comments:
Post a Comment