Wednesday, December 3, 2008

Sedikit Lagi...

  Hm... Hari yang cukup mengezutkan... Ternyata hari ini seorang seniorku di S1 dulu juga sedang online, saatku baru membuka jendela Yahoo Messenger-ku. Sebut saja nama beliau uni Ria, seorang mahasiswi yang membuatku terkagum-kagum pada beliau 3 tahun lalu, ketika ku masih si semester satu dan uni Ria sudah semester tujuh. Baru saja aku semester dua di IAIN, uni Ria sudah menamatkan S1 sebagai wisudawati terbaik se-IAIN. Sejak itu, aku semakin kagum akan dirinya... bahkan kalo saja aku seorang lelaki, mungkin sudah bisa dibilang jatuh cinta... he he he... untung masih perempuan... 
  Semenjak uni Ria S2 di IAIN juga, kami mulai dekat. Yang diawali ketika beliau megajar di kelasku menggantikan dosen yang tidak hadir (karena uni Ria adalah anak dosen tsb) dan saat sama-sama mengikuti MTQ di Sawah Lunto. Saat itu kuambil kesempatan emas, mencari rahasia belajar Kak Ria yang bisa menyelesaikan S1 dalam waktu 3,5 tahun dengan nilai hanya 2 mata kuliah yg B, selebihnya A. Subhanallah... Masih kuingat beliau saat itu hanya mengatakan agar ku rajin belajar dan komitmen dengan cita2 agar tak tergoda ketika ada kelemahan hati. Semua itu kuamalkan selama kuliah S1 ku, dan alhamdulillah berjalan dengan baik.
  Kini uni Ria melanjutkan S3 di Surabaya, sedangkan aku sudah hengkang dari IAIN dan terdampar ke Malaysia, hm... untuk melanjutkan studiku ke S2 di UKM. Ya begitulah, hingga hari ini idolaku muncul kembali (walau hanya di dunia maya), seolah mengingatkanku pada kenangan kami setelah beberapa tahun berlalu.
  Banyak hal yang diceritakan dan entah sampai kemana-mana sambil bercanda, hingga muncullah pertanyaan uni Ria tentang kuliahku kali ini. 
  "Gimana rasanya S2 nya za? Dah ujian?"
  "Hm... susah ni, rasanya ada yang gagal kuliah za semester uni..."
  "Bagaimana bisa? Sudah dilihat hasilnya?"
  "Belum ni, tengah Juni ini Insyaallah..." jawabku.
  "Semoga Allah berikan yang terbaik ya za..."
  "Amiiin Ya Rabb... Iya kak" jawabku dan yang pasti doa itu benar-benar kuharapkan agar kuliahku selamat di sini, minimal agar tak terusir dari kampus karena nilai di bawah ketetapan Universiti untuk mahasiswa luar negara (kata org Indonesia luar negeri...).
  "Uni gimana kuliahnya?"
  "Wah... jangan ditanya za, uni lagi down banget saat ini... nilai anjlok dan serasa susah banget di sini" jawab ni Ria
  "Hm... bener ni, apalagi za di sini ni. Terasa.... banget ketinggalan, bahkan sampe terbayang ada yang gagal". Na'uzubillah (semoga saja tidak... itulah harapanku).
  "Apa masalah za?" uni Ria mulai menyelidik.
  "Hm...Uni gimana? Kok bisa anjlok nilainya? Padahal uni yg selalu beri za semangat dulu dan jadi teladan za" kualihkan pertanyaan uni Ria, mengembalikan dengan pertanyaan..
  "Ribet za, uni lagi banyak masalah... Tapi ya... gitu deh.... Za gimana? ada yang gangguin ya?"
  Aku terjebak... "Enggak gangguin sih ni, cuma mo khitbah aja"
  "Iya? Seirus...? Kalo boleh uni orang mana za? S2 di situ ya? Za diganggu terus? Lalu?" pertanyaan yang cukup mambuatku berpikir manjawabnya.
  "Hm.. Iya ni, tapi sudah gak jadi masalah kok ni."
  "Emang sekarang gimana?"
  "Alhamdulillah dah selesai semuanya dan laki-laki itu sekarang sudah dalam proses dengan yang lain."
  "O... Emang za gimana?"
  "Hm... gak bisa kak, za mo kuliah dulu. Kalaupun sempat za berniat, mungkin karna dia melangkah dengan istikharah. Za juga udah istikharah, tapi gak ada muncul jawaban. Mungkin Allah memang suruh za kuliah dulu kayaknya dan alhamdulillah berakhir begitu. Dia dipersilahkan melangkah ke yang lain aja. Allah dah menjawabnya...", kutambahkan senyum buat ni Ria.
  "Hm... Kalo masalah gitu, kak juga mau kasih saran nih buat za..."
  "Apa ni? Hm... Kalo nasehat dulu sih za masih ingat ni... kuatkan hati dan jaga niat untuk cita-cita"
  "Yap... bener. Lagipun za tentu bisa paham kan? Bahwa Allah memang belum memberi za jodoh saat ini, tapi pesan uni kalau dalam masalah itu, buat uni yang sudah dalam perjalanan itu nih... uni sarankan za untuk Istafti Qalbak".
  "Ya ni, alhamdulillah sudah beres ni. Memang za sudah mantap mau kuliah dulu ni. Gak masalah ni, za juga belum kesesakan masa... he he. Mungkin berhubung karena za juga belum ada niat, maka Allah menyelamatkan za lagi ni. Alhamdulillah. Hitung-hitung bisa buat perbaikan diri ni dan persiapan, tambah bekal ni... he he he..."
  "Ya... uni setuju, lagipun kita pasti ingat kalau Allah sudah janji bahwa perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, za yakin itu kan?"
  "Banget ni... za yakiin banget, karena itu za ingin jalani hidup dengan memperbaiki diri dan benar-benar menjaga hati ini demi kebaikan dunia dan akhirat za kelak hingga saatnya tiba. Semoga ketika niat itu sudah ada, Allah pun memudahkannya. Amiin"
  "Amiin allahumma amiin. Nah... kalo gitu kita saling menyemangati aja ya dik..."
  "Lha? jangan... Uni harus jalan dulu, uni kapan nih mau nikah???" pertanyaanku memburu, mengingat uni Ria memang jauh di atasku. Selain sudah berpotensi, di mataku, uni Ria juga layak untuk mendapatkan laki-laki baik... (he he)"
  "Mohon doanya ya za, denger aja berita tahun ini... Tapi baut kuliah tetap saling menyemangati ya... Chayo..."
  "Alhamdulillah... za gak nanya lagi deh ni, za yakin uni emang masih mau merahasiakan (candaku). Kalo studi, so pasti ni, insyaallah za perbaharui niat lagi, kalo rusak. Kalo lemah, bakalan dikuatin... Insyaallah..." aku semangat.
  "He he he... Nah... buat za yang masih mo fokus dan mantap mo kuliah dulu, Uni pesan 'Jangan rusak mimpimu oleh dirimu sendiri dan pandai-pandailah jaga hati"
  "Insyaallah ni... mohon do'anya, minimal pas tesis dah jalan, baru za menyusul langkah uni, ya... minimal mulai dilacak dan dipertimbangkan, he he he..." kuberi kerdipan sebelah mataku dengan emoticon YM.
  "Oke lah... dilacak boleh dari sekarang, tapi dipertimbangkan baru pas siap menikah..." balas ni Ria...
  "He he he, iya uni... Insyaallah... Doanya jangan lupa..."
  "Ok... O iya Za... di sini dah mo azan magrib, uni pamit ya... sekali lagi semangat ya adikku... kita sama2 berjuang dengan apapun yang bisa kita baktikan dengan ilmu, harta, jiwa dan raga kita, demi baiknya diri kita, agama, keluarga, masyarakat dan umat.... Amiiin Allahumma amiiin... Wassalam"
  "Iya kak... Syukran wa jazakillah.... Waalaikum salam wr wb"

  Aku tersenyum. Ya, bahagia rasanya bisa ketemu ni Ria kembali dan saling menyemangati walau hanya di dunia maya. Azan magrib di sini masih 20 menit lagi. Dalam pikiran sambil mata tetap memandang box messenger-ku dengan uni Ria, kurasakan bahwa azamku memang mesti kukuatkan, bahwa biarlah tak kubiarkan hatiku 'tersentuh' lawan jenis dulu. Insyaallah, kulanjutkan dulu cita-citaku sedikit lagi, sambil terus menjaga hati demi sang Pangeran-ku kelak yang masih berada di tangan-Nya. Ya... semoga Allah meridhai langkahku menapaki jalan ini, kalau saja tak sempat... Kukembalikan hatiku hanya pada-Nya, dan kini ku serahkan dulu sebagian pada orang tua dan adik-adikku tercinta... dan seutuhnya kuserahkan pada-Nya. 

"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa zurruyyaatinaa qurrata a'yunin waj'alna lil muttaqiina imaama"

Hentian Kajang, 28 Mei 2008
Menuju alam sepi merenungi diri


No comments: