Thursday, February 26, 2015

Belajar di Rumah Belajar KMS (Kopo, Margahayu-Margaasih, Soreang)

Rumah Belajar adalah tempat berkumpulnya beberapa orang atau kelompok dasawisma di setiap RT/RW untuk mengikuti aktivitas perkuliahan online ibu profesional bisa juga meluas ke kegiatan offline.

Alhamdulillah, dari Oktober lalu, Rumah Belajar IIP khusus wilayah Kopo, Margahayu dan Soreang sudah memulai kegiatan belajarnya.

1.      Oktober, Workshop Pengelolaan Sampah Rumah bersama Teh Khilda Baiti Rohmah.


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, alhamdulillah dihadiri oleh 11 orang peserta. Saat itu kami belajar tentang perjalanan sampah yang umumnya kita lakukan, yang sebenarnya memberikan mudharat yang berkepanjangan jika kita tidak berusaha membantu meminimalisir sampah, dengan salah satu cara melalui pengolahan sampah.


Dilihat dari berbagai jenisnya, sangat banyak sampah an-organik yang sulit diurai oleh tanah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sehingga mempengaruhi kesuburan tanah, bahkan merusak lingkungan dan kehidupan manusia di sekitarnya. Salah satu cara mengurangi sampah, bisa kita mulai dari mengolah sampah rumah tangga kita sendiri, baik itu dengan pembuatan keranjang takakura ataupun dengan membuat lubang biopori.

Di sini, Teh Khilda mengajarkan tentang cara pembuatan keranjang takakura dan pembuatan lubang biopori di halaman rumah. Kegiatan ini kami praktekkan di rumah. Alhamdulillah untuk keranjang takakura, setelah 3 bulan kamipun mulai memanen pupuk kompos dari takakura. Sedangkan untuk lubang biopori, saya sendiri masih belum mempraktekkan, dikarenakan pada kedalaman 50cm dari tanah di halaman rumah terdapat batu-batu besar, sehingga tidak bisa dibor hingga kedalaman 1m.


2.      Desember, Pengolahan Sampah berbahan Koran dan Bungkus Kopi.


Pengolahan sampah koran dan bungkus kopi juga diajarkan langsung oleh Teh Khilda. Ternyata banyak benda yang bisa dihasilkan melalui sampah-sampah ini, dengan syarat kita rajin mengumpulkannya dan senang mengolahnya. Ya, dalam hal ini kita juga dituntut rajin memilah sampah dan membersihkannya (bungkus kopi) sebelum diolah menjadi benda-benda tertentu.


Di antara benda yang dihasilkan dari pengolahan sampah koran adalah keranjang untuk wadah pensil dan sisir. Melalui proses seperti menganyam, wadah-wadah tersebut berhasil kami buat saat itu. Sedangkan dengan bungkus kopi, bisa dibuat tas, kotak pensil, dompet, alas meja, keranjang dan sebagainya. Adapun yang dibuat saat itu masih berupa bagian-bagiannya saja karena terbatasnya bahan dan waktu yang kami miliki. Alhamdulillah.

3.   Januari, Diskusi materi kuliah online “Komunikasi Produktif” dan pembentukan grup Mastermind.


Kegiatan kali ini kami belajar tentang komunikasi produktif dalam keluarga, yang diawali dengan ‘nobar’ (nonton bareng) rekaman kuliah online dari Ibu Septi Peni Wulandani, dilanjutkan dengan diskusi mengenai pengalaman komunikasi kami dalam keluarga selama ini. Setelah diskusi, kami mulai membahas tentang pembuatan grup mastermind yang berisi tentang pencapaian target mingguan, membuat target minggu depan, serta sharing tentang kesuksesan yang sudah dicapai dari yang sudah ditargetkan.

Dalam hal ini kesuksesan yang dimaksud tidak selalu sukses yang ‘besar’. Namun keberhasilan-keberhasilan yang dicapai atas perencanaan yang sudah dibuat. Bisa melaksanakan semua rencana kita dalam sehari, sepenuhnya atau setengahnya, itu artinya sudah ada kesuksesan yang kita capai, sekalipun kecil, namun jika yang kecil itu dikumpulkan, insyaallah nantinya sukses pun akan menjadi besar -“success breeds success”- kata Ibu Septi. ^_^

Adapun standar sukses kita, pastinya berbeda satu dengan lainnya, sehingga bisa jadi sukses menurut kita adalah biasa menurut orang lain, begitu juga sebaliknya. Maka dari itu, kewajiban kita adalah fokus pada standar sukses kita, bukan pada orang lain. Pastinya begitu, mengukur dari diri sendiri, insyaallah akan menjadi lebih mudah dan lebih semangat. Selanjutnya bersungguh-sungguh atas niat baik kita dalam merencanakan dan menjalankan proses menuju sukses itu, insyaallah diikuti dengan doa, Allah swt pun semakin mencerdaskan kita dan membimbing kita menuju keberkahan… Aaamiin allahumma aamiin….

Semangaat… Bismillah ^_^


GK. Parahyangan, 27 Feb 2015

Wednesday, February 25, 2015

Resume Kulwap IIP: How to be Professional Mother

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandari
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni


HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional?

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.
Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :
a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)
b. Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)
c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)
d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)
e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri.

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :
a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)
b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)
c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya
d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,
Septi Peni Wulandani twitter : @septipw 
FB : Septi Peni Wulandani

----------Tanya-Jawab---------

1. Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama "mendidik anak urusan ibunya". 
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1. Teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati.


2. Assalamua'alaikum. Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2. Teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakan itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.
Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring.

3. Maksud point 2 apa? Merasa tertindas di rmh? 
3. Teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang "merasa" ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll. Maka hilangkan perasaan itu.


4. Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga. Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS. Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rumah.
4. Bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi.


5. Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar TK.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga....namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering hati kecil saya bertanya ridho kah mereka selalu menemani aktivitas saya? Profesionalkah saya sebagai ibu?
5. Teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kalau tidak, ada yg perlu dibenahi. 
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1.


6. Pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6. Teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar.

7. Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu? Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah. 
Terima kasih sebelumnya Bu Septi.
7. Teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu.

8. Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tapi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8. Teh shofi, buatlah permainan, yg ada time keepernya secara bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya.


9. Saya ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln... sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga, semua yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya, keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.
Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9. Teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp diukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan.


10. Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan "Me Time"? Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan. Trimakassii, bu Septi.
10. Teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming.


11. Saya ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln. Sudah 7 bulan ini sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak saya atas diri saya, sementara anak saya ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
11. Teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya.


12. Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng. Tiap pagi sebelum berangkat kami sengaja meluangkan waktu main, makan bersama, mohon mencerahannya how to be a professional mother for working mom? 
12. Teh Mira, jgn khawatir nanti akan kita bahas materi khusus ttg work mom ya.


13. Bu Septi, untuk poin value 'i know i can be Better' boleh berbagi bagaimana yang sudah ibu jalankan di rumah? dibuat target harian atau bagaimana sebaiknya bu? sebab kadang terasa dalam satu hari jadi 'hanya' melakukan pekerjaan rumah tangga saja. terimakasih bu
13. Teh annisa, buatlah success breed success setiap hari. Tentukan hari esok akan lebih baik apa dibandingkan hari ini. Kl saya menentukan 1 hal sukses tiap hari. Misal belajar hal baru, tepat waktu, one new idea dll.


14. Bu, bgmn caranya mengenali passion yg saya miliki , sdgkn saat ini sy sudah tdk bekerja sesuai keahlian/pendidikan formal terakhir? Sy seorang analis laboratorium kesehatan dan skr memilih mjd IRT, namun ingin tetap memiliki kegiatan2 yang membanggakan keluarga..
Terimaksih bu septi.
14. Teh echa, masing2 dr kita itu dibekali bakat unik dr Allah unt menjalankan peran hidupnya. Maka mulailah dari 4 E activities (enjoy, easy. Excellent. Earn)


15. Bagaimana menjadi ibu profesional saat masih tinggal menumpang d rmh orgtua? Bgaimana membentuk culture keluarga sesuai harapan dgn kondisi tsb?
15. Teh ulfah, perlu ketegasan pasangan untuk membentuk value keluarga kita. Kl value sdh terbentuk biasanya lebih mudah. Saran saya di awal harus pisah dulu. Krn value kel itu akan ketemu dlm kondisi kritis yg penuh drama . Setelah solid baru masukkan external family di luar kel inti.


16. Perkenalkan saya ibu dari 6 orang anak,dengan usia mereka yang begitu dekat, 9 tahun,8thn,6tahun,4 tahun 2 thn dan 1 thn (usia sya bulatkan) dan baru menjalankan HS tahun ini. Saya sering keteteran dengan tugas mengelola rumah dan mendidik anak yang tanpa khadimat, mohon sarannya bagaimana supaya mimpi saya terwujud, walau banyak anak dengan tanpa khadimat saya BISA menjadi ibu profesional baik di rumah dan masyarakat, mengantarkan anak2 menjadi generasi Robbani.
16. Teh dinda, akan lebih kl teh dinda menyiapkan dari awal semuanya, lesson plan anak, menu keluarga, dan aktivitas rutin rumah. Kemudian kerjakan yg kita mampu, pilih prioritas. Contoh kl tdk ada waktu, yg dikorbankan jangan pendidikan anak, melainkan cucian, bawa saja ke laundry.


17. Ibu, bagaimana merubah kebiasaan yg sdh brjalan, krn trus terang selama ini semua kegiatan rmh tangga tdk terstruktur dgn baik.
Contoh: anak kedua usia 2 thn sedang temper tantrum, biasanya saat dia nangis didiamkan dgn cara dituruti keinginannya, bagaimana merubah itu?
17. Teh tasi, kitalah yg harus berubah, menjadi lebih tegas pada diri kita dan anak2. Gunakan firm love, dan harus tega.


18. Bu Septi boleh minta KEYWORDnya, untuk menjalani tahapan Bunda Sayang yang memiliki ilmu tentang mendidik anak. Prioritas Ilmu apa saja yang wajib kita miliki sebagai seorang ibu?
18. Teh Muthi, KOMUNIKASI adalah yg utama di bunda sayang. Karena anak memerlukan bahasa ibu yg benar, yg akan membangun imaji positif pengasuhan ibu ke anak.


19. Bu Septi, saya ibu bekerja yg sering kali waktu kerjanya justru lebih byk dibanding suami, menurut ibu langkah apa yg hrs saya lakukan spy menjadi bunda sayang? Krn sering merasa tdk bisa membagi waktu, apalagi kami tdk mau memakai jasa ART. Apa perlu berhenti bekerja ya bu?
19. Teh Amel, ikuti saja kata hati, krn waktu tidak akan pernah berputar.


20. Bu sering sekali saya tdk bisa mematuhi jadwal yg sdh saya buat krn kebutuhan anak saya yang baru berusia dua tahun tdk bisa diprediksi, saya mencoba berdamai dg diri saya krn memang yang utama adalah anak, kadang saya nyapu dan ngepel diatas jam 11 malam hanya krn ingin menikmati rumah yg bersih dan rapih, tp kondisi itu tentu sangat melelahkan. Minta masukannya ya bu.
20. Teh Nur, prioritas yg diambil sdh betul, tinggal cut off time ketika sdh masuk jamnya istirahat harus istirahat.


21. Ibu septi,bagaimana cara menerapkan disiplin yg tegas tuk anak(anak saya perempuan 2,5thn) tanpa harus dgn nada tinggi atau tampak marah?serta bagaimana menindak lanjuti omongan kasar anak yg didapat dr teman2nya diluar? Terima kasih ibu septi
21. Teh siti, belajarlah bahasa tubuh dg benar, sehingga kita tdk boros kata. Anak ada kesempatan untuk melihat pola komunikasi kita.


22. Apa saja indikator2 keberhasilan yg bisa kita lihat/rasakan ketika kita sudah sukses menjadi Ibu Professional di keluarga?
22. Indikatornya adalah sesuai tahapan di ilmu Ibu Profesional:
a. Mendidik anaknya dengan sangat baik.
b. Bisa mengelola diri dan keluarganya dengan management yang baik.
c. Bisa produktif dengan ilmu dan pengalamannya serta mandri secaraaaaaaaa finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Keberadaannya bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Sunday, February 15, 2015

Resume Kulwap IIP: How to be Professional Mother

Resume Lengkap Kulwap IIP Bogor 
Jum'at, 13 Februari 2015
Pukul 16.00 - 17.00
Narasumber : Septi Peni Wulandani
Host : Heryuni
Co Host : Hanni
Admin : Nesri

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)
Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.
Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.
1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.
Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :
a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)
b. Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)
c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)
d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)
e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)
2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, kemudian melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri:)
3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :
a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)
b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)
c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya
d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,
Septi Peni Wulandani twitter : @septipw 
FB : Septi Peni Wulandani 

Sesi Tanya Jawab:

1. Apakah menurut bu septi skrg ibu sdh mjd ibu profesional?
1. sekarang saya sedang dalam proses menjadi Ibu Profesional. Istilaahnya tujuan kita itu di KM 500, saya mulai dari KM 0 dan sekarang sedang menapaki KM berikutnya setahap demi setahap. maka saya ajak teman-teman untuk belajar bersama.

2. ketika kita memutuskan menjadi seorang ibu rumah tangga profesional apakah harus di declare?
2. ya, harus declare pada diri sendiri, berazzam kuat, bahwaa mulai hari ini saya harus berubah, menjadi lebih professsional. Sesuai value kita, I Know Ican be BETTER.

3. Ada kata2 menarik ttg meningkatkan peran sbg istri,anak,dan perempuan dlm komunitas sbg ibu profesional,bgm kita membagi prosentase dlm keseharian? Yanni
3. Ada tiga hal apabila diamalkan akan ikut kita sampai mat, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak yang sholeh. untuk itu kita bagi saja aktivitas sehari dengan 3 hal tersebut. mu yang bermanfaat adalah untuk dri kita , amal jariyah untuk lingkungan sekitar dan mendidik anak, untuk mendapatkan anak yang sholeh.

4. apa parameter ibu dikatakan ibu profesional?
4. parameternya adalah sesuai tahapan di ilmu Ibu Profesional:
a. Mendidik anaknya dengan sangat baik.
b. Bisa mengelola diri dan keluarganya dengan management yang baik.
c. Bisa produktif dengan ilmu dan pengalamannya serta mandri secaraaaaaaaa finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Keberadaannya bisa bermanfaat untuk banyak orang.

5. bagaimana cara mengubah anak yg tidak suka bergaul,takut dg dunia luar,minder dan kurang pede padahal sudah umur kls 1 smp?
-Febi-
5. anak yang minder itu biasanya berkorelasi signifikan dengan proses kemandiriannya. Orang dewasa di sekitarnya tidak mengakui kemampuan dia sesuai dengan tahap umurnya. Untuk itu latihlah kemandirian baik untuk diri sendiri maupun sosial anak tersebut. Temukan satu kelebihannya dan apresiasi

6. Bagaimana solusinya saat terkadang saya suka ga sadar membentak anak (2thn). Karna dia memaksa sesuatu, saya sudah menahan dan menjawab dgn nada lembut tp anak malah menangis. Lalu saya agak berteriak, stelah itu dia berhenti merengek.
Yg mau saya tanya kan apa benar bentakan berpengaruh parah ke otak? Lalu bagaimana saya harus bersikap karna sudah terlanjur membentak? -Feni-
6. Bu Feni, berkomunikasi ke anak itu memerlukan firm love, bahasa cinta yang tegas. Membentak dan mengancam adalah pola komunikasi yang terendah, apakah ada hubungannya dengan otak? kita tanya ke ahlinya, karena saya tidak menekuni bidang ini. Gunakan body language, anda boleh tegas tapi hati anda tidak boleh ikut marah.

7. Anak saya perempuan usia 6 th.. dia pemalu sekali. Di sekolah.. saat teman2 bermain. Dia hanya mengamati saja dari jauh.. jika ada yg mengajaknya bicara... kadang ia tdk mau menjawab.. guru pun hanya 1 orang yg dia mau.. padahal di rumah dia super ceriwis n aktif.. apa yg harus saya lakukan agar dia bisa seperti anak anak seusia dia. -Indah L-
8. Putri sy umur 5 thn, latihan apa yg bs sy lakukan agar anak lbh bs fokus n konsentrasi jika memgerjakan sesuatu, soalnya sering gak fokus, hasilnya bs menyelesaikan sesuatu berjam jam -Ummi-
7. bu Indah, tolong pahami gaya belajar anak kita, kemudian amati polanya, apakah dia memang perlu waktu untuk mengobservasi lingkngan barunya, baru on kalau sudah ada teman yang dia rasa enak diajak bareng? kalau ya, jangan paksa anak harus seperti anak yang lain. Itu cara dia belajar. Setelah itu lihat adakah faktor eksternal yang membuat dia bersikap seperti itu, amati, kemudian selesaikan
8. bunda Ummi, rentang konsentrasi anak adalah 1 menit x umurnya, kalau anak 5 th bisa konsentrasi 5 menit, itu artinya NORMAL. Apabila dia bisa duduk diam berjam-jam, ada yang perlu kita cek :
a. Apakah ada yang mengancamnya sehingga takut bergerak?
b. apakah guru/ materi/alatnya sangat menarik anak, sehingga betah berjam-jam?
maka bukan anaknya yang kita paksa bisa fokus berjam-jam melainkan kita harus mengubah cara kita mengajar dan membawakan materi dengan lebih menarik

9. Bagaimana cara mendidik anak balita yang sangat aktif tanpa emosi (karena bisa terbawa perasaan sampai nangis sendiri merasa sudah lelah dengan kerjaan, ngurus anak dll..) -Rini-
9. Bunda Rini, pertama atur management waktu kita dengan benar. mana waktu untuk ngurus pekerjaan rumah, dan mana waktu untuk mendidik anak. Di saat masuk waktu mendidik anak, maka kita harus totalitas dan professional tanpa mau di break oleh pekerjaan lain. Rencanakan denggan baik di hari sebelumnya, bermainlah dengan bersunnguh-sungguh. Karena saat itu kita adalah temannya bukan ibunya. Indikatornya sampai ayahnya nanti bingung mana ibu mana anak

10. Bagaimana cara mengajak suami utk memberi dukungan atas usaha kita menjadi seorang ibu profesional. Karena terkadang suami punya perasaan tidak dihormati jika saya memiliki pemikiran berbeda dg beliau -Yulia-
10. Bunda Yulia, berikan bukti bukan janji hehehe. buktkan dulu bahwa kita bisa berubah, setelah itu biar suuami mengambil makna dari melihat progress kita sebagai ibu dengan baik.
prinssipnya: For Things to Change, I must CHANGE first.

11. bu septi..sejak bbrp tahun belakangan ini saya sudah mulai membuat program buat keluarga/anak2 belum banyak si, tapi saya masih belum bisa konsisten akhirnya efeknya ke anak kurang baik. Saya membuat program tidak melibatkan suami, suami tidak melarang saya bagaimana cara saya mendidik anak2 tp suami tidak mau ikut andil. Baginya ini adalah tugas saya. Bagaimana ya bu..karna saya akhirnya kewalahan untuk melakukan semuanya. Efeknya program yg sudah saya buat tidak maksimal. Menurut ibu apakah bisa saya berjalan sendiri tanpa melibatkan suami ? Apa tips nya agar saya bisa tetap konsisten walaupun berjalan sendiri -Reri-
11. bunda Reri, idealnya yang namanya team itu komplit. kalau suami saat ini belum mau terlibat dalam pengasuhan anak, maka berikan peran sbg coach, jangan jadi sponsor aja dalam aktivitas kita 
smile emotikon
 Kemudian buatlah project keluarga itu dengan sederhana dan menyenangkan.
satu persatu di selesaikan dengan konsisten, jangan terlalu bersemangat ssehingga malah tidak elesai semuanya. 
Prinsip:
One bite at a time, selesaikan satu giggitan, satu gigitan dan tetap istiqoma.

12. Apakah commom interest harus 'anak'? -Nesri-
12. bu nesri, sebagai orangtua idealnya ya, akan sangat berbinar mata suami istri kalau membicarakan tentang anak. tetapi kalau common interest keluarga kita ternyata hal lain, maka lakukan demi perkembangan anak, bukan kesenangan sendiri.

13. Bagaimana mensiasati/mengajak suami utk ikut meningkatkan kualitas diri? Misalnya ttg ilmu parenting. Minimal mw membaca buku2 ttg parenting supaya pengasuhan bs sejalan -Tyas-
13. bunda tyas, caranya seringlah bercerita/share/forward ilmu yang kita dapatkan ke suami. kemudian buat pengingat kecil-kecil yangg bisa kita tempel di tempat yang terlihat suami. Setelah itu DO IT, bktikan bahwa ilmu tersebut berefek positif ke anak-anak dan kita.

14. Pekerjaan suami saya mengharuskan dia stanby dan online 24jam..jd susah sekali memisahkan dia dgn gadget...hampir tidak mungkin memberlakukan gadget free day bagi suami..bagaimana saran bu septi agar saya bs jd istri yg profesional dengan mengerti dan mendukung pekerjaan suami..krn saya pun tahu pasti tanggung jwb dia sangat besar di kantor...sementara ada kalanya saya merasa disisihkan... -Esme-
14. Bunda esme, untuk suami dan kita yang bekerja online, tentukan masa kerja, dari jam berapa sampai jam berapa. Setelah itu sepakat break dari gadget berapa lama, dan boleh kembali ke gadget karena kerjaan.
Cara mengimbangi, gunakan aktivitas gadget ibu saat suami bekerja, kemudian saat off sama-sama lepas gadget.

15. Mau tanya bagaimana memanage wkt untuk menjadi ibu profesional dengan memliki dua anak balita mengurusi suami n rumah tanpa pembantu n bisnis online serta mengajar tpa. Terkadang cape dan sakit sering melanda. Mkasi jawabannya -Nurmintauli-
15. Bunda Nurmintaauli, itu saya alami di awal-awal pernikahan dengan 2 bocah yang berjarak 15 bln, tanpa pembantu, suami bekerja dan ngajar TPA. Maka saya mulai menata management waktu, management menu, management mendidik anak, mengelola rumah dan mengajar TPA.
Patuhi waktu-waktu itu dengan benar, kemudian evaluasi setiap malam hari menjelang tidur. Capek hanya boleh fisiknya saja, tapi hatinya tidak boleh ikut.

16. Bu mau tanya adakah parameter assessment profesionalnya menjadi seorang ibu -ummu ammar-
16.  Ummu Ammar gunakan self assesment untuk jadi parameter kita sudah Professional atau belum. Kemudian tanyakan pada suami dan anak-anak, bagaimana Ibu menurut kaca mata mereka hari ini.

17. Ibu, disaat bertengkar dgn suami rasanya sangat sulit untuk mengesampingkan Common Enemy, bagaimana ya bu untuk memulainya? Krn yg sy alami, kami coba mulai membicarakan Common Interest namun stlh itu lgsg diam2an lg..-Prita-
17. Bunda Prita bertengkar itu wajar, selama mash berkomunikasi, maka mulailah berkomunikasi saat semua saling diam, lepaskan ego kita, kemudian duduk bersama. Common Interest dan Common Enemy itu akan muncul saat dibicarakan dengan hati lapang.

18. Apakah seorang ibu profesional dikatakn profesional, sdng suami tdk mendukung? Misal suami kurang memberi apresiasi apa yg dilakukan pasangannya alias cuek saja. Bagaimana mengatasi hal ini.-Rahma-
18. Bunda Rahma, urusan professional (bersungguh-sungguh) menjalankan amanah Allah itu urusan kita dengan sang Pencipta, tanpa harus mengharapkan pujian dari pihak luar. Sehingga tetaplah berproses menjadi lebih baik, dan memohon ke Allah, agar mem balikkan hati pasangan kita. Karena jani Allah pasti perempuan baik-baik untuk laki-laki baik-baik. Pantaskan diri kita terus untk mendapatkan yang terbaik.

19. Ibu apakah ibu profesional hanya patut disandang oleh ibu rumah tangga? Apa seorang ibu yang bekerja diluar rumah bisa punya kesempatan menjadi ibu profesional? Bagaimana pendapat ibu- indah
19. Bunda Endah, tidak ada sebenarnya istilah ibu umah tangga dan ibu bekerja. Yang ada adalh ibu yang bekerja di ranah domestik dan di ranah publik. Dua-duanya wajib professional. Karena berhubungan dengan 'amanah' yang luar biasa. Ibu yang bekerja di ranah publik, harus bisa menyelesaikan ranah domestiknya dengan benar, apalagi ibu yang memilih ranah domestik sebagai ladang amalnya, maka ia harus belajar agar bermanfaat bagi lingkungannya

20. sy pernah baca klo talenta anak harus difasilitasi..talenta seperti apa saja yang harus kita fasilitasi itu,apakah hanya yang berkaitan dengan hobi dan bakat anak saja,kemudian dr mana kita tahu klo itu adalah hobi dan bakat anak?-Dewi-
20. Bunda dewi anak itu akan berkembang dg 4 hal yaitu talent, attitude, skill, knowledge ( TASK). Ilmu ttg ini akan kita bahas detail dibunda produktif. Bagaimana cara menemukan talent anak?
a. Ajaklah tour de talent, silaturahim ke org2 yg hidup bahagia dg talentnya. Bekerja = bermain, karena sdh menemukan passion hidup.
b. Biarkan anak mencoba satu persatu talent yg ingin dia tekuni
c. Pandu anak unt membuat vision board nya, dimana ia akan menguatkan diri di talent pilihan yg "gue banget".

21. Utk hijrah dr kebiasaan sebelumnya menuju ibu profesional dlm seluruh lini sbg seorang wanita hrs ada azzam. Namun yg dirasa kadang azzam itu goyah salah satunya krn kurang percaya diri dlm blm istiqomah. Bgmn cara menumbuhkan rasa percaya diri bhw sy bisa dan menjaga keistiqomahan azzam tadi? Mely RB Ciawi
21. bunda mely, kuncinya latihan, latihan, latihan. Mungkin awalnya kita harus memaksa diri kita, kemudian menjadi bisa menjalankan, setelah itu menjadi biasa dan kl kqonsisten menjalankan akan jadi budaya.

22. Bunda ku mau tanya...bgmn caranya mbuat rancangan awal atau kegiatan dlm keseharian dirmh dan diluar rmh. Spt memanaj wkt dr pagi smp mlm/ bgmn persiapannya?
Oh ya...bs disertakan salah satu contoh keseharian/kegiatan dlm sehari -Reta-
22. bunda reta, awalnya tentukan dulu 3 kategori aktivitas:
a. Kategori amal jariyah, saya biasa memasukkan rutinitas pek rumah disini.
b. Kategori ilmu yg manfaat : belajar mengajar dimasukkan disini
c. Kategori Anak sholeh/ah : masukkan aktivitas mendidik anak disini
Kemudian saya memasukkan 3 aktivitas tsb diantara jeda waktu sholat. Dari subuh- dhuha : rutinitas, dhuha-dhuhur: bermain dg anak dhuhur - ashar : belajar/ mengajar. Ashar - maghrib : me time, maghrib-isya : belajar/mengajar dg anak. Isya - tahajud : memenuhi hak tubuh(amal jariyah) tahajud- subuh : curhat ke Allah, sambil memberikan proposal rencana hari ini 

23.  Apakah mandiri scr finansial adlh keharusan sbg ibu profesional? -Firsta-
23. Mandiri secara finansial bukan sebuah keharusan scr umum, tapi secara pribadi saya melatih diri saya agar bisa mandiri finansial TANPA meninggalkan anak dan keluarga. Bukan uangnya yg dicari tapi membangkitkan rasa percaya diri. Krn kemandirian berkorelasi dg rasa percaya diri, saya perlu menjadi PD untuk mendidik generasi peradaban. Salah satu caranya adlh dg kemandirian finansial. Dan saya merasakan perempuan yg punya usaha sendiri, hanya perlu repot di awal,krn semakin tinggi jabatan, semakin banyak pendapatan, semakin banyak pula waktunya unt anak dan keluarga. Waktu itu saya hanya perlu 4 tahun untuk bersusah payah di awal, sekarang usaha sdh berjalan dipegang para manager dan karyawan, saya kembali full mendidik anak2. 

24. Bagaimana mengatasi anak yg sangat temperamental, sehingga teman2nya tdk mau bergaul dengannya. Pdhl sbgi ibu sdh berusaha menenangkan sang anak dgn cara merangkul & menasehati dr hati ke hati. Tp si anak tetap suka tiba2 menjambak jilbab atau memukul temannya. (Kasus teman)
-Gheena-
24. bunda, anak yg temperamental hrs dihadapi dg ketegasan, tidak bisa disayang2. Berikanlah efek jera, shg tidak mrngulang lagi. Dan cari penyebabnya.

25. Bu septi anak saya usia hampir 9 tahun.dia tipe anak yg kurang sabaran, mudah sekali marah.tp dia sudah bisa mengatur dirinya sendiri dalam hal kapan dia mau belajar.kpan mandi dll.bagaimana cara saya melatih kecerdasan emosionalnya.saya tau sifatnya turun dr kedua orangtuanyaalhamdulillah sedikit banyak kami orangtuanya sudah bisa belajar sabar menghadapinya.tp masih belum tau cara melatihnya untuk sabar. #‎reri
25. bunda reri, sabar itu dilatih dg pengendalian diri, puasa adlh salah satu sarana latihan yg dahsyat. Kmd beri kepercayaan anak untuk membuat target apa yg akan dikerjakan saat memerlukan sesuatu. Misal pengin sepatu, kita lihat harganya, kmd ajak anak2 berunding bisa menyisihkan uang saku berapa tiap harinya, kmd kpn sepatu itu bisa didapat. Meski kita bisa membelikan seketika.

26. Ibu, gimana menghadapi anak yg drama queen/king sedang dimulai. Jadi kadang gemehs sendiri dan pengen ikutan marah. Ditambah saya lg hamil dan emosi jg sering naik turun. Terima kasih. -Lani-
26. bunda lani, kl ada anak yg sdg drama queen/king jgn ditanggapi. Karena marah itu menular. Bilang kesepakatan bahwa di rumah ini tdk ada yg berhasil dg marah dan teriak. Kl sdh agak reda, baru anda ajak wudhu, dan bicara baik2.