HOUSE atau HOME
(Perjalanan Membangun Home Team)
Dua kata diatas pasti sangatlah menggelitik rasa ingin tahu kita, apa bedanya? kemudian mana yang lebih baik? Bagaimana cara membangunnya? Mari kita bahas apa itu house dan home.
1. House adalah bangunan yang ditinggali atau dihuni dan disebut "Rumah"secara fisik.. Sedangkan Home adalah tempat dimana kita merasa nyaman jika berada disana meskipun bentuknya bukan sebuah rumah.
2. Bandingkan dua kalimat ini "she bought a house" dan "I want to go home" apakah kita melihat perbedaannya dengan jelas?
3. Apakah keluarga yang kita miliki saat ini hanya sekedar menjadi "House" atau sudah menjadi "Home"? Tanyakanlah pada diri sendiri dan pasangan kita
4. Pertanyaan berikutnya apakah keluarga kita bisa disebut sebagai sebuah "team" atau hanya sekedar "kerumunan" ?
5. Apa bedanya team dan kerumunan? Team adalah sekumpulan orang yang bersama-sama mencapai satu tujuan positif yang sama. Sedangkan kerumunan adalah sekumpulan orang yang bersama-sama tapi tidak jelas arah dan tujuannya kemana
6. Apa elemen yg diperlukan untuk sebuah team?
Elemen tersebut adalah semangat tim, saling percaya, kedekatan dan komunikasi dan yang paling penting adalah hilangkan sifat egois yang mementingkan pribadi atau saya sendiri. Kunci kesuksesan dan keberhasilan Team adalah Kita bukan Saya.
SESI TANYA JAWAB :
1 pertanyaan bunda ervina
* Elemen tersebut adalah semangat tim, saling percaya, kedekatan dan komunikasi dan yang paling penting adalah hilangkan sifat egois yang mementingkan pribadi atau saya sendiri. Kunci kesuksesan dan keberhasilan Team adalah Kita bukan Saya.
Pertanyaannya :
Skrg byk yg Ayah Ada Ayah Tiada...
Bagaimana mensikapi hal seperti itu... Sy Pribadi kdg memberikan masukan ke ibu2 yg sambat krn suaminya g perduli sm urusan IRT dan anak2..."drpd nunggu2 Ayah mending jalanin aja semua bersama anak2..." Kelamaan nunggu ayahnya berubah mending kita didik anak2 tanpa menunggu berubahnya sang ayah...
Bener ga sih bu kl sy ngasih saran seperti itu
Jawab :
mbak ervina, iya banyak kita menemui kondisi semacam hal tsb. Karena kita masih terbelenggu konsep lama, dimana ayah itu bekerja cari nafkah, ibu mendidik anak. Shg yg terjadi urusan anak hanya urusan ibu. Maka unt menjembatani hal tersebut, ibu profesional muncul. Didik ibunya terlebih dahulu, ubah mindset ibu dalam pola pengasuhan, krn kitalah yg dekat dg anak-anak. Setelah itu ubah mindset suami. Alhamdulillah skrg muncul kepedulian para ayah untuk mengimbangi pola pemikiran ibu yg sdh melesat
2. pertanyaan bunda monika
A. Bagaimana mensikapi karakter suami istri yg berbeda jauh latbel keluarga dan pengasuhannya. Bgmn mengkompromikannya?
B. Bagaimana cara mengajak suami melek parenting?
Jawab :
bunda monika, ada yg namanya moral character dan performance character. Untuk menjadi sebuah team, suami istri harus memiliki kesamaan moral character ( punya value yg diyakini sama). Tetapi performance characternya harus berbeda dan saling melengkapi. Misal istri yg performance characternya senang berbicara, akan klop dg seorang suami yg seorang konseptor. Tapi kl moral characternya sdh berbeda, perlu dibangun terlebih dahulu (ini materi a home team)
Mengajak suami melek parenting, sering ajak diskusi, forward resume kulwap kita dan ajak anak yg berbicara
3. pertanyaan bunda Khairina
Gimana cara membangun home team di tengah berbagai permasalahan dlm rumah tangga...mis: masalah ekonomi, tekanan luar, dll..
Jawab :
bunda khairina, paling awal, jadikan dulu tantangan yg muncul sbg TANTANGAN KITA bukan TANTANGAN SAYA. Sebuah team itu akan muncul dan terbentuk dg cepat justru ketika kita punya tantangan bersama, dan berusaha untuk menyelesaikannya. Kalau di keluarga kami, justru berbinar2 ketika menghadapi tanrangan bersama yg kami sebut sebagai "common enemy". Makin rapatkan barisan, makin sering berkomunikasi dan susun strategi. Adrenalin pasti akan naik. Dan harus bisa melewatinya dg high speed.
4.pertanyaan bunda wiwik
Utk menjadi sebuah team itu syaratnya harus berada dlm satu rumah atau yg berjauhan dg suami krn mencr nafkah jg bisa menjd sebuah tim...misal beda negara bgt
Jawab :
bunda wiwik, kl kita masih menganggap rumah kita adalah "house" pasti berbeda jarak akan jadi masalah. Tapi kl kita sdh menganggapnya sbg sebuah "home" jarak bukan lagi kendala. Kami saat ini berpisah jarak dg anak-anak krn mereka berbeda negara, tp merasa makin jadi satu team, krn kami sering berkomunikasi di satu grup whatsapp keluarga, bikin project bareng scr sederhana. Misal janjian puasa bareng di grup keluarga, bikin PR kampus rame-rame sekeluarga dll.
5. pertanyaan bunda arina
Bun, tentang kesepakatan jk tdk berhasil bgm? Kulwap 1 hanya bertahan 2 hari, tp syarat yg disetujui anakku yg enak buat dia, klo ortu ndk mau dia ndk mau jalankan kesepakatan.
Kt bu septi agar mendengarkan anak tdk judge dan tdk dr qt aturannya, jd sy dan ayahnya menjalankan kesepakatan fastabiqul khoirot sesuai aturan anak sy
Jawab :
bunda arina, apabila kesepakatan belum berhasil, berarti kembali ke step 1, diskusi keluarga lagi, buat kesepakatan baru. Dan sekeluarga berusaha untuk komitmen baik anak maupun ortu. Contoh yg baru saja hari ini kami lakukan. Di diskusi keluarga bulan kemarin, kami sepakat sehari satu lembar tulisan. Yg tidak menulis sehari harus keliling rumah 1x putaran tanpa kompromi. Kami terlalu sibuk dan lalai mrnulis, akhirnya hari ini Elan, anak terakhir kami, bertepuk tangan bahagia, krn melihat kami berdua keliling rumah sambil lari sebanyak 5x
Fastabiqul khairat itu penting. Karena umar bin khattab pernah berkata, apabila kau menjumpai anakmu berbuat baik, catatlah. Tapi bila berbuat buruk, tegur, dan jgn pernah kau mencatatnya.
6.pertanyaan dari bunda lilik
Bgmn contoh kongkret cr membentuk home team?
Jawab :
Bunda lilik, lebih detil akan bunda dapatkan di materi A home team. Saya berikan contoh sederhana, yaitu dg mengerjakan project keluarga sederhana. Contoh saat ngariung bareng keluarga, kita tanya "apa yg ingin kamu miliki di rumah ini?" Enes saat itu usia 8 th bilang, kamar mandi yg bersih. Kmd kita sepakat kita akan punya kamar mandi bersih, pimpronya enes, kita kasih gelar, jenderal toilet. Dialah yg menentukan tugas masing2 anggota kel termasuk ortunya untuk mewujudkan kamar mandi bersih. Akhirnya ketika dlm 2 minggu kami punya kamar mandi bersih, kita rayakan bersama.
Wassalamu'alaykum
Salam Ibu Profesional,
Be professional, rejeki will follow
/septi peni/
Sumber : diskusi whatsapp grup ibu profesional solo, 6 Februari 2015
NaraSumber : Septi Peni
Penulis resume : Amalia
Moderator : Dian Gendhis
No comments:
Post a Comment