Wednesday, February 25, 2015

Resume Kulwap IIP: How to be Professional Mother

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandari
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni


HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional?

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.
Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :
a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)
b. Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)
c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)
d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)
e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri.

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :
a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)
b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)
c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya
d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,
Septi Peni Wulandani twitter : @septipw 
FB : Septi Peni Wulandani

----------Tanya-Jawab---------

1. Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama "mendidik anak urusan ibunya". 
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1. Teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati.


2. Assalamua'alaikum. Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2. Teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakan itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.
Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring.

3. Maksud point 2 apa? Merasa tertindas di rmh? 
3. Teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang "merasa" ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll. Maka hilangkan perasaan itu.


4. Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga. Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS. Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rumah.
4. Bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi.


5. Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar TK.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga....namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering hati kecil saya bertanya ridho kah mereka selalu menemani aktivitas saya? Profesionalkah saya sebagai ibu?
5. Teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kalau tidak, ada yg perlu dibenahi. 
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1.


6. Pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6. Teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar.

7. Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu? Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah. 
Terima kasih sebelumnya Bu Septi.
7. Teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu.

8. Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tapi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8. Teh shofi, buatlah permainan, yg ada time keepernya secara bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya.


9. Saya ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln... sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga, semua yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya, keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.
Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9. Teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp diukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan.


10. Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan "Me Time"? Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan. Trimakassii, bu Septi.
10. Teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming.


11. Saya ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln. Sudah 7 bulan ini sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak saya atas diri saya, sementara anak saya ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
11. Teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya.


12. Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng. Tiap pagi sebelum berangkat kami sengaja meluangkan waktu main, makan bersama, mohon mencerahannya how to be a professional mother for working mom? 
12. Teh Mira, jgn khawatir nanti akan kita bahas materi khusus ttg work mom ya.


13. Bu Septi, untuk poin value 'i know i can be Better' boleh berbagi bagaimana yang sudah ibu jalankan di rumah? dibuat target harian atau bagaimana sebaiknya bu? sebab kadang terasa dalam satu hari jadi 'hanya' melakukan pekerjaan rumah tangga saja. terimakasih bu
13. Teh annisa, buatlah success breed success setiap hari. Tentukan hari esok akan lebih baik apa dibandingkan hari ini. Kl saya menentukan 1 hal sukses tiap hari. Misal belajar hal baru, tepat waktu, one new idea dll.


14. Bu, bgmn caranya mengenali passion yg saya miliki , sdgkn saat ini sy sudah tdk bekerja sesuai keahlian/pendidikan formal terakhir? Sy seorang analis laboratorium kesehatan dan skr memilih mjd IRT, namun ingin tetap memiliki kegiatan2 yang membanggakan keluarga..
Terimaksih bu septi.
14. Teh echa, masing2 dr kita itu dibekali bakat unik dr Allah unt menjalankan peran hidupnya. Maka mulailah dari 4 E activities (enjoy, easy. Excellent. Earn)


15. Bagaimana menjadi ibu profesional saat masih tinggal menumpang d rmh orgtua? Bgaimana membentuk culture keluarga sesuai harapan dgn kondisi tsb?
15. Teh ulfah, perlu ketegasan pasangan untuk membentuk value keluarga kita. Kl value sdh terbentuk biasanya lebih mudah. Saran saya di awal harus pisah dulu. Krn value kel itu akan ketemu dlm kondisi kritis yg penuh drama . Setelah solid baru masukkan external family di luar kel inti.


16. Perkenalkan saya ibu dari 6 orang anak,dengan usia mereka yang begitu dekat, 9 tahun,8thn,6tahun,4 tahun 2 thn dan 1 thn (usia sya bulatkan) dan baru menjalankan HS tahun ini. Saya sering keteteran dengan tugas mengelola rumah dan mendidik anak yang tanpa khadimat, mohon sarannya bagaimana supaya mimpi saya terwujud, walau banyak anak dengan tanpa khadimat saya BISA menjadi ibu profesional baik di rumah dan masyarakat, mengantarkan anak2 menjadi generasi Robbani.
16. Teh dinda, akan lebih kl teh dinda menyiapkan dari awal semuanya, lesson plan anak, menu keluarga, dan aktivitas rutin rumah. Kemudian kerjakan yg kita mampu, pilih prioritas. Contoh kl tdk ada waktu, yg dikorbankan jangan pendidikan anak, melainkan cucian, bawa saja ke laundry.


17. Ibu, bagaimana merubah kebiasaan yg sdh brjalan, krn trus terang selama ini semua kegiatan rmh tangga tdk terstruktur dgn baik.
Contoh: anak kedua usia 2 thn sedang temper tantrum, biasanya saat dia nangis didiamkan dgn cara dituruti keinginannya, bagaimana merubah itu?
17. Teh tasi, kitalah yg harus berubah, menjadi lebih tegas pada diri kita dan anak2. Gunakan firm love, dan harus tega.


18. Bu Septi boleh minta KEYWORDnya, untuk menjalani tahapan Bunda Sayang yang memiliki ilmu tentang mendidik anak. Prioritas Ilmu apa saja yang wajib kita miliki sebagai seorang ibu?
18. Teh Muthi, KOMUNIKASI adalah yg utama di bunda sayang. Karena anak memerlukan bahasa ibu yg benar, yg akan membangun imaji positif pengasuhan ibu ke anak.


19. Bu Septi, saya ibu bekerja yg sering kali waktu kerjanya justru lebih byk dibanding suami, menurut ibu langkah apa yg hrs saya lakukan spy menjadi bunda sayang? Krn sering merasa tdk bisa membagi waktu, apalagi kami tdk mau memakai jasa ART. Apa perlu berhenti bekerja ya bu?
19. Teh Amel, ikuti saja kata hati, krn waktu tidak akan pernah berputar.


20. Bu sering sekali saya tdk bisa mematuhi jadwal yg sdh saya buat krn kebutuhan anak saya yang baru berusia dua tahun tdk bisa diprediksi, saya mencoba berdamai dg diri saya krn memang yang utama adalah anak, kadang saya nyapu dan ngepel diatas jam 11 malam hanya krn ingin menikmati rumah yg bersih dan rapih, tp kondisi itu tentu sangat melelahkan. Minta masukannya ya bu.
20. Teh Nur, prioritas yg diambil sdh betul, tinggal cut off time ketika sdh masuk jamnya istirahat harus istirahat.


21. Ibu septi,bagaimana cara menerapkan disiplin yg tegas tuk anak(anak saya perempuan 2,5thn) tanpa harus dgn nada tinggi atau tampak marah?serta bagaimana menindak lanjuti omongan kasar anak yg didapat dr teman2nya diluar? Terima kasih ibu septi
21. Teh siti, belajarlah bahasa tubuh dg benar, sehingga kita tdk boros kata. Anak ada kesempatan untuk melihat pola komunikasi kita.


22. Apa saja indikator2 keberhasilan yg bisa kita lihat/rasakan ketika kita sudah sukses menjadi Ibu Professional di keluarga?
22. Indikatornya adalah sesuai tahapan di ilmu Ibu Profesional:
a. Mendidik anaknya dengan sangat baik.
b. Bisa mengelola diri dan keluarganya dengan management yang baik.
c. Bisa produktif dengan ilmu dan pengalamannya serta mandri secaraaaaaaaa finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Keberadaannya bisa bermanfaat untuk banyak orang.

No comments: